Suaramuslim.net – Penyakit Kawasaki (PK) atau Kawasaki Disease akhir-akhir ini sering menjadi perbincangan baik di kalangan masyarakat, di media maupun di kalangan tenaga medis, termasuk dokter. Penyakit yang pertama kali ditemukan oleh Prof. Tomisaku Kawasaki (dokter spesialis anak di Jepang) ini merupakan penyakit pada anak, yang awalnya disebut sebagai sindrom mucocutaneous lymph node.
Beberapa gejala dan tanda klinis, pengobatan, serta komplikasi yang cukup berbahaya dari penyakit ini perlu diketahui oleh kita semua.
Pengertian penyakit kawasaki
Penyakit kawasaki adalah penyakit yang paling sering menyerang anak-anak. Penyakit ini merupakan inflamasi/radang pada arteri di seluruh tubuh. Inflamasi ini cenderung terjadi di arteri koroner yang menyuplai darah ke otot-otot jantung. Selain efeknya pada arteri, penyakit kawasaki juga mengenai kelenjar getah bening, kulit, serta membran mukosa pada mulut, hidung, dan tenggorokan.
Seberapa umumkah penyakit Kawasaki?
Penyakit kawasaki tergolong langka, tapi sangat serius dan dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.
Penyakit ini lebih umum ditemukan di negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Taiwan. Angka kejadian tertinggi penyakit ini terdapat di Jepang, dengan frekuensi 10-20 kali lebih tinggi dibanding negara-negara lainnya.
Kasus kemunculan atau diagnosis penyakit kawasaki terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Umumnya, pasien yang terdiagnosis dengan penyakit ini berusia di bawah 10 tahun. Sekitar 85-90% kasus penyakit ini terjadi pada anak di bawah 5 tahun, dan 90-95% pada anak berusia di bawah 10 tahun.
Selain itu, penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak berjenis kelamin laki-laki dibanding perempuan. Angka kematian dan komplikasi penyakit pun lebih banyak ditemukan pada pasien laki-laki dibanding perempuan.
Faktor risiko penyakit Kawasaki
Beberapa faktor berikut dapat membuat seseorang rentan mengalami penyakit Kawasaki, antara lain:
- Anak laki-laki lebih rentan terhadap penyakit ini dibandingkan anak perempuan.
- Usia enam bulan sampai lima tahun lebih rentan dibandingkan anak-anak di golongan usia lain.
- Etnis Asia.
Apa saja tanda-tanda dan gejala penyakit kawasaki?
Tanda-tanda dan gejala penyakit kawasaki umumnya muncul secara bertahap. Pada beberapa negara di Asia, gejala-gejala lebih sering muncul saat pertengahan musim panas.
Gejala yang paling umum ditemukan adalah demam tinggi berkepanjangan. Selain itu, akan ada beberapa gejala tambahan seiring dengan berkembangnya penyakit. Umumnya, kemunculan gejala dibagi menjadi tiga fase.
Tanda-tanda dan gejala dari fase pertama dapat meliputi:
- Demam yang umumnya lebih tinggi dari 39 derajat Celcius dan berlangsung lebih dari 5 hari
- Mata yang sangat merah (konjungtivitis), tapi tidak ada penumpukan cairan atau kotoran
- Ruam pada beberapa bagian tubuh dan pada area kelamin
- Bibir merah, kering, pecah-pecah, dan lidah yang sangat merah dan bengkak (strawberry tongue)
- Pembengkakan dan kemerahan pada telapak tangan dan kaki
- Pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian leher dan bagian tubuh lainnya
- Anak menjadi rewel dan mudah marah
Fase kedua biasanya dimulai dua pekan setelah anak pertama kali mengalami demam. Anak Anda mungkin akan mengalami gejala-gejala tambahan, seperti:
- Pengelupasan pada kulit tangan dan kaki, terutama pada ujung jari tangan dan kaki, kelupasan biasanya berukuran besar
- Nyeri sendi
- Diare
- Muntah
- Sakit perut
Pada fase ketiga, tanda-tanda dan gejala akan menghilang secara perlahan kecuali terjadi komplikasi. Mungkin diperlukan sekitar 8 pekan sebelum kondisi anak kembali normal. Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila kamu memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Pengobatan penyakit Kawasaki
Dikutip dari alodokter, penyakit kawasaki harus diobati sesegera mungkin, terutama saat anak masih mengalami demam. Pengobatan bertujuan mencegah kerusakan pada jantung, serta meredakan peradangan dan demam. Metodenya meliputi:
Suntik gammaglobulin (IVIG)
Gammaglobulin (IVIG) adalah obat yang berisi antibodi yang diberikan lewat suntikan. IVIG bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan pada jantung. Pemberian IVIG dapat diulang jika keluhan pada anak tidak mereda dalam 36 jam setelah penyuntikan.
Pemberian aspirin
Aspirin diberikan untuk meredakan demam dan peradangan, serta mengurangi rasa sakit. Sebetulnya aspirin tidak boleh dikonsumsi anak-anak di bawah 16 tahun karena berisiko menimbulkan sindrom Reye, namun penyakit kawasaki adalah salah satu pengecualian.
Penting diingat, aspirin untuk pengobatan penyakit kawasaki hanya boleh diberikan oleh dokter. Konsumsinya juga perlu dihentikan bila anak terkena flu atau cacar air.
Setelah demam turun, dosis aspirin dapat diturunkan jika anak mengalami gangguan pada pembuluh darah jantung. Aspirin diberikan selama 6 bulan atau lebih, untuk mencegah penggumpalan darah.
Pemberian kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan kepada anak yang tidak merespons terhadap IVIG, atau bila anak berisiko tinggi mengalami gangguan pada jantung.
Setelah masa pengobatan, kondisi jantung anak harus terus dipantau. Jika hasil pemeriksaan echo jantung tidak memperlihatkan adanya kelainan pada jantung, pemberian aspirin dapat dihentikan.