Memilih Pemimpin NKRI

Memilih Pemimpin NKRI

Inilah 4 Aspek dalam Memilih Pemimpin NKRI

Suaramuslim.net – Merespon teman aktifis Islam yang memposting polling capres di internet untuk dipilih sesuai hati nurani karena konstelasi politik berubah cepat, maka saya uraikan ilustrasi bagaimana idealnya pandangan tentang kepemimpinan negeri menuju kejayaan NKRI di masa depan. Ada 4 aspek yang perlu dicermati sebagai berikut:

1. Nurani orang Indonesia itu variatif sekali, yang di dalam tuntunan Islam ada 5 kategori: kafirin, munafikin, zalimin, jahilin, dan mukminin. Apa kita tidak diwajibkan untuk mengajak memilih pemimpin NKRI sesuai nurani mukminin? Kewajiban syar’i bagi para mukminin adalah mengajak orang memilih pemimpin NKRI sesuai Al Quran.

Kewajiban mengajak itu wajib, respon yang diajak itulah yang bukan otoritas kita. Para mukminin dilarang pasif lalu membiarkan umat Islam yang awam memilih pemimpin sekehendak nuraninya belaka tanpa disampaikan padanya bagaimana Islam mengajarkan memilih pemimpin negeri.

2. Ringkasnya Al Quran mengajarkan agar memilih pemimpin negeri itu orang yang berkualitas mukmin, yaitu muslim pejuang Islam, taat syariat dalam semua aspek kehidupan, memiliki keilmuan naqliah dan aqliah. Jangan memilih pemimpin dari figur kafirin, munafikn, zalimin, jahilin karena mereka itu akan merusak negeri dengan kebijakan yang tidak syar’i.

Lihat Al Quran surah 2 ayat 11. Apakah masih tidak jelas perintah Al Quran tentang kepemimpinan negeri? Mari dilihat surah 5 ayat 51-57, surah 3 ayat 28-30 dan surah 49 ayat 15.

3. Urutan proses terkait kepemimpinan negeri yang sedang berlaku di Indonesia tentu perlu dipahami mulai dengan pengajuan capres oleh parpol (bukan oleh ormas/yayasan/lsm). Dari awal ini saja pemimpin parpol yang berkualitas mukmin sudah harus mengusung capres sesuai kriteria yang diajarkan Al Quran. Kemudian akan ada kampanye capres oleh timses dan siapa saja yang punya kesadaran pemihakan terhadap capres ideal.

Terakhir adalah para pemilih datang ke TPS memilih capres yang diinginkan. Keseluruhan proses tersebut harusnya dipahami umat Islam. Bagi yang belum tahu perlu diberitahu oleh yang sudah sadar akan pentingnya Islam politik dalam kehidupan berislamnya, selain mereka beritual dan beramal sosial.

4. Merespon tantangan akan adanya pilpres 2019 nanti, umat Islam tidak layak lagi berpikir menebak-nebak (via polling sekalipun) siapa yang memiliki elektabilitas tinggi, lalu terjerumus ke pengajuan capres yang tidak sejalan dengan syariat.

Umat Islam, terlebih tokoh Islam, khususnya lagi yang sedang memiliki posisi menentukan di parpol, sudah harus menggunakan kriteria Al Quran dalam mengusung figur capres untuk nanti dipilih umat sebagai capres syari.

Abaikanlah hasil polling elektabilitas, fokuslah pada figur yang sesuai kriteria syariat untuk diusung sebagai capres 2019 dan ditawarkan kepada umat. Insyaallah capres sesuai syariat Islam yang akan memenangkan pertarungan karena di dalamnya ada pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.

Penulis: Fuad Amsyari*
Editor: Oki Aryono

*Ketua Syarikat Islam Politik
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment