Rasa Cemas Itu, Wajarkah?

Rasa Cemas Itu, Wajarkah?

Bunda Asteria Ratnawati Saroinsong – Psikolog Layanan Psikologi Bijaksana, Wakil Ketua Yayasan Advokasi Sadar Autisme, Narasumber di Bidang Psikologi Perkembangan dan Pengembangan Diri. Foto: Suaramuslim.net

Suaramuslim.net – Menurut sebuah penelitian baru, wanita memiliki risiko gangguan kecemasan atau anxiety disorder hampir dua kali lebih besar dibandingkan dengan pria. Lantas batas mana ya yang perlu kita antisipasi terkait dengan gejala-gejala kecemasan ini?

Kalau kita bicara kecemasan itu semua adalah hal yang wajar. Terkadang cemas memiliki efek yang bagus. Maksudnya di sini, selama kecemasan itu tidak menganggu dalam kehidupan sehari-hari, tidak menghambat dalam interaksi dengan orang banyak, tidak menghambat produktifitas, itu tak masalah.

Tetapi untuk kecemasan yang sangat berlebihan itu yang harus hati-hati. Karena kecemasan yang berlebihan biasanya bisa berkembang menjadi tidak baik.

Bentuk kecemasan yang berlebihan ini memang beragam. Kalau memang kecemasannya sangat berlebihan, alangkah baiknya mengkonsultasikan kepada ahlinya agar bisa dibantu mengatasi hal tersebut.

Saat kita cemas, pikiran seseorang pasti tidak akan stabil. Jadi kecemasan itu ada yang rasional dan ada juga yang irasional. Dan kecemasan juga terkadang karena sekadar cemas, ada juga yang karena pikiran-pikiran yang dibiarkan berlebih-lebihan dan terus berulang itu akan menganggu.

Ada beberapa hal yang bisa memengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Bisa jadi karena pola asuhnya, ada juga yang mempunyai karakter kepribadian yang mudah berpikir dan takut. Hal-hal tersebut bisa juga membuat seseorang mengalami kecemasan yang berlebihan.

Tapi jangan khawatir. Cemas masih diperbolehkan, tetapi jangan berlebihan. Karena jika berlebihan, apalagi sampai mengganggu hubungan kita dengan orang lain, mengganggu produktifitas diri, sampai menganggu kesehatan kita, ini harus segera dikonsultasikan. Jadi, cemas itu wajar.

Terkadang ada orang-orang ketika akan menghadapi sesuatu dia terlalu memikirkan sisi negatifnya secara berlebihan sehingga belum terjadi pun sudah merasa cemas.

Kecemasan itu bentuk perasaan khawatir, gelisah, dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Dan biasanya perasaan ini diikuti dengan rasa kurang percaya diri, rasa rendah diri, tidak mampu menghadapi masalah, biasanya disertai hal seperti itu.

Artikel ini dikutip dari siaran Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya pada hari Selasa, 21 Januari 2020 pukul 13.00-14.00 bersama Bunda Asteria Ratnawati Saroinsong – Psikolog Layanan Psikologi Bijaksana, Wakil Ketua Yayasan Advokasi Sadar Autisme, Narasumber di Bidang Psikologi Perkembangan dan Pengembangan Diri.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment