Mengenal Pneumonia, Penyakit Infeksi Paru yang Kerap Disangka Penyakit Flu

Mengenal Pneumonia, Penyakit Infeksi Paru yang Kerap Disangka Penyakit Flu

Ilustrasi sakit pada organ paru-paru. Sumber: nu.or.id

Suaramuslim.net – Akhir-akhir ini masyarakat diresahkan adanya berita tentang wabah virus yang dapat menyebakan penyakit pneumonia yang menyerang ratusan orang di Asia Tenggara. Virus ini dikenal dengan nama lain Pneumonia.

Pneumonia merupakan infeksi atau peradangan akut yang menyerang jaringan paru-paru akibat mikro organisme seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur yang masuk ke dalam tubuh.

Biasanya penyakit ini disebabkan oleh streptococcusstaphylococcus, dan lagionella. Namun saat ini penyebab dari terjadinya wabah di negara Asia bukanlah virus biasa yang sering ditemukan pada seseorang yang terkena pneumonia. Melainkan novel Coronavirus (nCov) atau virus corona.

Apa itu Pneumonia?

Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada penderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, penderita mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil.

Bakteri, virus, dan jamur merupakan organisme yang dapat menyebabkan pneumonia atau paru-paru basah. Namun pada penderita dewasa, kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri.

Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak tertinggi di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit ini menjadi pemicu 16% kematian anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Pada tahun 2015, terdapat lebih dari 900.000 anak-anak yang meninggal akibat pneumonia. Di Indonesia sendiri, lebih dari 500.000 balita menderita pneumonia dan telah merenggut hampir 2.000 jiwa balita pada tahun 2017. (Sumber: alodokter).

Jenis-Jenis Pneumonia

Pneumonia bakterial adalah bakteri yang paling sering menyebabkan kondisi paru-paru basah ini terjadi yaitu Streptococcus pneumoniae. Sementara, Chlamydophlla pneumonia dan Legionella pneumophila juga bakteri penyebab paru-paru basah.

Pneumonia viral adalah virus yang sering kali menjadi penyebab dari penyakit pneumonia pada anak. Biasanya, gangguan yang disebabkan oleh virus ini, tidak terlalu serius dan hanya terjadi dalam waktu yang sebentar saja ketimbang gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh bakteri.

Pneumonia mycoplasma adalah organisme yang bukan berasal dari jenis virus maupun bakteri, tetapi dapat mengakibatkan gangguan yang sama. Biasanya, paru-paru basah jenis ini dialami oleh anak-anak yang sudah beranjak remaja serta dewasa muda.

Pneumonia jamur adalah penyakit jenis ini sering kali menyerang pasien yang mengalami penyakit kronis atau orang yang memiliki sistem imun yang rendah. Jamur yang jadi penyebab pneumonia biasanya berasal dari tanah.

Apa saja gejala Pneumonia?

Gejala pneumonia menyerupai gejala flu seperti demam dan batuk. Gejala tersebut memiliki durasi yang lebih lama bila dibandingkan flu biasa. Jika dibiarkan dan tidak diberikan penanganan, gejala yang berat dapat muncul, seperti: nyeri dada pada saat bernapas atau batuk, batuk berdahak, mudah lelah, demam dan menggigil, mual dan muntah, sesak napas, gangguan pada kesadaran (terutama pada pengidap yang berusia >65 tahun), pada pengidap yang berusia >65 tahun dan punya gangguan sistem imun, umumnya mengalami hipotermia.

Pada anak-anak dan bayi, biasanya gejala yang muncul berupa demam tinggi, anak tampak selalu kelelahan, tidak mau makan, batuk produktif, dan sesak napas, sehingga napas anak menjadi cepat.

Bagaimana pengobatan Pneumonia?

Pengobatan dan penanganan untuk kasus pneumonia adalah dengan mengatasi infeksi yang terjadi dan memberikan terapi suportif. Dokter akan memberikan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis jika infeksi disebabkan karena bakteri. Sedangkan terapi suportif yang diberikan dapat berupa:

  • Obat penurun demam jika pengidap menderita demam tinggi dan membuat aktivitas terganggu.
  • Obat batuk untuk mengurangi frekuensi batuk maupun mencairkan dahak yang tidak bisa keluar.

Dokter juga menganjurkan agar pengidap dirawat inap, jika terjadi beberapa kondisi seperti berusia >65 tahun, mengalami gangguan kesadaran, memiliki fungsi ginjal yang tidak baik, tekanan darah sangat rendah (<90/<60 mmHg), napas sangat cepat (pada devassa >30 kali/menit), suhu tubuh di bawah normal, denyut nadi <50 kali/menit atau >100 kali/menit.

Pneumonia dapat dicegah melalui beberapa upaya seperti vaksinasi, memiliki kebersihan diri yang baik, tidak merokok, menjaga imunitas tubuh tetap baik dengan konsumsi makanan yang sehat dan rajin berolahraga. (Sumber: Halodoc).

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment