Suaramuslim.net – Anak adalah amanah, anugerah, sekaligus investasi yang berharga. Maka berbahagialah kita yang sudah dan mungkin akan memilikinya. Karena kehadirannya akan melengkapi hidup kita, juga memberikan pelajaran yang sangat berarti dalam menjalankan peran kita sebagai orang tua.
Setiap orang tua pasti sangat mendambakan lahirnya anak yang cerdas dan sholeh-sholehah. Tentunya, kecerdasan dan kesholihan itu tidak hanya ditentukan secara genetik ataupun kecukupun gizi saja. Namun yang tak kalah penting adalah kualitas pendidikan yang kita berikan pada anak sejak ditiupkannya roh hingga dewasa. Lalu, bagaimana kita bisa mendidik anak sejak dalam kandungan?
Membacakan Al Quran untuk Janin
Dalam penelitian Verny T dan Kelly J yang berjudul ‘Secret Life of The Unborn Child’ (Rahasia Kehidupan Anak dalam Kandungan), disimpulkan bahwa pada usia tertentu, janin sudah dapat membedakan mana kondisi yang menyenangkan untuk dirinya, dan mana yang tidak.
Mereka juga menemukan, kondisi stres yang berlangsung lama pada ibu hamil akan mempengaruhi janin melalui pengeluaran hormon yang masuk dalam peredaran darah. Hal ini dapat membawa pengaruh kurang baik tidak saja pada ibu hamil, tetapi juga pada janinnya, bahkan hingga si anak dewasa.
Maka ibu hamil harus mampu menjaga ketenangan batinnya agar tidak stress. Lalu apa solusinya? Mari kita renungkan kembali firman Allah SWT dalam QS. Ar-Ra’du ayat 28 yang artinya, “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang”.
Ayat tersebut mengajarkan pada kita semua untuk kembali mengingat Allah. Tentunya tidak sebatas dalam ingatan tanpa adanya sebuah amalan yang mendekatkan kita pada-Nya. Begitu pula pada ibu hamil, sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan sholih sebagai sumber energi untuk melawan segala bentuk stress. Salah satunya dengan memperbanyak tilawah Al Quran. Hal ini jugalah yang mendasari dikembangkannya metode pendidikan pada janin yang dilakukan dengan memberikan stimulasi atau rangsangan pada sel-sel otak janin. Caranya dengan memperdengarkan bacaan Al-Quran, terutama oleh ibunya.
Senantiasa Berdoa
Berdoa, bermunajat, mengharap kepada Allah, agar bayi di dalam kandungan terpelihara dan kelak menjadi anak shalih-shalihah. Di antara doa-doa di dalam Al Quran bagus untuk senantiasa disenandungkan para orang tua, terutama untuk ibu hamil. Di antaranya dalam QS. Ash-Shaffat ayat 100 yang artinya, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih” dan dalam QS. Ali Imron ayat 38 yang artinya, “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa”.
Mengkonsumsi Makanan Halalan Thayyiban
Anak adalah amanat yang terbesar dari Allah kepada setiap orang tua untuk dijaga sesuai tuntunan Allah. Maka, jangan sampai hidupnya kelak menjadi sia-sia tanpa mengenal syariat-Nya. Salah satu pendidikan dari Allah yang utama, agar tumbuh anak-anak shalih-shalihah adalah dengan memberinya asupan makanan halal dan thayyib untuk sang bayi dalam kandungan.
Allah menyebutkan di dalam QS. Al-Baqarah ayat 168 yang artinya, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Selain itu, dalam sebuah hadits dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan, “Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya”. (H.R. Ibnu Hibban)
Menjaga Akhlakul Karimah
Mengingat orang tua sejatinya adalah panutan dan teladan bagi keluarga dan anak-anaknya, maka menjaga perilaku yang baik (akhlakul karimah) merupakan salah satu tugas pokok orang tua. Apalagi jika ibu sedang dalam keadaan mengandung.
Jika orang tua menginginkan janin yang dikandung ibu kelak menjadi anak shalih, berakhlak mulia, maka kedua orang tuanya patut menjaga diri dari perilaku maksiat. Sebab hal itu secara tidak langsung merupakan bentuk pendidikan kepada anak. Hal ini karena pada hakikatnya anak dalam keadaan fitrah, sehingga kedua orang tuanyalah yang memiliki peran mempengaruhi, utamanya untuk peran akhlakul karimah. Jadi, bagaimana sikap anak setelah tumbuh besar kelak, salah satunya dipengaruhi oleh akhlak orang tua saat ibu sedang hamil.
Mendidik anak di waktu kecil seperti mengukir di batu, mendidik anak di waktu besar seperti mengukir di air. Kalau baik pendidikannya di masa kecil, maka insyaallah akan baik sampai dia dewasa. Jadi, jangan sampai terlambat dalam mendidik anak, sehingga orang lain atau lingkungan yang akan membentuknya. Kita tidak tahu dan tidak bisa mengontrol secara langsung bagaimana jika mereka yang mendidik anak kita. Sekarang, masihkah kita bertanya “haruskah menddik anak sejak dalam kandungan?”
Kontributor: Ummu Naura
Editor: Oki Aryono