Meneladani Kemurahan Hati Asma’ binti Abu Bakar

Meneladani Kemurahan Hati Asma’ binti Abu Bakar

Meneladani Kemurahan Hati Asma’ binti Abu Bakar

Suaramuslim.net – Asma’ binti Abu Bakar merupakan shahabiyah yang namanya sering dicatut dalam kisah hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama Abu Bakar ke Madinah.

Asma’ bertugas mengantarkan perbekalan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar meskipun kondisinya kala itu sedang hamil. Ia merobek ikat pinggangnya menjadi dua, yang satu untuk mengikat ransel berisi perbekalan sedangkan yang lain untuk menutupi kepalanya. Oleh karena itu, ia mempunyai sebutan dzatun nithaqain dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwasannya Allah subhanahu wa ta’ala akan mengganti ikat pinggang Asma’ dengan dua ikat pinggang di surga.

Selain pengorbanan Asma’ dalam peristiwa hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Asma’ juga terkenal dengan kemurahan hati yang ia miliki meskipun dirinya sendiri dalam kondisi yang sempit. Meskipun ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah pedagang yang kaya raya, namun setelah hijrah ke Madinah Abu Bakar tidak meninggalkan harta untuk keluarganya.

Begitu pula suaminya, Zubair bin Awwam, yang merupakan seorang terhormat dan mulia juga sukses dalam perniagaan. Namun harta yang ia miliki diinfakkan seluruhnya di jalan Allah hingga ia sendiri meninggal dalam kondisi membawa hutang. Kemurahan hati dan kedermawanan tersebut juga mengalir dalam diri Asma’ binti Abu Bakar.

Kemurahan hati Asma’ binti Abu Bakar disebutkan Adz-Dzahabi dalam At-Tarikh (III/135). Diriwayatkan dari Qasim bin Muhammad, “Aku mendengar Ibnu Zubair berkata, ‘Tidak pernah aku melihat seorang wanita pun yang lebih murah hati dari Aisyah dan Asma’. Kemurahan hati keduanya berbeda. Adapun Aisyah, ia mengumpulkan sesuatu hingga setelah terkumpul, kemudian ia bagi-bagikan. Sementara Asma’, ia tidak pernah menyimpan apapun hingga esok hari.” Hadits riwayat Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat (VII/252) juga menyebutkan, diriwayatkan oleh Fatimah binti Mundzir. “Suatu ketika Asma’ pernah jatuh sakit, lalu ia memerdekakan seluruh budak miliknya.

Kemurahan hati dan kedermawanan Asma’ bukannya tanpa sebab. Dalam hadits riwayat Bukhari diceritakan bahwa suatu ketika Asma’ pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian ia bertanya, “Wahai Rasulullah! Aku tidak punya apa pun selain yang dibawa pulang Zubair, apakah aku harus bersedekah?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menyuruh Asma’ untuk bersedekah dan tidak menyimpan hartanya. Karena hal tersebut dapat menyebabkan rezekinya terhenti.

Pesan yang diperoleh Asma’ dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu didengungkan kepada putra-putri juga keluarganya supaya senantiasa berinfak dan bersedekah. “Berinfak dan bersedekahlah. Jangan menunggu sampai ada lebihan. Jika kalian menunggu adanya kelebihan, niscaya kalian tidak akan punya kelebihan apa pun. Namun jika kalian bersedekah, kalian tidak akan kekurangan.”

Kisah kemurahan hati dan kedermawanan Asma’ binti Abu Bakar bisa menjadi refleksi kepada diri masing-masing. Kondisi yang sempit tidak menjadi halangan Asma’ binti Abu Bakar untuk mendermakan hartanya. Bersedekah dan berinfak sesungguhnya tidak membuat harta yang dimiliki semakin sedikit, melainkan dapat memperkaya hati dan melancarkan rezeki yang diturunkan Allah.

Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Ali Imran: 133-134 mengenai bersedekah di segala kondisi. “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan Bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah subhanahu wa ta’ala menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Penulis: Dinda Sarihati Sutejo
Tim Islamic Youth Community Kota Pasuruan

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment