Inilah Sebab Mengapa Rasulullah Sangat Mencintai Khadijah

Inilah Sebab Mengapa Rasulullah Sangat Mencintai Khadijah

Istri Rasulullah SAW - Khadijah

Suaramuslim.net – Khadijah binti Khuwalid, adalah orang yang berhasil membuat Aisyah, ummul mukminin cemburu. Bahkan walau Khadijah telah tiada, Rasulullah selalu menyebut-nyebutnya dalam setiap kesempatan, dan tidak bosan-bosan memujinya. Tulisan ini menjelaskan mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu mencintainya.

Aisyah pernah berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada istri-istri Rasulullah kecuali pada Khadijah. Walaupun aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Rasulullah sering menyebutnya setiap saat.

Kehidupan rumah tangga Rasulullah dan Khadijah berjalan dengan penuh romantisme, hingga tiba masa dimana Rasulullah harus merelakan ajal menjemput istri kesayangannya, Khadijah radhiyallahu anha.

Setahun setelah Khadijah wafat, ada seorang sahabiah datang menemui Rasulullah. Wanita ini kemudian bertanya. “Ya, Rasulullah. Mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar.” Sambil menangis Rasulullah menjawab. “Masih adakah orang lain setelah setelah Khadijah?” Jika bukan karena perintah langsung dari Allah,  mungkin saja Rasulullah tidak akan pernah menikah lagi untuk selama-lamanya karena ketulusannya mencintai Khadijah radhiyallahu‘anha.

Istri Berhati Pengasih

Khadijah radhiyallahu ‘anha adalah sosok istri yang amat mencintai suaminya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Khadijah, senantiasa menyediakan setiap sarana yang dapat memberi ketenangan dan kesenangan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika beliau mengisyaratkan sesuatu, Khadijah langsung memenuhinya. Khadijah benar-benar sepenuhnya  memberi  seluruh emosi, perasaan, bahkan hartanya kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ia begitu pengasih, diceritakan dalam Shirah Shahabiyah, kala itu Rasulullah sedang berbincang dengan Khadijah. Kemudian, terpotong oleh salah seorang pelayan yang masuk. Ia berkata, “Tuanku, sesungguhnya Halimah binti Abdullah bin Al Harits As-Sa’diyah memohon izin untuk bertemu dengan Anda berdua.”

Mendengar nama itu Rasulullah dipenuhi dengan rasa kerinduan yang teramat dalam. Bagaimana tidak? ia menghabiskan masa kecilnya bersama Halimah binti Abdullah bin Harits As-Sa’diyah.  Khadijah langsung berdiri menyambut kedatangan Halimah.

Perbincangan pun mengalir hangat di antara mereka. Hingga sampai pada keadaan Rasulullah menanyakan keadaan ibu susu Nabi itu.  Halimah mengadukan kondisi hidupnya yang sulit dan kekeringan yang menimpa bani sa’ad  kepada Rasulullah.

Mendengar hal itu Rasulullah berbicara kepada Khadijah. Kemudian, Khadijah membalasnya dengan penuh kasih sayang. Dengan senang hati ia menyerahkan 40 ekor kambing dan seekor unta untuk membawa air serta perbekalan yang cukup hingga Halimah sampai pada kampung halamannya.

Sebagai seorang istri, Khadijah merupakan istri yang pemurah. Khadijah selalu siap mengorbankan seluruh hartanya demi menyenangkan suaminya.

Rumah Tangga yang Berkah

Rumah tangga Rasulullah dan Khadijah adalah rumah tangga berkah  yang dibangun pada pondasi mawaddah, kasih sayang dan penuh cinta. Sebagai istri, Khadijah tak pernah merasa lelah membahagiakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada hari itu, sempurnalah rumah tangga khadijah dengan Rasulullah. Ia membawa kabar bahagia bahwa ia sedang mengandung. Rasulullah merasa bahagia dengan berita yang sangat berharga itu.

Khadijah merasa sangat senang, Ia merasa bahwa suaminya suatu saat akan menjadi orang besar di masa yang akan datang. Sehingga, ia berharap dapat memberi keturunan kepadanya.  Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, menyebutkan putra-putri Rasulullah dan Khadijah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Khadijah melahirkan keturunan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang terdiri dari dua laki-laki dan empat perempuan. Mereka adalah, Al Qasim, Abdullah, Fatimah, Ummu Kultsum dan Ruqayyah”.

Namun, semua anak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia saat beliau masih hidup, kecuali Fatimah. Dari rumah yang penuh berkah itu, muncullah Fatimah yang kemudian menjadi  pemimpin wanita ahli surga. Ibu kandung dari Hasan dan Husain yang merupakan pemimpin muda ahli surga. Fatimah, istri dari satu di antara sepuluh orang yang dijamin masuk surga. Sungguh sebuah rumah yang penuh berkah dan menyebarkan keharuman iman di seluruh penjuru dunia. (muf/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment