Suaramuslim.net – Sekarang kita sudah masuk tanggal 13 Sya’ban. Dan sebentar lagi kita akan berpindah hari, besok insyaAllah tanggal 14 Sya’ban, dan malamnya adalah malam Nishfu Sya’ban.
Berbicara tentang bulan Sya’ban ini pada dasarnya, pada masyarakat Arab jaman dahulu tidak menganutnya sebagai bulan yang suci. Tetapi Rasulullah justru banyak beribadah dan beramal di bulan Sya’ban, terutama puasa.
Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Nabi berpuasa hampir satu bulan penuh di bulan Sya’ban. Hal ini yang menyebabkan para sahabat bertanya kepada Rasulullah kenapa beliau berpuasa begitu giat di bulan Sya’ban bahkan menyamai banyaknya di bulan Ramadan. Di antara yang bertanya itu adalah Usamah bin Zaid bin Haritsah.
Usamah pernah bertanya kepada Rasulullah, “Saya tidak pernah melihat engkau ya Rasulullah berpuasa lebih banyak selain puasa di bulan Ramadan kecuali bulan Sya’ban ini.”
Maka Rasulullah menjawab, “Kebanyakan memang manusia melalaikan bulan Sya’ban karena ia berada di antara bulan Rajab yang suci dan Ramadan yang juga suci.”
Sya’ban yang dianggap bulan biasa sehingga kebanyakan manusia lalai dari beribadah di dalamnya. Padahal kata Rasulullah di bulan Sya’ban ini semua catatan amal manusia itu diangkat oleh malaikat menuju kepada Allah.
Dan kata Rasulullah juga, “Aku ingin saat catatan amalku dipaparkan oleh malaikat kepada Allah, dalam kondisi berpuasa.”
Sehingga dari sini akhirnya Rasulullah banyak berpuasa di bulan Sya’ban.
Mengapa bulan Sya’ban sangat disukai Rasulullah, sehingga Nabi pun banyak beribadah di bulan ini?
Di antaranya adalah karena bulan Sya’ban diangkatnya catatan amal saleh kita kepada Allah. Di antara kemuliaan Sya’ban ada satu malam yang diberkahi, dimuliakan, dan diagungkan yaitu Nishfu Sya’ban. Pada waktu itu nampak kebesaran dan keagungan dari Allah, dan nampak pula pengampunan dari Allah yang meliputi seluruh makhluk.
“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (Ibnu Majah dan Ath-Thabrani).
Apa yang harus kita lakukan di malam nishfu Sya’ban?
Yang harus kita lakukan adalah banyak-banyaklah istighfar, banyak-banyaklah berdoa kepada Allah, jangan sampai muncul pertikaian di antara kita karena saat ini kita sedang diadu domba. Jangan membuat setan tertawa. Lalu jangan lupa salat malam di malam nishfu Sya’ban sebagaimana kita biasanya salat malam setiap malam.
Dalam kondisi saat ini salat lah sendiri-sendiri di rumah. Perbanyaklah membaca Al-Qur’an atau surat Yasin diniatkan panjang umur yang barakah, untuk tolak bala dan kebetulan di saat diuji oleh Allah dengan wabah Covid-19. Ayo benar-benar niatkan bacaan Al-Qur’an supaya Covid-19 ini tertolak dari negeri kita. Dan yang ketiga supaya kita khusnul khatimah.
Maka dengan membaca surat Yasin sebanyak tiga kali ini diperbolehkan dan ada dasarnya. Di kalangan ulama memang terjadi beberapa beda pendapat. Jika mau dilakukan silakan, tapi jika tidak ya tidak masalah.
Jika ingin melakukan, lakukanlah dengan khusyuk dan tawadhu tanpa mengejek kepada yang tidak mengamalkan, begitu sebaliknya.
Ayo terus beribadah kepada Allah di saat Covid-19 ini terus mewabah. Mudah-mudahan di malam nishfu Sya’ban dengan doanya masyarakat Indonesia, dengan doa-doanya orang saleh, mudah-mudahan Allah mengijabahi dan melenyapkan Covid-19 ini di bumi tercinta ini. Sehingga kita semua umat Islam bisa menikmati Ramadan dengan nyaman.
Ya Allah selamatkan Ramadan untuk kami ya Allah. Jangan halangi kami beribadah di bulan Ramadan dengan Covid-19. Dan selamatkan Ramadan untuk kami supaya kami bisa mendapat berkah dan rahmat di bulan Ramadan. Dan terimalah semua amalan kami di bulan Ramadan nanti. Insya Allah.