SURABAYA (Suaramuslim.net) – Penikmat jagat hiburan Indonesia sebentar lagi akan menikmati film Hayya yang diperankan oleh Amna Shahab, Ria Ricis, Fauzi Baadila, Adhin Abdul Hakim, Meyda Sefira, Hamas Syahid, Humaidi Abas, dan Asma Nadia. Film Indonesia yang pertama kali mengambil lokasi syuting di Palestina ini mulai bisa dinikmati pada 19 September 2019.
“Film Hayya memadukan gambar film dengan teknik dokumenter sehingga adegan-adegan di Palestina terasa sangat hidup, itu bisa dilihat saat proses syuting, Adhin Abdul Hakim sempat diinterogasi tentara Israel lebih dari 1 jam saat memasuki wilayah Palestina,” ujar Tutus Wahyu Widagdo, selaku ketua One Day One Juz (ODOJ) Surabaya yang juga akan mengadakan nobar di Surabaya bersama salah satu pemeran, Ria Ricis.
Menurut Tutus, Hayya The Power Of Love 2 sendiri bercerita tentang Rahmat (32th) seorang jurnalis yang karena dihantui perasaan bersalah dan dosa di masa lalu, memutuskan menjadi relawan kemanusiaan. Kegiatan itu membawanya bukan hanya pada kegiatan kerelawanan keliling Indonesia, melainkan bersama sahabatnya, Adin (30) sampai ke wilayah Palestina.
“Di sana ia bertemu Hayya (5 th) gadis yatim piatu korban konflik di Palestina. Hubungan Hayya dan Rahmat menjadi sangat dekat, hingga suatu hari Rahmat harus kembali ke Indonesia karena hendak menikah dengan Yasna (27 th). Hayya yang tidak ingin kehilangan Rahmat melakukan aksi nekat di luar dugaan. Hayya masuk ke dalam koper besar milik Rahmat yang akhirnya terbawa hingga ke Indonesia. Hubungan Rahmat, Hayya dan Yasna tiba-tiba berubah menjadi kompleks, lucu dan menegangkan,” ceritanya kepada Suaramuslim.net, Kamis (12/9).
Pemeran Hayya, Amna Shahab adalah gadis cilik asli Indonesia dengan wajah Palestina. Sepanjang film ia mengandalkan kekuatan karakter yang nyaris tanpa dialog, kecuali dalam Bahasa Arab.
“Selama syuting Film Hayya, Amna banyak bertanya tentang nasib anak-anak Palestina, dan siapa yang menjaga serta peduli pada mereka di sana. Ia sangat bahagia mengetahui sebagian keuntungan film akan disumbangkan untuk anak-anak Indonesia dan Palestina,“ terang Tutus.
Selain itu, fakta-fakta menarik lainnya dari film Hayya ini antara lain:
1. Produser eksekutif adalah dua ustaz/ustazah muda Indonesia yang sangat familiar yaitu Erick Yusuf dan Oki Setiana Dewi.
2. Skenario ditulis Jastis Arimba dan Ali Eunoia, versi novel oleh Benny Arnas dan Helvy Tiana Rosa. Film dan novelnya diluncurkan bersamaan September 2019.
3. Film Hayya merupakan drama keluarga yang cocok ditonton semua usia dan kalangan. Film bertema kemanusiaan ini didukung sejak awal oleh beberapa lembaga kemanusiaan antara lain Aman Palestin, INH for Humanity dan Rumah Zakat.
4. Dalam film Hayya, Youtuber Ria Ricis berperan sebagai baby sitter yang sepanjang film menggunakan dialek Melayu. Tak disangka, ia mampu keluar dari stereotipnya selama ini, tampil gemilang secara akting.
5. Meyda Sefira bersiap menikah dalam film Hayya, padahal saat syuting ia tengah hamil 7 bulan. Syuting lancar, dan Meyda menikmati syuting saat hamil besar tersebut.
6. Film drama Indonesia-Palestina ini juga menampilkan Jinan Muslim yang merupakan muslimah asal Gaza, Palestina sebagai Ibu Hayya.
7. Meski mengangkat persoalan gadis kecil korban konflik Palestina, film ini sarat dengan bumbu humor, membuat penonton tertawa dan berurai air mata sekaligus.
8. Film Hayya akan tayang mulai 19 September 2019 dan direncanakan juga tayang di Malaysia dan di beberapa negara lain yang akan ditentukan kemudian.
9. Tayang serentak di bioskop mulai 19 September 2019. Sebuah film keluarga tentang cinta, kehidupan dan kemanusiaan, saat air mata dan tawa menyatu, dari Indonesia hingga Palestina.
ODOJ sendiri mengadakan nonton bareng film Hayya untuk masyarakat wilayah Surabaya dan sekitarnya.
“Kami akan mengadakan nobar bersama salah satu pemerannya, Ria Ricis, pada tanggal 21 September 2019 pukul 12 siang di Marvel City Surabaya. Selain itu donasi yang akan diperoleh nanti kebanyakan akan langsung disumbangkan untuk Palestina dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.” Pungkas Tutus.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir