Mereka yang Mengkhatamkan Al Quran di Bulan Ramadhan

Mereka yang Mengkhatamkan Al Quran di Bulan Ramadhan

Mereka yang Mengkhatamkan Al-Qur’an di Bulan Ramadhan
Al Quran

Suaramuslim.net – Ramadhan merupakan bulan yang istimewa bagi Al Quran karena di bulan ini lah Al Quran diturunkan. Membaca Al Quran terus-menerus di bulan Ramadhan akan menambah kemuliaan Ramadhan.

Para sahabat dan ulama terdahulu memberikan teladan dalam hal membaca Al Quran di bulan Ramadhan. Hal tersebut dikarenakan mereka meneladani aktivitas Rasulullah yang mengkhatamkan Al Quran di hadapan malaikat Jibril sekali tiap tahunnya di bulan Ramadhan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Jibril itu (saling) belajar Al Quran dengan Nabi shallallahu ‘alaihi  wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi  wa sallam biasa pula beri’tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun, di tahun saat beliau akan meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” [HR. Bukhari No. 4998]

Imam Nawawi meriwayatkan, “Adapun yang mengkhatamkan Al Quran dalam satu raka’at tidak dapat terhitung banyaknya. Di antara ulama’ terdahulu yaitu Utsman bin affan, Tamim Al-Daari, Sa’id bin Zubair, beliau mengkhatamkan dalam satu raka’at di dalam Ka’bah”.

Selain itu, Imam Syafi’i mengkhatamkan Al Quran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali atau 2 kali khatam per hari. Itu pun beliau mengkahatamkan bacaan Al Quran di dalam shalatnya.

Perbedaan ritme membaca Al Quran yang dicerminkan para ulama terdahulu ketika Ramadhan dan di luar Ramadhan ditunjukkan oleh ulama di kalangan tabi’in bernama Qatadah bin Dama’ah. Di luar bulan Ramadhan, beliau senantiasa mengkhatamkan Al Quran tujuh hari sekali.

Sedangkan ketika masuk bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkan Al Quran setiap tiga hari sekali. Ketika masuk sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, beliau tingkatkan intensitasnya menjadi mengkhatamkan Al Quran setiap malamnya.

Contoh lainnya ditunjukkan oleh ulama hadits dari negeri Syam, Ibnu ‘Asakir. Diceritakan dari anaknya, Al Qasim bahwa beliau biasa merutinkan shalat jama’ah dan membaca Al Quran. Di luar bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkan Al Quran tiap seminggu sekali. Ketika bulan Ramadhan tiba, beliau mengkhatamkan Al Quran tiap hari juga beri’tikaf di Al-Manarah Asy-Syaqiyyah. Beliau juga menambah amalan dzikir dan ibadah sunnah lainnya.

Ada pula ulama yang menutup majelis-majelis ilmu di bulan Ramadhan demi mengkhususkan diri membaca Al Quran di bulan Ramadhan. Imam Al-Zuhri ketika memasuki bulan Ramadhan menutup majelis-majelis hadits dan ilmunya. Beliau fokus untuk membaca Al Quran dari mushaf.

Bahkan, ada pula yang mengesampingkan tidur daripada ibadah. Seperti halnya Aswad bin Yazid yang disebutkan pada Hilyah Al-Ulyah. Beliau mengkhatamkan Al Quran setiap dua hari sekali dalam bulan Ramadhan. Beliau hanya tidur di antara waktu maghrib dan isya’.

Terbayang kesungguhan para ulama terdahulu dalam memanfaatkan bulan Ramadhan sebaik-baiknya. Mereka seakan-akan tidak ingin kehilangan sedikitpun momen di bulan Ramadhan untuk dihabiskan dalam hal yang sia-sia.

Kemampuan para ulama terdahulu untuk mengerjakan amalan-amalan tersebut tidak lepas dari persiapan yang mereka lakukan sebelum memasuki Bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban yang disebut bulan qura’ (para pembaca Al Quran) dijadikan ajang untuk berkonsentrasi terhadap Al Quran sebagai bentuk persiapan untuk  menyambut Ramadhan.

Sehingga tidak heran jika ulama mampu mengkhatamkan Al Quran setiap hari di dalam bulan Ramadhan. Hal itu masih belum ditambah dengan amalan ibadah-ibadah lainnya. Semoga kita bisa meneladani semangat mengkhatamkan Al Quran dan kematangan persiapan yang dilakukan oleh para salaf sehingga dapat memanfaatkan momen Ramadhan dengan maksimal. Wallahua’lam.

Penulis: Dinda Sarihati Sutejo*
Editor: Oki Aryono

Tim Islamic Youth Community Kota Pasuruan

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment