Suaramuslim.net – Tragedi masuknya tenaga kerja unskill aseng ke Indonesia secara ilegal dan dilindungi rezim Jokowi adalah awal malapetaka besar yang mungkin akan menimpa anak cucu kita. Tenaga unskill saja harus impor dari Tiongkok apalagi tenaga kerja yang qualified dan profesional, pasti lebih gampang masuk Indonesia dengan alasan; kerjasama teknologi, investasi atau alasan era globalisasi.
Para pakar di bidang pendidikan sudah bersusah payah menyusun kurikulum nasional berbasis kompetensi. Segera pula akan ada perubahan kurikulum menuju revolusi industri 4.0. Sertifikasi keahlian kompetensi di segala bidang pekerjaan sudah digiatkan pemerintah dan swasta untuk menyetarakan standar kompetensi internasional. Tetapi apa arti semua itu kalau rezim Jokowi memasukkan tenaga kerja ke Indonesia tanpa seleksi dan tanpa mengikuti standar yang berlaku secara nasional maupun internasional.
Anak-anak kita (mayoritas anak Muslim) belajar keras untuk meraih IP yang tinggi di kampus. Berlomba-lomba meraih gelar S2 dan S3 dengan biaya mahal. Tapi kalau mereka lulus studi akan sia-sia karena kesempatan kerja akan terus dipenuhi oleh tenaga asing dan aseng. Kasihan anak-anak kita menjadi korban rezim Jokowi yang hanya sebagai presiden boneka aseng, Kapitalis, Komunis dan kerakusan kekuasaan para Musyrikin.
Selamatkan anak cucu kita dari cengkeraman neo-kolonialisme. Sudah sangat nyata bukti kebohongan dan kezaliman petahana. Pilpres 2019 bukan membandingkan antara person Jokowi dan Prabowo. Tetapi umat Islam harus mengkaji ulang track record Jokowi yang dicitrakan dengan penuh kedustaan dan kemunafikan. Cukup baca Al Quran dan hadis bagaimana ciri-ciri pemimpin zalim dan munafik.
Oleh karena itu, cukup dengan ajak keluarga, tetangga dan teman-teman Muslim untuk tidak pilih Jokowi-Ma’ruf pada 17 April 2019. Insyaallah anak cucu kita akan diselamatkan dari pemimpin yang zalim.**
Penulis: Dr Miftahul Huda*
*Pengasuh Kajian Iman Menurut Alquran Surabaya
**Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net
