OJK Jatim: Kepercayaan Masyarakat terhadap BPR Syariah Meningkat Signifikan

OJK Jatim: Kepercayaan Masyarakat terhadap BPR Syariah Meningkat Signifikan

OJK Jatim Kepercayaan Masyarakat terhadap BPR Syariah Meningkat Signifikan
Evaluasi Kinerja dan Capacity Building BPRS periode Semester I tahun 2019 pada hari Senin (24/6) di kota Batu dengan tema “Meningkatkan Daya Saing BPRS Melalui Inovasi dan Sinergi di Era Revolusi Industri 4.0”.

BATU (Suaramuslim.net) – Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Heru Cahyono menyampaikan ekonomi Jawa Timur pada triwulan I – 2019 tumbuh 5,51% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional dengan tingkat inflasi sebesar 5,07% (yoy) lebih rendah dibandingkan inflasi nasional.

Hal ini ia sampaikan dalam Evaluasi Kinerja dan Capacity Building BPRS periode Semester I tahun 2019 pada hari Senin (24/6) di kota Batu dengan tema “Meningkatkan Daya Saing BPRS Melalui Inovasi dan Sinergi di Era Revolusi Industri 4.0”.

Sejalan dengan hal tersebut, lanjutnya, sektor jasa keuangan di Jawa Timur juga mencatatkan kinerja yang positif, tercermin dari peningkatan volume usaha perbankan syariah sebesar 7,38% (yoy) yang ditopang oleh pertumbuhan DPK sebesar 14,5% (yoy) dan kredit/pembiayaan 7,94% (yoy).

“Di antara kinerja positif perbankan Jawa Timur, BPRS mampu menunjukkan eksistensinya dengan mencatatkan pertumbuhan volume usaha 8,26% (yoy), DPK 11,05% (yoy) dan pembiayaan 21,97% (yoy). Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan secara keseluruhan di Jawa Timur sehingga menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat Jawa Timur terhadap perbankan syariah dan khususnya BPRS mengalami peningkatan yang signifikan,” lanjut Heru.

Namun demikian, ucapnya, perbankan syariah di Jawa Timur harus lebih berupaya meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan, mengingat risiko kredit perbankan syariah di Jawa Timur cenderung meningkat secara signifikan dengan rasio NPF pada bulan Mei tahun 2019 sebesar 5,16%.

Heru mengingatkan tantangan dan tingkat kompetisi yang dihadapi oleh industri BPRS saat ini cenderung semakin ketat dengan berkembangnya perusahaan Fintech, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), serta layanan LAKU PANDAI dan program KUR dengan bunga 7%.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Heru menekankan agar BPRS di Jawa Timur harus mampu lebih adaptif dan kreatif dalam menyusun berbagai strategi bisnis, baik strategi dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat maupun strategi dalam menjalankan kegiatan operasional bank se-efektif dan se-efisien mungkin.

Revolusi industri 4.0 telah merubah paradigma masyarakat dunia dan banyak menawarkan peluang bagi perbankan dan hal tersebut harus ditangkap oleh BPRS.

Heru berharap agar pengembangan strategi bisnis yang dilakukan oleh BPRS di Jawa Timur bukan hanya berfokus pada produk yang dipasarkan namun bergeser pada ide-ide melakukan kolaborasi mengembangkan platform bersama, baik dengan sesama BPRS dalam satu industri, maupun berkolaborasi dengan Bank Umum Syariah atau lembaga jasa keuangan syariah lainnya seperti asuransi syariah, fintech syariah dan LKM Syariah.

Sumber: OJK Jatim
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment