Suaramuslim.net – Kaum milenial tak lepas dari apa yang disebut kekinian. Dengan rasa kekinian tersebut, tak jarang cafe dan kopi menjadi identitas kekinian yang lekat dengan remaja. Tapi, jika kopi terlalu sering dikonsumsi ternyata dapat menimbulkan kecanduan akan salah satu zat dalam kopi yang disebut kafein.
Perusahaan riset Datassential di Chicago, Amerika, mengungkap fakta mengejutkan bahwa di Amerika Serikat memegang rekor tertinggi peminum kopi terbesar di dunia. Dimana, generasi milenial yang dalam rentang umur 19 hingga 35 tahun menyukai kopi. Yang berarti 24 persen dari populasi disana dan populasi tersebut menguasai 44 persen permintaan kopi.
Dengan data yang sedemikian rupa dapat dipahami bahwa tren meminum kopi mulai bergeser pada kaum milenial. Tidak lagi pada golongan orang-orang dewasa. Dimana ketika orang-orang kelahiran 1982 mulai meminum kopi pada umur 17 tahun, sedangkan generasi yang lahir di sekitar tahun 1995 mulai meminum kopi pada umur 14 tahun. Dengan usia yang dini sudah mulai meminum kopi, apa dampak spesifik yang ditimbulkan bagi mereka ?
Meski sampai sekarang belum ada penelitian tentang efek jangka panjang kopi, tapi ada potensi akan dampak kesehatan yang dapat menyerang mereka. “Efek jangka panjang konsumsi kopi belum diketahui. Tapi ada potensi dampak kesehatan akut yang mungkin diakibatkan kebiasaan minum kopi di usia remaja,” kata Marci Clow, MS, RDN, seorang ahli gizi dari Rainbow Light.
Kemudian, di dalam kopi ada suatu zat yang disebut kafein. Kafein dalam kopi dapat mempengaruhi kualitas tidur, yang amat penting untuk perkembangan otak remaja. Jika kualitas tidur remaja memburuk dapat berdampak pada fungsi tubuh yang tak sempurna di masa depan. Memang, ada dampak positif dalam kafein, seperti meningkatkan suasana hati. Namun, tak jarang juga pada orang lain dapat memperparah stres, galau, dan perasaan tak lazim lainnya. “Tentu saja, efek minum kopi penting untuk dipertimbangkan semua usia. Kafein terbukti meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta memiliki efek diuretik ringan yang membuat frekuensi buang air kecil meningkat,” papar Clow.
Lantas, hubungannya dengan kecanduan adalah ketika tidak mengonsumsi kopi, dapat berdampak pada sikap yang mudah marah, sulit berpikir jernih, dan sakit kepala. Dampak ini dapat lebih parah jika meminum kopi dimulai sejak dini atau bahkan bisa tidak ada dampak sama sekali.
“Apa yang terjadi secara kimiawi ketika kafein berhenti diasup adalah otak dibanjiri adenosine dan kadar dopamin menurun. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan kimiawi otak dan menyebabkan beberapa gejala ketagihan,” ujar ahli gizi tersebut.
Karenanya, meski ada dampak positif dari meminum kopi pada kebanyakan orang, jangan sampai membuat lupa bahwa kopi juga memiliki dampak negatif. Apalagi jika dikonsumsi mulai dini. Bukan hanya kecanduan, namun terkadang juga berdampak kesehatan pada sebagian orang.
Kontributor: Ilham Prahardani
Editor: Oki Aryono