Peduli Umat, Baznas Rilis Film ‘Iman di Pangkuan Sang Fakir’

Peduli Umat, Baznas Rilis Film ‘Iman di Pangkuan Sang Fakir’

Press conference oleh Baznas saat memperkenalkan film "iman di pangkuan sang fakir" kepada awak media para Rabu (30/1) di Surabaya

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) berinovasi untuk hadir sebagai badan peduli umat. Dalam hal ini mereka bekerjasama dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Wonosobo meliris film layar lebar kemanusiaan berjudul “Iman di Pangkuan Sang Fakir.”

Film yang berdurasi 1 jam 38 detik ini berkisah tentang perjuangan anak yatim piatu bernama Iman. Iman dewasa yang diperankan oleh Afrian Arisandi dihadapkan oleh berbagai tokoh yang merampas haknya seperti Budhe Warti yang diperankan oleh Maizidah Salas, ketua SMBI Wonosobo yang juga produser film “Iman di Pangkuan Sang Fakir.”

Selain dua pemeran utama di atas, ada pula tokoh Mbah Tun, penjual tempe goreng yang juga nenek Iman diperankan oleh Waginem Ortosuyitno.

Kepala Divisi Retail Baznas, Fitriansyah Agus Setiawan mengatakan, film ini merupakan salah satu inovasi Baznas untuk mengkampanyekan kebaikan dan kemanusian di masyarakat.

“Ini adalah inovasi kami dalam menyadarkan masyarakat bahwa kemiskinan itu ada di sekitar kita. Kita ke kantor, ke rumah pasti menemukan kemiskinan di sekitar kita,” kata Fitriansyah Agus Setiawan dalam acara press conference di Surabaya, Rabu, 30 Januari 2019.

Hal senada juga disampaikan Maidah Salas bahwa film ini juga sebagai upaya menyadarkan masyarakat untuk saling membantu sebagai sesama manusia dan membuka tangan untuk orang yang membutuhkan.

“Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Saya mengapresiasi Baznas yang menjadi jembatan untuk menyalurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan,” kata Maidah Salas.

Dalam kesempatan yang sama Sutradara Film, Gatot Sunarya, mengungkapkan kesulitan dalam pengarapan film ini terletak pada saat menghadirkan fase-fase perubahan pemeran utama dari mulai bayi, anak-anak hingga dewasa.

“Kalau masalah waktu memang kita bekerja ekstra selama 10 hari. Tapi saya beruntung memiliki tim produksi yang kuat jadi bisa berjalan dengan lancar,” kata sutradara asal Surabaya ini.

Lanjut Gatot, semua proses syuting film serta pengambilan gambar dilakukan di daerah Wonosobo, Jawa Tengah.

Sementara pemeran Iman dewasa, Afrian Arisandi, mengatakan hal yang sulit dalam memerankan karakter Iman adalah mengingat lagi masa lalunya yang juga hampir sama dengan tokoh Iman, yang berjuang sendiri bangkit dari kemiskinan.

“Saya memerankan tokoh ini seperti iya dan tidak. Kesulitan saya mengingat masa lalu, karena saya tidak mau mengingatnya lagi,” kata aktor yang juga guru salah satu SMA swata di Surabaya itu.

Pemeran sitkom (Situasi Komedi) di salah satu televisi lokal Surabaya ini, juga berharap bahwa dengan adanya film ini tidak ada lagi orang seperti dirinya di masa lalu, dan pemerintah lebih peduli melalui program-programnya untuk orang yang kurang mampu.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment