Hidangan Hangat, Siswa Bersemangat

Hidangan Hangat, Siswa Bersemangat

Hidangan Hangat, Siswa Bersemangat

Suaramuslim.net – Guru adalah orang tua kedua bagi anak. Anak akan menghabiskan sebagian waktunya bersama mereka di sebuah rumah bernama sekolah. Oleh karena itu penting kiranya membangun iklim sekolah selayaknya rumah kedua bagi anak yang akan membuat mereka merasa nyaman lagi menyenangkan.

Sekolah juga menjadi tempat belajar mengenal miniatur kehidupan anak. Mereka akan belajar bagaimana bersosialisasi dengan teman, memecahkan sebuah masalah yang menantang, mengenal berbagai ilmu pengetahuan serta belajar akan nilai-nilai kehidupan. hal ini diharapkan agar dapat menjadi pondasi untuk membangun karakter unggul yang mereka miliki.

“Anak bukan tamu biasa di rumah kita. Mereka telah dipinjamkan untuk sementara waktu kepada kita dengan tujuan mencintai mereka dan menanamkan nilai-nilai dasar untuk kehidupan masa depan yang akan mereka bangun”. (Dr. James C Dobson)

Rasulullah menganjurkan untuk memuliakan serta memberi sambutan yang menyenangkan kepada para tamu. Bahkan Rasul pernah memuji perbuatan salah seorang sahabat yang rela menghidangkan sedikit makanan yang dia miliki untuk tamu yang berkunjung ke rumahnya. Sahabat itu bahkan menyuruh istrinya untuk mematikan semua pelita di rumahnya agar tamu itu tidak tahu bahwa yang ada di hadapannya sebenarnya hanyalah piring kosong. Ia berpura-pura menemani tamu itu makan sebagai bentuk penghormatannya.

Para siswa adalah tamu yang setiap pagi berkunjung ke sekolah. Sedangkan guru adalah seorang tuan rumah yang sudah seharusnya memberi sambutan ramah serta menyajikan hidangan hangat untuk para siswanya.

Namun tidak semua tamu-tamu kecil kita itu datang dengan wajah ceria lagi bersahabat. Kita tidak pernah tahu problem apa yang dibawa anak dari rumah ketika mereka hendak berangkat ke sekolah. Ada anak yang memulai awal paginya dengan omelan dari sang Mama, bertengkar dengan Kakak, bahkan tak jarang mereka berangkat ke sekolah masih dalam keadaan menangis. Di sinilah pentingnya peran seorang guru untuk menetralisir hati siswa kembali, sehingga problem yang dibawanya dari rumah tidak akan mengganggu aktivitasnya di sekolah.

Dalam permendiknas No 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, pada nomor 7.2 tertulis : Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

Memberikan sambutan di pagi hari merupakan salah satu langkah guru untuk menyiapkan kondisi psikologis peserta didik sebelum memulai aktivitas belajar. Lalu bagaimanakah tuan rumah menyediakan hidangan hangat untuk para tamu-tamu kecilnya? Berikut tips sederhana yang dapat saya paparkan :

Pertama, selalu pasang wajah ramah yang ditandai dengan sebuah senyuman yang menghiasi wajah. Pribadi yang murah senyum juga telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Jarir bin ‘Abdillah beliau berkata, “Sejak aku menjadi muslim, tidak pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjumpa denganku melainkan senyum kepadaku.” (H.R Bukhari dan Muslim).

Kedua, setelah mengucapkan salam sapalah anak dengan menyebut namanya. Mengingat nama menunjukkan bahwa guru tersebut memperhatikannya. Karena nama seseorang bagi pemiliknya merupakan bunyi yang paling merdu dan paling penting dalam segala bahasa.

Ketiga, tambahkan sebuah kalimat positif pada diri anak seperti, selamat pagi anak sholih, Mas Arfan hari ini hebat datangnya tepat waktu, Mas Fiki anak pintar hari ini pasti bisa lebih belajar dengan baik.

Keempat, bila anak datang dalam keadaan menangis, dekatilah ia dengan sentuhan lembut kemudian ingatkanlah anak tentang keberhasilah yang pernah dicapainya ketika di sekolah, sekecil apa pun itu.

Kelima, guru dapat menyambut anak dengan hal-hal yang menjadi kecenderungan anak. Misalnya, anak yang jago main sepak bola, kita dapat menyambutnya dengan ucapan, pemain sepak bola terbaik sekolah kita sudah datang.

Insya Allah, hidangan hangat yang disajikan para guru dengan penuh ketulusan serta keikhlasan akan menjadi bekal siswa untuk menghabiskan waktu belajarnya di sekolah dengan penuh semangat.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sebuah tanaman yang selalu diberikan kata negatif setiap pagi, lama kelamaan tanaman itu dapat layu dan mati. Apalagi anak-anak mereka sangat membutuhkan kalimat positif yang akan membangun karakter dalam diri mereka nanti. Memang kita tidak mendapatkan hasil secara instan.

Bila waktu telah beranjak siang terkadang kita akan kembali direpotkan dengan tingkah polah anak-anak. Di situlah seni para guru akan breperan. Bagaimana mereka dapat kembali meramu hidangan yang membuat para tamunya bersemangat kembali. Tak usah panik, hadapi dengan tenang dan tetap beri mereka senyuman. Selamat menjadi tuan rumah yang menyenangkan untuk para tamu istimewa kita. Wallahu a’lam bishawab.

 

Kontributor: Santy Nur Fajarviana
Editor: Oki Aryono

*Pengajar di MIT Bakti Ibu Madiun

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment