Masjid Quba: Masjid Tertua dalam Peradaban Islam

Masjid Quba: Masjid Tertua dalam Peradaban Islam

masjid quba

Suaramuslim.net – Tahukah Anda bahwa Masjid Quba merupakan masjid tertua dalam sejarah peradaban Islam? sebuah masjid yang dibangun atas dasar ketakwaan Rasulullah sallallahi alaihi wa sallam. Bagaimana sejarah Masjid Quba? berikut ulasannya.

Masjid Quba adalah masjid tertua yang pernah dibangun dalam sejarah peradaban Islam. Sesuai namanya, rumah ibadah ini terletak di Quba, sebuah desa yang berada tidak jauh dari Kota Madinah al-Munawarah. Masjid Quba didirikan tepat setelah peristiwa hijrahnya Rasulullah sallallahi alaihi wa sallam dan kaum Muslim dari Makkah ke Madinah, 14 abad yang silam. Proses pembangunan masjid ini sendiri melibatkan Nabi sallallahi alaihi wa sallam dan para sahabat di masa itu.

Pada awalnya struktur Masjid Quba hanya berupa bangunan sangat sederhana dengan tanah liat sebagai bahan dasar utamanya. Atapnya pun hanya dibuat dari pelepah dan daun kurma. Meski demikian, masjid ini memiliki keutamaan dan keistimewaan karena dibangun Rasulullah sallallahi alaihi wa sallam atas dasar takwa dan kenabian.

Hal itu seperti difirmankan Allah SWT dalam Alquran, “Sungguh, masjid yang dibangun atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu mendirikan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS: at-Taubah [9]: 108).

Sepeninggal Rasulullah sallallahi alaihi wa sallam, Masjid Quba telah direnovasi beberapa kali oleh berbagai rezim yang pernah berkuasa sepanjang sejarah Islam. Khalifah Utsman bin Affan RA (yang memerintah dari 23–35 H) adalah orang pertama yang melakukannya. Lalu, diikuti oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99–101 H) dari Dinasti Umayyah, yang memerintahkan pembangunan menara pertama untuk masjid ini.

Abu Yali al-Husaini berkontribusi membangun mihrab (sebuah bagian yang menunjukkan arah shalat—Red) di dalam Masjid Quba pada 435 H. Pada masa pemerintahan Kesultanan Turki Utsmaniyah beberapa perubahan lainnya juga dilakukan terhadap rumah ibadah ini.

Sekitar 30 tahun yang lalu, Masjid Quba direnovasi lagi oleh Kerajaan Arab Saudi. Proyek renovasi tersebut dimulai pada 1405 H/1984 M di bawah kepemimpinan Raja Fahd bin Abdul Aziz. Dua tahun kemudian, masjid yang bangunannya telah mengalami perluasan ini secara resmi kembali dibuka untuk umum.

Arif Munandar Riswanto dalam Buku Pintar Islam terbitan Mizan menjelaskan, proyek renovasi dan perluasan Masjid Quba oleh Kerajaan Arab Saudi pada waktu itu menelan biaya sebesar 90 juta riyal. Setelah renovasi rampung, masjid bersejarah ini sekarang mampu menampung hingga 20 ribu jamaah.

Renovasi yang dilakukan Kerajaan Arab Saudi ketika itu mencakup pemasangan beberapa pintu masuk yang disediakan khusus untuk jamaah perempuan di sisi utara halaman dalam masjid. Tak hanya itu, Masjid Quba kini dilengkapi dengan empat menara, 56 kubah, dan tempat tinggal untuk para imam dan muazin. Di dalam kompleks rumah ibadah ini juga terdapat sebuah perpustakaan dan pusat perbelanjaan.

Masjid Quba Dibangun Atas Dasar Takwa

Masjid Quba adalah salah satu tempat yang dikunjungi oleh jamaah haji dan umrah. Tempat ini tidak pernah terlewatkan oleh para jamaah haji dan umrah. Pimpinan Majelis Az-Zikra, Ustaz Muhammad Arifin Ilham menjelaskan, Quba dulunya berdiri di atas kebun kurma dengan luas 1.200 meter persegi. “Setelah direnovasi, luasnya sekitar 5.860 meter persegi dan dapat menampung 20 ribu jamaah,” ujar Arifin yang berangkat umrah bersama ketiga istri dan anak-anaknya, kepada republika.co.id.

Ia menjelaskan, Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah sallallahi alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala menyebutnya sebagai masjid yang didirikan atas dasar takwa. Hal itu seperti ditegaskan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, “Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri, dan Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS At-Taubah: 8).

Arifin menyebutkan, pahala shalat di Masjid Quba, luar biasa. Ia lalu mengutip hadits Rasulullah SAW, “Barang siapa yang telah bersuci (berwudhu di rumahnya),  kemudian mendatangi Masjid Quba lalu shalat di dalamnya dua rakaat, maka baginya sama dengan pahala umrah.” Terangnya menjelaskan isi Sunan ibn Majah.

Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment