Pemberdayaan penyintas Semeru melalui pertanian akuaponik

Pemberdayaan penyintas Semeru melalui pertanian akuaponik

LUMAJANG (Suaramuslim.net) – Asbisindo dan Laznas LMI terus membersamai para penyintas Semeru melalui program pemulihan ekonomi untuk para penyintas yang kini sudah menempati Hunian Tumbuh berlokasi di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.

Program yang digulirkan yaitu Budidaya Ikan Dalam Ember (budikdamber) sebagai bentuk implementasi ketahanan pangan melalui sistem pertanian akuaponik, yakni menggabungkan budidaya ikan (aquaculture) dan tanaman (hydroponic).

Dengan menggabungkan kedua sistem, limbah yang dibuang menjadi sangat minimal sehingga sistem akuaponik menjadi sistem pertanian yang ramah lingkungan.

Ketua Kompartemen BPRS ASBISINDO DPW Jawa Timur, Achmad Saifoel Ghozi, mengungkapkan pihaknya dan Laznas LMI terus membantu dalam hal recovery warga yang terdampak bencana beberapa waktu lalu.

“Bantuan budidaya produktif bagi penyintas bencana di Lumajang, sangat membanggakan karena biasanya fokus bantuan kemanusiaan adalah recovery wilayah dan bangunan fisik, tetapi kali ini fokus kepada pasca pemulihan,” ujarnya setelah memberikan bantuan, Jumat (30/09/2022).

“Dengan bantuan budidaya produktif ini diharapkan para penyintas (yang didominasi para petani, penambang pasir) bisa menciptakan pendapatan sementara sebelum lahan pertaniannya bisa menghasilkan sebagaimana sebelum bencana melanda,” tambahnya.

Ghozi berharap ke depan para penyintas bencana juga memiliki ketahanan yang kuat dalam sisi ekonomi dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Semeru Berkah sendiri terdiri dari 20 warga yang berasal dari para penyintas Semeru yang diketuai oleh Imam Syafii warga Desa Curah Koboan.

Di lahan yang terbatas dimanfaatkan untuk budidaya integritas hortikultura (kangkung) dan ikan lele di dalam ember atau budikdamber.

Dari 8 buah ember berukuran 80 liter dapat diisi bibit lele berukuran 9-10 cm untuk 1 ember dengan totalnya 300 bibit ekor lele.

Dalam kurun waktu 66 hari atau 2 bulan 1 minggu sudah dapat dipanen. Di dalam budikdamber ini ada tanaman sayuran kangkung yang digabungkan dengan ikan lele di dalamnya.

Tanaman sayur kangkung di atas dapat mengambil makanan atau pupuk dari air kotoran ikannya sehingga dapat tumbuh dengan subur dan ikan dapat besar dan hidup dengan baik.

Manajer Penanggulangan Bencana Laznas LMI Susanto menyampaikan bahwa program pemulihan ekonomi budikdamber ini merupakan bentuk ketahanan pangan secara sederhana dan dapat dibuat di pekarangan rumah masing-masing.

“Tidak perlu lahan besar dan luas, dengan memanfaatkan area pekarangan yang kecil bahkan di pekarangan rumah masing-masing bisa kita manfaatkan,” tuturnya.

Reporter: Dani Rohmati
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment