Suaramuslim.net – Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa di Indonesia saat ini mempunyai sistem multi partai untuk menduduki parlemen dan mengusung capres-cawapres. Tidak mungkin satu partai mutlak menang dengan suara mayoritas. Oleh karena itu diperlukan adanya koalisi. Koalisi partai harus merupakan salah satu pertimbangan bagi umat Islam untuk memilih caleg DPRD (Kota/Kabupaten dan Provinsi) dan DPR RI, dari partai apa caleg tersebut diberangkatkan.
Koalisi partai bukan hanya untuk mengusung capres dan cawapres tapi juga akan mempunyai tupoksi strategis dalam hal legislasi, budgeting dan controlling dalam bernegara. Artinya memilih caleg 17 April nanti (terutama caleg DPR RI) juga memilih pemimpin nasional. Umat Islam harus berhati-hati agar jangan salah pilih caleg dengan hanya mempertimbangkan personal, asal partai, tanpa pertimbangan koalisinya.
Risiko besar bagi umat Islam kalau pilih caleg dari partai-partai koalisi Jokowi-Ma’ruf (Golkar, PDIP, Nasdem, Hanura, PSI, PPP, PKB, Perindo, PBB). Alasannya adalah;
1. Berdasarkan fakta, kejadian penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, partai-partai tersebut mayoritas pro dan membela Ahok. Artinya mereka tidak membela Islam. Walaupun ada partai Islam (PKB dan PPP). Dengan demikian partai-partai yang katanya bernafas Islam, realitanya tidak berjuang untuk Islam.
2. Pada waktu pemilihan Gubernur Jakarta, partai-partai koalisi Jokowi-Ma’ruf adalah pengusung Ahok-Jarot (Nasrani). Semakin nyata dan terang benderang bahwa partai-partai koalisi Jokowi-Ma’ruf tidak membela Islam dan tidak membela Muslim Indonesia. Masih banyak bukti dan fakta lain yang tidak perlu ditulis.
3. Prediksi selanjutnya partai-partai tersebut akan terus tidak pro Islam (tidak pro syariat Islam) dalam mengambil keputusan-keputusan berskala nasional. Walaupun ada PKB, PBB dan PPP tapi ketiga partai tersebut diperkirakan akan kalah total (keok) dalam mengambil keputusan internal koalisi. Sebab partai-partai besar seperti PDIP dan Golkar lebih diperhitungkan dan lebih menentukan dalam voting internal koalisi.
4. Setiap partai, terutama partai Islam (PKB, PPP dan PBB) mempunya visi dan misi religi, tetapi ketika sudah berkoalisi dengan partai-partai anti Syariat Islam, maka visi misi partai Islam tersebut akan sangat sulit direalisasikan.
Kesimpulan
1. Umat Islam jangan pilih caleg dari partai-partai koalisi Jokowi-Ma’ruf, karena fakta dan realita koalisi partai-partai tersebut tidak memperjuangkan Islam.
2. Pilih caleg dari partai-partai koalisi Prabowo-Sandi, terutama Gerindra, PKS dan PAN. Karena terbukti ketiga partai tersebut secara konsisten pro Islam. Ingat jangan hanya fanatik pilih satu partai, karena sistem multi partai di Indonesia perlu koalisi.*
Penulis: Dr Miftahul Huda
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net