Partai Setan Lupa Ayat, Partai Allah Ingat Ayat

Partai Setan Lupa Ayat, Partai Allah Ingat Ayat

Partai Setan Lupa Ayat, Partai Allah Ingat Ayat

Suaramuslim.net – Hizbullah (partai Allah) terulang dalam Al-Quran sebanyak tiga kali. Satu kali dalam surah Al-Maidah ayat 56. Dan dua kali dalam surah Al-Mujadalah ayat 22. Sementara Hizbusy syaithan (partai setan) terulang dalam Al-Quran sebanyak 2 kali. Kedua-duanya dalam surah al-Mujadalah ayat 19.

Ayat tentang partai Allah dan partai setan baik dalam surah al-Maidah maupun dalam surah al-Mujadalah adalah berkenaan dengan pengangkatan al-waliy (pemimpin). Lanjutan dari Al-Maidah 51. Yang disebut partai Allah dalam surah Al-Maidah ayat 56 adalah setiap orang yang menjadikan Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin sebagai walinya.

Lalu dalam surah Al-Mujadalah ayat 19, penjelasan partai setan dimulai dari ayat 14. Yaitu setiap orang yang menjadikan kaum yang dibenci Allah sebagai walinya. Yakni, sebaliknya dari partai Allah yang dijelaskan pula dalam surah al-Mujadalah ayat 22 sebagai yang tidak mengikat cinta dengan orang yang mengingkari Allah dan rasul-Nya.

Dalam surah al-Mujadalah ayat 19 ada penjelasan tentang penyebab mengapa kelompok yang menjadikan “wali” dari selain Allah, selain rasul-Nya dan selain orang-orang mukmin disebut partai setan. Yaitu karena mereka dikuasi setan dan dijadikan lupa oleh setan dari mengingat Allah.

Ibnu Katsir mengutip hadis riwayat Abu Daud tentang makna dikuasai setan. Bahwa di antara tanda berkuasanya partai setan di suatu kampung adalah tak ada lagi sholat berjamaah yang dilakukan di dalamnya. Imam al-Razi mengatakan, partai setan adalah setiap yang mengerjakan perbuatan yang diridhai setan, yaitu perbuatan maksiat.

Syah al-Kirmani sebagaimana dikutip dalam Tafsir al-Nasafi mengatakan, tanda setan berkuasa pada diri seseorang adalah sibuk memakmurkan diri dengan makanan, minuman, dan pakaian, sementara tidak menyibukan hati dengan tafakkur pada nikmat Allah dan mensyukurinya. Lisannya disibukkan dengan bohong, ghibah, dan kata-kata kosong nilai lainnya. Otak sibuk dengan pikiran negatif.

Partai setan dijadikan lupa dari mengingat Allah. Menurut Al-Zamakhsyari, maksudnya mereka tidak mampu berdzikir baik dengan hati maupun dengan lisan. Yang dimaksud lupa, sebagaimana dikemukakan al-Mawardi dan al-Qurthubi, adalah lalai atau meninggalkan. Dan yang dimaksud mengingat Allah adalah perintah-perintah dan larangan-larangan Allah.

Dalam surah Thaha ayat 124 sampai 126, yang dimaksud dzikrullah (mengingat Allah) adalah ayat-ayat-Nya. Yaitu Al-Quran. Dan yang disebut melupakan ayat-ayat-Nya adalah berpaling darinya. Yakni tidak mengimaninya atau mengimaninya tapi seperti tidak mengimaninya. Karena tidak suka memurojaahnya. Baik memurojaah lafazhnya maupun maknanya. Dan baik murojaah dengan hati, dengan lisan, maupun dengan pengamalan.

Setiap orang adalah termasuk partai setan jika tidak belajar baca Al-Quran. Yang sudah bisa baca Al-Quran pun adalah partai setan jika tidak suka membacanya. Tak khatam-khatam walau sudah berlalu 1 bulan atau 40 hari. Dan Hafizh Quran pun anggota partai setan jika tidak murojaah (mengulang) sampai ada hafalan ayatnya yang terlupakan. Bukankah hizb (partai) juga adalah berarti bacaan setengah juz Al-Quran di mana 30 juz berarti 60 hizb?

Lalu, yang murojaah pun, seandainya ada, adalah partai setan jika tidak berakhlak dengan akhlak-akhlak Al-Quran. Oleh karenanya, ramaikan rumah-rumah, masjid-masjid, dan tempat-tempat lain dengan kegiatan belajar Al-Quran, membaca Al-Quran, dan murojaah Al-Quran dengan lisan, hati, pemahaman, dan pengamalan. Karena bagaimana bisa menjadi bagian dari partai Allah (menjadikan Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin sebagai wali) jika baca Al-Quran saja malas. Wallahu A’lam

Penulis: Deden Muhammad Makhyaruddin*
Editor: Oki Aryono

*Founder Indonesia Murojaah

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment