Suaramuslim.net – Ternyata, istilah “jihad” tidak hanya diartikan dengan berperang. Jihadpun beragam tingkatannya. Berikut penjelasan tentang makna jihad dan tingkatannya.
Dilansir oleh almanhaj.or.id, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencontohkan kepada kita tentang perihal berjihad dan beliau adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad. Bukan hanya itu beliau juga telah berjihad dalam segala macam dan bentuknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjihad dengan penuh kesungguhan yaitu dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, dakwah dan keterangan (ilmu), pedang dan senjata. Semua waktu beliau hanya untuk berjihad dengan hati, lisan dan tangan beliau. Oleh karena itulah, beliau amat harum namanya di sisi manusia dan paling mulia di sisi Allah.
Ada beberapa jenis dan tingkatan Jihad. Akhir-akhir ini, “jihad” hanya diartikan dengan perang. Memang, perang untuk mempertahankan harga diri dan agama merupakan jihad, hanya saja jihad mempunyai makna yang lebih luas.
Oleh karena itu, Imam Ibnul Qayyim menjelaskan jenis jihad ditinjau dari obyeknya dengan menyatakan bahwa jihad memiliki empat tingkatan, yaitu jihad memerangi hawa nafsu, jihad memerangi syetan, jihad memerangi orang kafir dan jihad memerangi orang munafik. Namun dalam keterangan selanjutnya Ibnul Qayyim menambah dengan jihad melawan pelaku kezhaliman, bid’ah dan kemungkaran.
Kemudian beliau menjelaskan 13 tingkatan bagi jenis-jenis jihad di atas dengan menyatakan bahwa jihad memerangi nafsu memiliki empat tingkatan. Pertama, jihad untuk menuntut ilmu dunia dan ilmu agama. Ini bisa diartikan bahwa dengan memiliki ilmu, orang akan memiliki petunjuk serta dijauhkan dari kesengsaraan dunia dan akhirat.
Kedua, dengan mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan. Karena, akan berbahaya jika melakukan segala amalan tanpa dilandasi dengan ilmu yang baik. Ketiga, jihad dengan cara berdakwah atau mengamalkan ilmu. Jika hal ini tidak dilakukan bagi orang yang sudah berilmu, maka ia termasuk orang yang menyembunyikan kebenaran dan tentunya ilmunya tidak bermanfaat bagi orang lain serta tidak bisa menyelamatkan dari adzab Allah. Tingkatan keempat adalah jihad dengan cara tabah menghadapi kesulitan dalam berdakwah.
Berjihad dengan Memerangi Syubhat dan Keraguan
Bukan hanya itu, memerangi setan juga merupakan perkara jihad yang memiliki dua tingkatan yaitu memeranginya untuk menolak syubhat dan keraguan yang merusak iman yang syetan arahkan kepada hamba. Tingkatan yang kedua adalah memeranginya untuk menolak keinginan buruk dan syahwat yang syetan lemparkan kepadanya.
Allah ta’ala berfirman, “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah: 24).
Allah menjelaskan bahwa kepemimpinan agama hanyalah didapatkan dengan kesabaran dan yakin, lalu dengan kesabaran ia menolak syahwat dan keinginan rusak dan dengan yakin ia menolak keraguan dan syubhat.
Adapun jihad memerangi orang kafir dan munafik memiliki 4 tingkatan yaitu dengan hati, lisan, harta dan jiwa. Jihad memerangi orang kafir lebih khusus dengan tangan sedangkan jihad memerangi orang munafik lebih khusus dengan lisan.
Sedang jihad memerangi pelaku kezaliman, kebid’ahan dan kemungkaran memiliki 3 tingkatan yaitu (1) dengan tangan bila mampu, (2) apabila tidak mampu, berpindah pada lisan, (3) bila juga tidak mampu maka diingkari dengan hati.
Inilah tiga belas martabat jihad dan barang siapa yang meninggal dan belum berperang dan tidak pernah membisikkan jiwanya untuk berperang maka meninggal diatas satu cabang kemunafikan.
Kontributor: Yetty
Editor: Muhammad Nashir