Inilah Pemandu Kehidupan di Dunia

Inilah Pemandu Kehidupan di Dunia

Inilah Pemandu Kehidupan di Dunia

Suaramuslim.net – Mencoba sedikit merenung dari peristiwa kesasar yang beberapa kali saya alami saat minggu-minggu awal tinggal di Surabaya. Tak jarang saya melewati jalan salah tatkala hendak menuju suatu tempat, yang justru semakin membuat bertambah jauhnya perjalanan. Pernah juga saya melewati jalur salah yang membuat saya harus berurusan dengan polisi.

Saat orang hendak pergi ke suatu tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya, terkadang ia terbekali dengan petunjuk berupa peta. Apalagi kemajuan teknologi saat ini, dapat membuat orang dengan mudah melihat pada gogle map ketika ia kebingungan jalan. Tapi masalahnya tidak semua orang pandai membaca peta, oleh karena itulah ia perlu seorang pemandu.

Begitu pula dengan perjalanan hidup ini. Allah telah membekali kita dengan dua peta utama, yakni Al Quran dan Hadits. Siapa yang berpegang teguh pada dua ajaran ini, maka Allah akan menjanjikan keselamatan untuknya. Dan tentu saja, ibarat membaca sebuah peta yang pasti memerlukan ilmu, kita pun perlu menggali ilmu tentang Al Quran dan Hadits, agar kedua peta itu dapat benar-benar menuntun kita.

Nah disinilah kita memerlukan seorang pemandu yang akan semakin memantapkan langkah kita. Pemandu yang sudah menguasai seluk-beluk jalan yang akan kita lalui. Pemandu yang bahkan tak jarang justru menunjukkan jalan-jalan pintas agar kita mudah sampai ke tempat yang hendak kita tuju. Pemandu seumpama guru yang akan mengalirkan limpahan ilmu kepada kita.

Namun tak jarang pula orang yang justru menikmati ketersesatannya, sehingga membuatnya lalai akan tujuan utama. Ia terpesona oleh berbagai keindahan yang tersaji di jalan ’salah’ yang ia lalui. Hingga akhirnya ia pun tak akan pernah sampai dan begitu sadar, waktunya untuk melakukan perjalanan telah habis di telan masa. Itulah golongan orang yang terjebak dalam perjalanannya.

Sahabat, mau memilih tipe musafir yang manakah kita? Musafir yang hanya mengandalkan dua peta tanpa membutuhkan pemandu, musafir yang membutuhkan keduanya atau musafir yang justru terlena oleh kenikmatan jalan ’sesat’ yang ia lalui. Ingatlah, ada batas dalam perjalanan ini. jangan sampai kita baru menyadari ketersesatan kita tatkala sudah tak ada lagi perpanjangan waktu buat kita.

Inna lillahi wa inna ilahi raji’un. Sesungguhnya kita ini milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kita kembali. Sahabat pegang terus kedua peta itu dan carilah pemandu terbaik untuk mengiringi perjalanan kita. Mari kita buka dan pelajari ”peta hidup” kita di setiap waktu, agar tatkala langkah kita sudah tak searah kita segera menyadarinya. Karena sejatinya kehidupan ini adalah perjalanan menuju tempat keabadian. Wallahu a’lam bi shawab.

Kontributor: Santy Nur
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment