MIUJAKARTA (Suaramuslim.net) – Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Kota Bekasi menyayangkan sikap Universitas Gajah Mada (UGM) yang menolak kehadiran Ustaz Abdul Somad untuk memberikan ceramah di Masjid Kampus UGM. UGM dinilai tidak menunjukkan identitasnya sebagai tempat ilmiah yang terbiasa dengan perbedaan.
“Sangat disayangkan. Kampus yang semestinya terbiasa dengan dialektika dan ramah terhadap perbedaan, tidak dapat ditunjukkan oleh UGM,” ujar Ketua MIUMI Kota Bekasi Wildan Hasan dalam rilis resmi yang diterima redaksi Suaramuslim.net, Kamis (10/10).
“Apalagi kegiatannya dilaksanakan di masjid bukan di ruang kuliah atau aula kampus. Tentu saja sama sekali tidak ada halangan seorang ustaz seperti UAS berceramah di masjid,” ungkapnya.
Wildan juga mengaku heran lantaran alasan pembatalan ceramah itu tidak jelas disampaikan. Apalagi kabar beredar, lanjut Wildan karena adanya tekanan dari alumni UGM.
“Ini lucu. Masa kampus bisa disetir oleh alumni. Kecuali alumninya jadi Presiden atau Menteri barangkali bisa di zaman rezim otoriter saat ini. Jika benar, apakah semua alumni UGM menolak UAS?” Tanyanya.
Menurut Wildan, pembatalan ini adalah musibah besar bagi dunia keilmuan.
“Musibah yang mengerikan tatkala dunia pendidikan diintervensi terlalu dalam oleh kekuasaan,” terangnya.
“Sangat mungkin narasi besarnya tidak keluar dari agenda politik marginalisasi umat Islam dengan isu radikalisme seperti disuarakan selama ini,” tambahnya lagi.
“UGM telah kehilangan integritasnya. Karena ilmu sudah disumbat, sangat boleh jadi ke depan UGM bukan lagi kampus favorit untuk menimba ilmu. Ditinggalkan para penuntut ilmu karena mereka tidak mendapati ilmu di sana tapi penjara akal dan kepribadian,” pungkasnya.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir