Nggak Enakan Itu Nggak Enak Lho!

Nggak Enakan Itu Nggak Enak Lho!

Bunda Budi Handayani - Mompreneur, Owner Kupunya Rumah Mode, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sunan Giri, Serta Pemerhati Anak & Perempuan.Foto: Suaramuslim.net

Suaramuslim.net – Kebiasaan untuk menjadi orang “nggak enakan” ini berawal dari rasa ketakutan menghadapi konflik. Daripada marahan, kita cenderung memilih untuk mengiyakan. Nggak enakan itu ternyata nggak enak, dan ini akan terus sampai nanti.

Ada sebuah kisah, paman dari Rasulullah yaitu Abu Thalib karena merasa tidak enak, akhirnya tidak jadi masuk Islam. Abu Thalib pernah berkata, beliau sebenarnya sangat meyakini tentang agama yang dibawa Rasulullah. Tetapi karena tidak enak dengan celaan manusia, dengan kaumnya, akhirnya tetap memilih keyakinannya yang lama.

“Andai saja saya menerima, membuka diri, tentu saya akan, menerima ajaran Rasulullah.” Kata Abu Thalib.

Perihal “nggak enak” ini dalam kehidupan sehari-hari misalnya saat menaiki kendaraan umum, lalu ada yang merokok di dekat kita dan di kendaraan itu ber AC ada tulisannya “Dilarang Merokok” karena “nggak enakan” itu kita menahan diri untuk tidak mengingatkan orang tersebut.

Jadi orang yang “nggak enakan” itu sesungguhnya menyusahkan diri sendiri. Dan budaya kita mengajarkan supaya tenggang rasa. Sebenarnya itu baik. “Nggak enakan” ini sebenarnya ada sisi positifnya. Dia empati ke orang lain, tapi jika kadarnya sudah kebanyakan, akhirnya merepotkan kita sendiri. Seperti contoh yang saya jelaskan tadi.

Ada juga misalnya seseorang yang berutang kepada kita, mau nagih tapi sungkan (istilah orang Jawa) padahal kita sendiri butuh uang itu. Padahal menagih adalah kewajiban kita. Kita wajib mengingatkan kepada teman yang meminjam uang ke kita.

Terkait contoh yang di angkutan umum tadi, kita mengingatkan juga bahwa yang dilakukannya itu tidak benar dan menganggu orang-orang sekitarnya. Jadi bagi yang “nggak enakan” ini biasanya mau tegas tapi sungkan, mau nolak juga sungkan, mau mengingatkan kesalahan temannya juga nggak enak.

Berhati-hatilah dengan penyakit “nggak enakan” ini. Sampai paman Rasulullah pun menjaga egonya karena merasa nggak enak dengan kaumnya. 

Artikel ini dikutip dari siaran Mozaik pada hari Kamis, 16 Januari 2020 pukul 13.00-14.00 bersama Bunda Budi Handayani – Mompreneur, Owner Kupunya Rumah Mode, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sunan Giri, Serta Pemerhati Anak & Perempuan.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment