Menjelajahi Miracle Park Pasuruan: Wisata Kebun Zaitun Terinspirasi dari Al-Qur’an

Menjelajahi Miracle Park Pasuruan: Wisata Kebun Zaitun Terinspirasi dari Al-Qur’an

Miracle Park Pasuruan: Wisata Kebun Zaitun Terinspirasi dari Al-Qur’an
Gurning (memegang jambu kristal) selaku founder Miracle Park dan sejumlah petani di Miracle Park Pasuruan, foto: Teguh Imami/Suaramuslim.net

Suaramuslim.net – Jalannya menanjak dan berkelok, tepat beberapa kilometer sebelum wisata Bromo. Hawanya sejuk, jalan masih berbau aspal dan cat putih yang menempel di tengah jalan menambah kekhasan tersendiri dari jalan tersebut. Dekat Koramil, Polsek, Kantor Kecamatan dan Puskesmas Puspo. Pemandangan khas pegunungan nan sejuk akan menjadi sapaan pembuka saat menuju wisata kebun zaitun. Kebun dengan konsep baru yang ditawarkan Muhammad Gurning, founder Miracle Park Pasuruan.

Langkahnya tenang, sambil beberapa kata yang ia ucapkan untuk menyambut kami sekaligus menerangkan tentang perkebunannya yang akan menjadi perkebunan dengan konsep baru, terinspirasi dari “kebun” Al Qur’an.

Gurning (paling kanan) saat memperkenalkan cottage yang bernuansa Andalusia, foto: Teguh Imami/Suaramuslim.net
Gurning (paling kanan) saat memperkenalkan cottage yang bernuansa Andalusia, foto: Teguh Imami/Suaramuslim.net

Luas kebun saat ini sekitar 3 hektar dan akan terus dikembangkan. Terletak di desa Puspo Kecamatan Puspo Pasuruan, sekitar 88 km dari kota Surabaya. Masih terkesan baru, belum banyak pohon besar. Yang ada hanyalah tunas-tunas muda, bibit, dan beberapa pohon lama seperti durian, kelapa, dan jengkol yang menjulang.

“Masih perawan,” terang Gurning sembari sesekali menunjuk dan menerangkan beberapa pohon durian dan kurma di depannya.

Barunya lahan ini menambah keindahan tersendiri bagi yang memandangnya. Pohon-pohon jambu kristal, kurma, zaitun dan durian kecil berbaris rapi. Bahkan, sudah ada jambu kristal yang berbuah dan siap santap.

Salah satu pohon kurma yang tumbuh subur di Miracle Park Pasuruan, foto: Teguh Imami/Suaramuslim.net

Bunga-bunga dengan segala warna juga menambah keindahan. Tapi bukan hanya itu, bunga ini akan menjadi bahan makanan lebah karena Miracle Park sendiri berikutnya memberikan edukasi wisata madu.

“Di sini ada pohon zaitun, kurma ajwa, sukari, delima, tin, bidara dan pohon lainnya seperti durian, jambu kristal, kelapa, pisang, namun yang menjadi fokus kami adalah buah dalam Al Qur’an,” ujar Gurning mengantar kami memperkenalkan lebih jauh apa saja yang ada di dalam kebun.

Konsep yang ia tawarkan tidak muluk-muluk, juga tidak menggampangkan. Pas. Lahan-lahan yang kosong tersebut sudah ia persiapkan untuk 2-3 tahun kedepan menjadi perkebunan yang indah dengan pohon-pohon zaitun yang sudah ia tanam rapi di beberapa kavling dengan nama investor.

“Miracle Park memiliki arti kebun keajaiban. Nama ini diambil dengan harapan dapat menghadirkan keindahan taman surga di bumi. Nama Miracle Park terinspirasi dari konsep kebun Al-Qur’an,” jelasnya.

“Tumbuhan utama yang ditanam di Miracle Park yakni tanaman zaitun serta tanaman buah yang sesuai dengan potensi daerah dan keunggulan lokal yang bisa diangkat. Miracle Park nantinya akan memiliki beberapa wahana di antaranya yakni flying fox dan juga arena olahraga yang disunnahkan; berenang, memanah dan berkuda,” tambah Gurning.

Salah satu tanaman pohon Zaitun yang baru beberapa bulan, foto Teguh Imami/Suaramuslim.net
Salah satu tanaman pohon Zaitun yang baru beberapa bulan, foto Teguh Imami/Suaramuslim.net

Kolaborasi Warga

Setelah menjelajahi kebun, kami disambut beberapa petani yang bekerja di Miracle Park. Sambutan mereka sangat menarik, yaitu membawa degan (kelapa muda) langsung dari pohonnya dan kami diminta menikmati saat itu juga di bawah pohon durian ditemani sepoi angin pegunungan.

“Di sini ada beberapa petani yang bekerja bersama Pak Gurning, semuanya penduduk asli sini. Kami bekerja paruh waktu, dan juga mengurusi pekerjaan-pekerjaan lain di rumah dan keseharian,” ujar salah seorang petani.

Gurning tidak bekerja sendirian, dia dibantu beberapa petani asli penduduk setempat yang mengelola kebun dan menjalankan aktivitasnya. Selain itu, konsep yang ia kemukakan adalah kebun tidak milik pribadi. Kebun milik bersama. Wajar saja tadi kami melihat, di beberapa kavling sudah tertancap poster kecil berukuran sekitar 30 cm yang bertuliskan nama-nama investor. Artinya di kavling tersebut pemiliknya adalah investor yang namanya tercantum.

Proses pembuatan pupuk cair organik, foto Teguh Imami/Suaramuslim.net
Proses pembuatan pupuk cair organik, foto Teguh Imami/Suaramuslim.net

Investasi ini memiliki nilai lebih dibandingkan dalam bentuk finansial seperti deposito. Miracle Park memberikan banyak keuntungan baik itu berupa materiel maupun non materiel.

“Dari segi materiel investor akan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda, selain harga tanah yang semakin meningkat, juga dapat keuntungan dari hasil penjualan hasil produksi perkebunan 40% (investor), 40% (pengelola), dan 20% (admin atau surveyor) dari keuntungan penjualan,” jelasnya.

Investor bertindak sebagai pemilik lahan bukan sebagai petani produksi, imbuhnya, jadi segala urusan yang berkaitan dengan produksi, bibit tanaman, dan penjualan kami selaku pengelola yang akan mengerjakannya.

“Selain itu kedepan akan berkolaborasi dengan warga, saling berkerja sama dalam hal pertanian, peternakan, dengan sistem yang adil. Juga akan menciptakan koperasi untuk kemaslahatan bersama.” Pungkasnya.

Miracle Park Pasuruan hadir dengan semangat mengembalikan harkat para petani, membudayakan makan buah-buahan dan hidup sehat dengan alam, mensyukuri nikmat Allah dengan mengelola hasil kebun dari hulu ke hilir serta pemberdayaan masyarakat dan pada saat yang bersamaan memanfaatkan teknologi terkini.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment