Nikmat Sedekah Sampai Kiamat

Nikmat Sedekah Sampai Kiamat

pergerakan islam

Suaramuslim.net – Sedekah sampai kiamat. Mungkin terasa berlebihan. Jika dilihat secara teks tapi secara konteks, maka lain. Bukan amalan yang bisa bertahan. Umur amalan mengikuti dari umur pemilik amalan. Jika pahala yang mengalir bisa sepanjang masa.

Sedekah menjadi penyelamat bagi orang yang peduli dengan amalan tersebut. Jika dia dianggap sebagai teman maka teman yang setia lagi baik. Menemani sampai kiamat. Sepanjang masa.

Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw. bersabda,”Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu) orang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal”. (HR Al Bazzar dan dihasankan oleh Al Albani)

7 hal yang pahalanya sampai kiamat

Orang yang mengajarkan ilmu

Baik dia seorang guru, ustadz, kyai dan syeikh. Apapun namanya, mereka seorang yang mengajarkan ilmu. Mendapat keistimewaan untuk mendapatkan jariyah yang mengalir terus menerus. Satu ilmu yang kecil diamalkan terus menerus oleh murid-muridnya, dan sepanjang itu juga dia mendapat pahala. Dan akan semakin besar jika murid-muridnya juga mengajarkan ilmu tersebut.

Mengalirkan sungai

Bukan pekerjaan yang remeh. Air menjadi sumber kehidupan. Manusia bisa mati dalam tiga hari jika tidak minum. Air juga selain untuk minum .Hal ini juga sama dengan membuat bendungan yang dilakukan pemerintah. Bayangkan jika pemberi kebijakan tadi ikhlas dan jujur, maka berapa banyak pahala yang mengalir kepadanya. Air yang tidak diatur pengalirannya akan membuat pasokan air jadi tidak seimbang. Satu daerah bisa berlebih. Satu daerah yang lain tidak mendapat apa-apa atau kesulitan.

Menggali sumur

Tanah tidak ada air jadi ada air. Atau ada sumber air yang kecil kemudian diperbesar menjadi lebih banyak keluar. Hingga bisa dinikmati orang banyak. Utsman bin Affan melakukan ini. Sumurnya bisa dinikmati oleh jutaan orang. Mengalirkan sungai dan sumur sama-sama urusan air. Menunjukkan jika air merupakan media dari jariyah yang begitu penting.

Mananam kurma

Apakah harus buah kurma saja? Tidak hanya kurma saja. Berlaku juga dengan buah yang lain. Mangga atau jeruk yang ditanam kemudian hasilnya untuk santri di pondok tertentu, maka yang menanam akan mendapatkan pahala yang terus menerus. Selama pohonnya terus berbuah dan orang lain mendapatkan manfaat darinya.

Membangun masjid

Setiap orang wakaf arahnya selalu masjid. Bangunan ini simbol dari Islam dan Muslimin itu sendiri. Orang salat, ngaji dan membagikan zakat bermula dari masjid. Pendidikan juga mulai dari masjid. Apalagi saat ini, setiap ada masjid dan masih ada tanah kosong maka jadi tempat pendidikan. Baik formal dan informal. Jika seperti ini maka pahala bisa ganda.

Mewariskan mushaf

Tidak sekedar mushaf saja. Tapi juga mengajarkan membacanya sekaligus. Dan ini lebih awet pahala yang didapat. Beda jika hanya bendanya saja. Jika rusak dan tidak terpakai maka berhenti pahala buat yang beri.

Anak soleh

Selalu sadar untuk mendoakan orang tua kandung atau orang tua yang dianggapnya. Anak seperti ini tidak datang dengan sendiri. Ada sebuah kerja keras dari yang melahirkan sang anak tersebut. Doa anak soleh akan memberikan kesegaran bagi orang tua. Bagaimana dengan guru? Bisa juga mendapat dari jalur ini. Dan ini juga absah. Murid dan guru ada keterikatan seperti anak dan bapak.

Sedekah dalam hadits di atas merupakan sedekah bernilai jariyah. yang kenikmatan atau buah dari sedekah bisa dinikmati sampai kiamat. Setelah orang berada di alam kubur maka sedekah ini yang mampu membuat tenang. Nikmat sedekah sampai kiamat.

Kontributor: Muslih Marju*
Editor: Oki Aryono

*Penulis adalah guru di SD Inovatif Kedungwaru dan anggota LSBO PDM Tulungagung.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment