Suaramuslim.net – Dalam kehidupan ini kadang kala kita mendapat perlakuan tidak adil. Banyak kejadian di masa lalu yang menunjukkan peristiwa ketidakadilan dan kezaliman antara satu pihak ke pihak lain. Dan memang begitulah dunia itu. Kehidupan dunia itu tempatnya beramal. Dunia bukan tempat pembalasan. Hanya negeri akhirat kelak-lah tempatnya pembalasan. Maka, bagi kamu yang mengalami intimidasi, penganiayaan dan dizalimi, bisa membaca doa-doa ini. Inilah doa orang teraniaya/dizalimi.
Dunia ini memang tempatnya ujian. Untuk mengetahui siapakah di antara manusia itu yang berbuat baik dan siapa yang berbuat buruk. Bahkan, di dunia ini masih banyak kezaliman dan ketidakadilan di belahan dunia. Dan selalu ada manusia yang teraniaya, tertindas atau dizalimi tanpa ada pertanggungjawaban di dunia. Di tulisan ini, kami sedikit paparkan doa orang teraniaya/dizalimi.
Namun semua perbuatan manusia tak akan luput dari catatan Allah dan akan dibalas meskipun itu perbuatan sangat kecil. “Siapa saja yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan siapa saja mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya” (QS Fushilat 46).
Di artikel pendek ini, kami tuliskan beberapa doa yang dibaca para nabi, rasul dan orang beriman ketika teraniaya oleh kaumnya atau musuh dakwah. Inilah doa orang teraniaya/dizalimi agar hati orang mukmin itu tetap tenang dalam keadaan cobaan yang menimpa. Karena sesungguhnya kehidupan ini hanya bisa diisi oleh rasa sabar dan syukur. Inilah keadaan orang mukmin itu.
Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya. Dan yang demikian itu hanya ada pada seorang mukmin. Jika mendapat kesenangan dia bersyukur, maka syukur itu baik baginya. Dan jika mendapat musibah dia bersabar, maka sabar itu baik baginya” (HR Muslim).
- Innī tawakkaltu ‘alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī ‘alā ṣirāṭim mustaqīm
Nabi Hud tinggal di Yaman bersama kaum ‘Aad. Mereka punya keahlian membangun bangunan tinggi di gunung-gunung. “Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main (bermewah-mewah) –Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud agar kamu kekal (di dunia)?” (QS Asy Syu’ara 128-129).
Kaum Aad ini kejam dan suka menindas. “Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis.–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.–Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,–Dan kebun-kebun dan mata air,” (QS Asy Syu’ara: 130-134)
Maka ketika kaum Aad menentang utusan Allah. Maka Nabi Hud, berdoa innī tawakkaltu ‘alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī ‘alā ṣirāṭim mustaqīm ‘Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus’ (QS Hud 56).
- Hasbunallah wanimal wakil
“‘Cukuplah Allah (penolong kami), (Dia) adalah sebagai sebaik-sebaik pelindung.”
Allah berfirman, “(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung’” (QS Ali ‘Imran 173).
Atau bisa juga membaca ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huwa, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm ‘…Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung” (QS At Taubah 129).
Rasulullah saw. bersabda, “Aku terkesima kepada orang yang merasa ketakutan kemudian mengucapkan ‘Hasbunallah wani’mal wakil’ (cukuplah Allah sebagai penolong kami dan sebaik-baik tempat berlindung). Sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah menjawab (QS Ali Imran 174), ‘Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
- La Haula wa La Quwwata Illa Billah
Artinya, “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.”
Suatu ketika di zaman dulu zikir laa hawla wa laa quwwata illa billah memberikan pertolongan untuk lepas dari bahaya sebab termasuk keutamaan berdzikir kepada Allah. Suatu ketika Al Asyja’i melaporkan kepada Rasulullah Muhammad saw bahwa anaknya yang bernama Auf telah ditawan oleh musuh. Maka Rasulullah berpesan kepadanya agar Al Asyja’i mengutus seseorang untuk menemui anaknya dan menyampaikan agar Auf memperbanyak membaca La Haula wa La Quwwata Illa Billah.
Suatu ketika Nabi saw bersabda pada ‘Abdullah bin Qois, “Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘Laa hawla wa laa quwwata illa billah,’ karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga” (HR Bukhari no. 7386). Dzikir laa hawla wa laa quwwata illa billah merupakan dzikir yang penuh kebaikan hingga nantinya bisa menjadi jalan untuk mendapat hal berharga di surga sebab itulah pengaruh zikir terhadap jiwa.
Allah menceritakan dua orang pemilik kebun, yang satu menasihati rekannya, “Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan, maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin; (QS Al Kahfi 39-40).
- Rabbi adkhilni mudkhola shidqin wa akhrijnii mukhraja shidqin waj’alli milladunka sulthaanannashiiraa
Artinya, “Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah pula aku secara keluar yang benar. Dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong” (QS Al Isra’ 80).
- Wa ufawwidu amrii ilallah. Innallaha basiiruum bil ‘ibaad.
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya” (QS Al Mukmin 44).
Inilah ucapan kerabat Firaun yang mengimani Nabi Musa dan Harun secara sembunyi-sembunyi. Ia ikut membantu dakwah dan menjelaskan risalah Musa-Harun kepada Firaun dan kaumnnya. Allah Swt. memuji keluarga Fir’aun yang beriman ini, sekaligus mengabadikan munajatnya kepada Allah, sembari menentang keras kaumnya sendiri.