Media Sosial dan Penyebaran Tren Fashion di Kalangan Remaja

Media Sosial dan Penyebaran Tren Fashion di Kalangan Remaja

Sosial Media dan Penyebaran Tren Fashion di Kalangan Remaja
Ilustrasi fashion remaja masa kini. (Ils: yffilustration/Pinterest)

Suaramuslim.net – Beberapa tahun terakhir ini, para remaja Indonesia sedang menggandrungi tren-tren masa kini yang menurut mereka merupakan penanda status sosial mereka sebagai ‘anak hits’. Anak hits itu sendiri adalah sebutan bagi mereka yang mengikuti tren mutakhir sehingga menjadi panutan remaja lainnya. Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, untuk menjadi anak hits adalah sesuatu yang tidak sulit.

Sebut saja akun sosial media seperti Instagram. Melalui Instagram, mereka dapat dengan mudah mengakses tren fesyen agar dianggap lebih gaul. Contohnya, gerakan #OOTD di Instagram yang hingga kini masih booming, terutama di kalangan remaja putri.

Gerakan OOTD adalah Outfit Of The Day di mana seseorang memposting foto mereka menggunakan pakaian terbaik mereka, yang tentu saja merupakan pakaian hits, seperti kerudung ima scarf, jogger pants, cardigan, dan masih banyak lainnya. Para remaja putri ini, tidak peduli berapa pun usia mereka, dari anak SMP hingga mahasiswi, hampir setiap hari memposting foto #OOTD di Instagram mereka.

Contoh lainnya, tren alis Sinchan. Sebenarnya, tren alis ini bukan menduplikat alis seperti milik tokoh kartun bernama Sinchan, melainkan tren untuk membentuk alis dengan bentuk dan ketebalan tertentu. Karena tren ini begitu terkenal, beberapa produsen kosmetik bahkan menyediakan alat untuk membentuk alis sesuai keinginan agar lebih mudah pengaplikasiannya. Siapa sangka, alat tersebut laris di pasaran. Hal ini tentu saja menarik para remaja putri untuk menggunakannya untuk mendukung penampilan mereka.

Selain alat pembentuk alis, baru-baru ini peralatan make up juga semakin dicari. Sebagai bagian dari fashion, riasan bagi kaum wanita merupakan hal wajib yang harus dimiliki. Sudah sejak lama, fashion menjadi tren di masyarakat, terutama kalangan wanita. Seiring berjalanannya waktu, tren tersebut tidak melulu tentang gaya berpakaian namun juga gaya berias. Kini make up semakin digandrungi oleh masyarakat, apalagi kalangan remaja.

Kemana pun mereka, kapan pun dan apapun acaranya, mereka selalu tidak lupa untuk menggunakan riasan. Jika dulu make up merupakan barang mewah yang hanya digunakan pada saat-saat tertentu, sekarang make up seolah-olah menjadi seragam khusus bagi remaja. Bahkan ketika jam sekolah pun, ada saja yang menggunakan make up. Hal yang sama juga terjadi di kalangan mahasiswi, baik itu mahasiswi baru atau yang sebentar lagi akan lulus.

Berbeda dengan beberapa tahun silam, di mana mahasiswi yang memakai make up merupakan mahasiswa tingkat akhir saja, akhir-akhir ini semakin sulit untuk membedakan mana mahasiswa baru dan mahasiswa akhir. Make up lah yang menyebabkan hal ini. Bahkan tidak hanya mahasiswi, namun para mahasiswanya pun tak ketinggalan.

Tiga contoh di atas, foto #OOTD, alis hits, dan make up, sebenarnya memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Penjelasannya seperti berikut. Jika seorang remaja ingin memposting foto #OOTD di akun Instagram miliknya, tentu saja dia harus mendandani dirinya secantik mungkin agar postingannya di sukai banyak orang sehingga dia menjadi ‘anak hits’. Dengan kata lain, foto #OOTD ini sepaket dengan penggunaan alis hits dan tidak terkecuali, make up. Tanpa alis hits, tampilannya akan biasa-biasa saja.

Namun yang paling penting adalah, tanpa make up, tampilannya tidak akan menarik. Di sini, make up memegang peran penting. Walaupun pakaian yang dipakai biasa-biasa saja, jika dia memakai make up, maka tampilannya akan berubah 360 derajat menjadi “wah”!.

Ditambah dengan harga make up yang kini semakin terjangkau, para remaja putri berbondong-bondong untuk membeli dan mengoleksi peralatan make up masa kini. Tidak heran jika dengan mudah dapat dijumpai anak pelajar yang sudah terlatih menggunakan make up, bahkan sampai pergi ke sekolah pun juga menggunakan make up. Jika sudah begini, para orang tua juga harus membatasi kebiasaan ber-make up mereka. Namun, jika produk make up di pasaran dijual dengan harga murah seperti sekarang ini, tentu akan susah bagi mereka untuk mengontrol anak-anak mereka.

Ada banyak kemungkinan faktor yang menyebabkan para remaja putri menggunakan make up.

  1. Agar dikenal sebagai anak hits.

Seperti yang dijelaskan di bagian awal, anak hits selalu identik dengan fashion, terutama make up. Sebagai anak hits, penampilan tentu harus up to date dengan tren-tren yang ada.

  1. Mempercantik diri.

Make up sudah dikenal lama sebagai salah satu cara untuk mempercantik penampilan. Bahkan di internet, tutorial-tutorial make up banyak dijumpai, baik unuk pemula atau untuk mereka yang sudah ahli. Banyak juga video ataupun foto yang menunjukkan hasil sebelum dan sesudah menggunakan make up, dimana seseorang yang tampilannya biasa-biasa saja akan berubah menjadi lebih cantik dengan bantuan make up.

  1. Sekadar coba-coba.

Meskipun terlihat sepele, yang semula sekedar coba-coba dapat menjadi ketagihan karena seringnya penggunaan make up, sama halnya dengan para pecandu. Dalam hal ini, make up bisa menjadi sebuah candu yang nanti para pemakainya akan merasa tidak percaya diri jika tidak memakai make up.

Dari tiga alasan di atas, ada kemungkinan bahwa make up menjadi tren dikarenakan adanya bantuan dari pihak ketiga, yakni media sosial. Media sosial secara tidak langsung berperan sebagai penghubung antara produk-produk make up dengan konsumen. Media sosial memudahkan penyebaran tren penggunaan make up pada mereka yang aktif bermedia-sosial. Tidak sedikit mereka yang sebelumnya tidak tahu-menahu tentang make up, menjadi ahli untuk menggunakan make up setelah melihat postingan video atau foto tentang tutorial menggunakan make up yang ada di media sosial.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment