Menyambut Kemuliaan Bulan Zulhijah

Menyambut Kemuliaan Bulan Zulhijah

Ilustrasi seseoang berdoa. Foto: Kabarjatim.com

Suaramuslim.net – Selain bulan Ramadan, terdapat satu bulan yang juga istimewa bagi umat muslim yaitu bulan Zulhijah. Khususnya 10 hari pertama. Allah pun bersumpah dengan 10 hari ini dengan firman-Nya;

وَلَيَالٍ عَشْر

“Demi sepuluh hari.” (Al-Fajr: 2).

Para sahabat dan mayoritas ulama ahli tafsir menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama di bulan Zulhijah. Pada malam-malam ini diyakini memiliki keistimewaan lebih dari hari-hari lainnya. (Tafsir Ibnu Katsir 8/390).

Bulan Zulhijah memiliki banyak keistimewaan dan jika umat muslim bersungguh-sungguh dalam ibadah di bulan tersebut maka akan mendapatkan pahala dan keutamaannya.

Berikut ini keistimewaan bulan Zulhijah bagi umat muslim:

Allah mencintai amalan saleh di bulan Zulhijah

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلًا خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada hari di mana amal saleh pada saat itu lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari awal dari bulan Zulhijah. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah? Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid).“ (Al-Bukhari).

Dalam riwayat lain dari sahabat Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Zulhijah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.” (Ahmad).

Bulan berkumpulnya ibadah utama

Bulan Zulhijah dianggap bulan yang istimewa karena pada bulan tersebut terkumpul seluruh ibadah yang utama seperti salat, puasa, sedekah, haji, dan lain sebagainya.

Dalam Fath al-Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani pernah menyampaikan: “Sebab yang jelas tentang keistimewaan sepuluh hari di bulan Zulhijah adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya ibadah-ibadah utama, yaitu salat, puasa, sedekah dan haji. Dan itu tidak ada di hari-hari selainnya.”

Pahala amalan akan dilipatgandakan

Seorang muslim yang mengerjakan ibadah dengan sungguh-sungguh, baik wajib maupun sunah, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya. Dalam suatu hadis, Rasulullah bersabda, “Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak pernah berkurang, kedua bulan itu adalah bulan id: bulan Ramadan dan bulan Zulhijah.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Memiliki hari-hari yang sangat spesial

Di dalam bulan Zulhijah terdapat hari-hari khusus antara lain:

Hari Tarwiyah (8 Zulhijah)

Tarwiyah berasal dari kata ar-rawiyah yang artinya berpikir atau merenung. 8 Zulhijah disebut hari Tarwiyah karena pada hari itu, Nabi Ibrahim berpikir dan merenungkan isi dari mimpinya.

Pada hari Tarwiyah, umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan untuk berpuasa. Seperti dalam suatu hadis, Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang tidak melakukan ibadah haji, maka disunahkan baginya untuk berpuasa pada hari tarwiyah yaitu hari ke-8 bulan Zulhijah. Ia akan memperoleh kebaikan dari Allah berupa pengampunan dosa 1 tahun yang telah lalu.” (Al-Bukhari).

– Hari Arafah (9 Zulhijah)

Hari itu dinamakan Arafah karena para jamaah haji melaksanakan wukuf di padang Arafah. Dan pada hari tersebut, umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan untuk berpuasa sunah.

Dari Aisyah, Rasulullah bersabda,“Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari Arafah, dan pada hari itu Dia turun kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat.” (Muslim).

Dalam riwayat lain dari Jabir dari Nabi bersabda, “Hari-hari yang paling utama adalah hari Arafah.” (Ibnu Hibban).

– Hari An-Nahr atau Iduladha (10 Zulhijah)

Secara bahasa, An-Nahr artinya menyembelih. Tanggal 10 Zulhijah merupakan hari saat umat muslim melakukan penyembelihan hewan kurban sekaligus merayakan hari Raya Iduladha.

Selain menyembelih hewan kurban, umat muslim juga melaksanakan salat sunah Iduladha. Pada hari itu, umat muslim dilarang berpuasa karena masuk hari Nahr.

Rasulullah bersabda: “Hari-hari Mina (hari nahr dan tasyriq) adalah hari-hari makan dan minum serta berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Muslim).

Banyak ibadah dan amalan yang istimewa

Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalany rahimaahullah berkata,“Alasan mengapa 10 hari Zulhijah dilebihkan dari hari lainnya adalah karena pada hari tersebut berkumpul ibadah-ibadah inti, yaitu salat, puasa, sedekah, dan haji, yang tidak ditemukan pada hari-hari lainnya.” (Fathul Bari: 2/460).

Amalan di bulan Zulhijah

Setelah kita megetahui keutamaan-keutamaan yang ada pada sepuluh hari pertama di bulan Zulhijah tersebut, maka amalan apa yang hendaknya kita kerjakan?

Secara umum semua amalan yang terhitung sebagai amal saleh sangat dianjurkan untuk diperbanyak pada hari tersebut, berlandaskan dengan keumuman sabda Rasulullah, “Tidak ada satu haripun yang amalan saleh di dalamnya lebih disukai Allah Azza Wa Jalla daripada hari-hari ini.” Yaitu sepuluh hari pertama dari bulan Zulhijah.” (Ahmad dan Abu Daud).

Dalam hadis tersebut Rasulullah hanya menyebutkan amalan saleh tanpa ada pengkhususan amalan tertentu, maka semua ketaatan yang mendekatkan diri kepada Allah masuk dalam keumuman hadis. Meskipun demikian ada amalan-amalan khusus yang lebih dianjurkan dalam hari-hari tersebut, di antaranya sebagai berikut:

1. Ibadah haji

Haji merupakan ibadah yang paling agung, rukun Islam kelima yang hanya bisa ditunaikan oleh kaum muslimin yang memiliki kemampuan (istitha’ah, lihat Ali Imran: 97).

Rasulullah bersabda, “Siapa yang melaksanakan haji lalu dia tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat fasik maka dia kembali seperti hari saat dilahirkan ibunya.” (Al-Bukhari).

2. Memperbanyak takbir

Disunnahkan bagi seseorang untuk memperbanyak takbir (takbir mutlak) sejak memasuki hari pertama di bulan Zulhijah. Allah berfirman:

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ

“Hendaklah mereka menyebut nama-nama Allah pada hari-hari yang telah diketahui.” (Al-Hajj: 22).

Ibnu Abbas menafsirkan bahwa hari-hari yang dimaksud Allah adalah sepuluh hari pertama Zulhijah. (Tafsir Ibnu Katsir: 5/145). Dan dahulu Ibnu Umar dan Abu Hurairah berjalan ke pasar sembari bertakbir pada 10 hari Zulhijah, kemudian orang-orang pun ikut bertakbir. (Al-Bukhari).

3. Memperbanyak puasa sunnah

Hendaklah seorang muslim memperbanyak puasa sunnah khususnya pada 9 hari pertama bulan Zulhijah, terkhusus pada tanggal 9 Zulhijah atau yang dikenal dengan puasa Arafah. Dari Hunaidah binti Khalid bahwa salah seorang istri Rasulullah berkata:

كان رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpuasa pada sembilan hari bulan Zulhijah”. (Abu Daud).

Rasulullah bersabda tatkala ditanya tentang puasa Arafah:

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

“Menggugurkan dosa setahun yang lalu dan yang akan datang.” (Muslim).

4. Melaksanakan ibadah kurban bagi yang memiliki kemampuan

Menurut jumhur ulama, hukum berkurban pada tanggal 10 Zulhijah adalah sunnah muakkadah.

Rasulullahbersabda, “Siapa memiliki keluasaan (untuk berkurban) namun tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami.” (Ibnu Majah).

5. Memperbanyak doa

Dianjurkan pula bagi seorang muslim memperbanyak zikir dan doa terutama pada hari Arafah, sebagaimana sabda Rasululullah, “Sebaik-baik doa adalah doa yang dipanjatkan pada hari Arafah.” (At-Tirmidzi).

6. Salat Iduladha

Dalam sebuah riwayat dari Ummu ‘Athiyyah berkata, “Kami diperintahkan untuk keluar (pada salat id), sampai-sampai kami keluarkan pula para wanita yang sedang haid, gadis remaja dan wanita-wanita yang dipingit dalam rumah.” Ibnu Aun menyebutkan, “Atau gadis-gadis remaja yang dipingit. Adapun wanita haid, maka mereka dapat menyaksikan (menghadiri) jemaah kaum Muslimin dan mendoakan mereka, dan hendaklah mereka menjauhi tempat salat mereka.” (Al-Bukhari).

Semoga kajian ini dapat menggugah semangat kita untuk memperbanyak ketaatan kepada Allah terlebih pada hari-hari tersebut, dan dapat memberikan manfaat kepada kaum muslimin serta seluruh umat.

Khozin Mustafid, S.Ag, M.Pd.I – Narasumber Program Solusi Ustaz Radio Suara Muslim

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment