Suaramuslim.net – Mendidik anak laki-laki itu memiliki tantangan tersendiri. Mengingat kelak anak laki-laki akan menjadi pemimpin. Salah satunya adalah pemimpin bagi keluarganya nanti. Namun, fenomena sekarang, banyak ditemui laki-laki yang sudah menikah, karena ketidakberdayaannya malah menganggur dan tidak bisa mencari nafkah. Hal ini bukan karena laki-laki ini sakit atau alasan syar’i yang menyebabkannya tidak bisa mencari nafkah. Ini karena malas dan bingung tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya memaksa sang istri terjun pula memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Adakah yang salah dalam proses pendidikan laki-laki ini? Ada. Bahkan sering kali disepelekan. Masih anggapan umum, bahwa anak laki-laki tidak perlu ke dapur. Bersih-bersih rumah selama ini pun orang tua sering membebankan tugas ini kepada anaknya yang perempuan. Laki-laki itu harus dihormati. Budaya ini masih kental di masyarakat.
Apa akibatnya? Anak perempuanlah yang gesit dan tangguh menghadapi masa depannya. Bahkan ketika anak perempuan dewasa dan menikah, ketika ekonomi keluarga melemah, dia lah jua yang paling banyak ide bagaimana menambah penghasilan tanpa ragu dan malu.
Lantas bagaimana mendidik anak laki-laki agar mampu bertahan hidup nanti? Lakukan 2 hal ini.
Petualangan
Ya, ini tidak harus mendaki gunung dan kemah di sana beberapa hari. Kegiatan sederhana pun bisa dilakukan. Seperti berjalan kaki di luar selama 30 menit setiap hari. Anak laki-laki juga perlu diajak berpetualang dengan cara “ngebolang”. Di Depok, pernah diadakan sebuah kegiatan seperti ini dengan modal sedikit uang. “Ngebolang” dilakukan selama 3 hari dengan pemandu, namun ditantang dengan uang sedikit mereka bisa bertahan hidup. Tentu saja kreatifitas mereka akan tumbuh ketika kondisi terjepit seperti itu.
Kegiatan seperti ini juga akan menuntut anak laki-laki berpikir detail dalam rencana dan aplikasinya. Bagaimana mereka menghitung dan merencanakan uang yang sedikit itu. Akankah dihabiskan begitu saja atau akan diolah kembali hingga uang bisa berkembang. Tak mudah memang, namun kegiatan seperti ini bisa memberikan bekal anak laki-laki kelak.
Partisipasi Aktif Urusan Rumah Tangga
Biarkan anak laki-laki menyapu. Karena itu akan mengajarkan ketelitian. Biarkan juga dia mengecek apakah beras di rumah habis atau masih ada? Jika masih ada, biarkan dia belajar bahwa beras yang masih ada itu bisa cukup untuk berapa hari dikonsumsi keluarganya. Pun, biarkan anak laki-laki memeriksa adakah yang kurang di dapur untuk makanan sehari-hari. Hal ini akan memberikan bayangan dan gambaran baginya berapa pengeluaran sebulan untuk hal pangan. Lalu dia akan membandingkan dengan pendapatan yang diterima orang tuanya.
Biarkan anak laki-laki melipat bajunya sendiri. Biarkan pula dia bisa mencuci baju serta menjemurnya. Agar anak laki-laki mandiri dan bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Jika dirinya sendiri saja tidak bisa mengurus, bagaimana dia akan mengurus keluarganya nanti?
Mendidik anak laki-laki tak menjadi masalah jika harus berkutat di rumah tentang urusan kerumahtanggaan. Bukankah Rasulullah juga melakukan hal serupa dalam rumahnya? Maka sudah sepatutnya kita meneladani manusia mulia ini dalam mendidik anak laki-laki.
Kontributor: Henny Puspitarini
Editor: Oki Aryono