Suaramuslim.net – Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah (titipan) yang Allah berikan kepada setiap orang tua. Oleh karena itu orang tua hendaknya memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak-anaknya.
Namun, sebagian orang ada yang lebih mendambakan kehadiran anak laki-laki daripada anak perempuan. Anak laki-laki dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka bangga dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki.
Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan merupakan aib dan dianggap bencana. Mereka sedih dan kecewa jika dikaruniai anak perempuan.
Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah. Bahkan Islam secara khusus menjelaskan tentang keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orang tua yang memelihara dan mendidik anak-anak perempuan mereka.
Dalam Al-Quran Allah menyebut anak perempuan lebih awal kemudian anak laki-laki
“Hanya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.” (As-Syura: 49).
Dalam ayat ini, ketika Allah menceritakan nikmat anak yang Allah berikan kepada hamba-Nya, Allah awali dengan anak perempuan, baru anak lelaki.
Imam Muslim rahimahullah membuat sebuah bab dalam kitab sahihnya dengan judul “Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak-Anak Perempuan.”
Beliau membawakan tiga hadis sebagai berikut:
Hadis dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata,
Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apa pun kecuali satu buah kurma. Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya.
Setelah itu Nabi datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka.” (Muslim 2629).
Diriwayatkan juga dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata,
“Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya.
Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka.” (Muslim 2630).
Para ulama menilai keberuntungan bagi yang memiliki anak perempuan, untuk membangun sikap optimis terhadap setiap anugrah yang Allah berikan. Agar jangan sampai muncul perasaan sial, seperti yang diyakini masyarakat jahiliyah.
Allah ceritakan karakter mereka dalam Al-Qur’an,“Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?” (An-Nahl