Pendiam, Diam Bicara atau Diam Bertindak?

Pendiam, Diam Bicara atau Diam Bertindak?

Pendiam, Diam Bicara atau Diam Bertindak?

Suaramuslim.net – Salah satu karakter manusia yang unik, pendiam. Manusia dengan tipe ini begitu irit dalam bicara. Orang yang bersapa dengannya dibuat penasaran. Tidak semua pendiam itu baik. Tapi bukan berarti yang diam itu buruk.

Diam jika di KBBI tidak berbicara; tidak bergerak; tidak berbuat. Berangkat dari definisi tersebut jika orang yang pendiam irit bicara dan irit bertindak terhadap suatu permasalahan. Apakah bisa sama orang diam bicara dengan diam dalam tindakan? Mana yang cenderung diberikan gelar pendiam? Tentu secara umum mereka yang diam dari berbicara. Namun diam dalam tindakan juga (bagi penulis) juga dikatakan pendiam. Mereka tidak berbuat apapun untuk hal-hal yang berguna meski mulut selalu ngoceh.

Dalam kehidupan di masyarakat saat manusia bergaul dengan manusia lainnya, gesekan tak mungkin terelakkan. Dimulai dengan salah persepsi. Bisa juga memang ada yang mau menang sendiri. Yang lain tidak mau tersingkirkan.

Kejadian yang kurang mengenakkan ini, membuat hati saling curiga dan menjauh. Awalnya teman dekat jadi musuhan. Awalnya saling senyum jadi melempar muka masam. Jika kondisi seperti ini apakah selesai dengan saling diam?

Tidak mungkin akan selesai. Yang ada masalah lebih besar. Hati menjadi lebih renggang. Suasana kebatinan antar saudara atau pertemanan jadi keruh.

Diam tak selamanya emas. Diam bisa jadi tanda pengecut. Masalah yang ada tidak mampu diselesaikan padahal menjadi tanggung jawab. Tidak heran jika diistilahkan dengan setan yang diam.

Kembali dalam hubungan antar manusia, ketika gesekan terjadi diam bukan solusi. Apalagi kecenderungan pendiam dia semakin menahan dari bicara. Saat terdesak hanya mampu mengucap kata “tidak.”

Mengembangkan sikap untuk lebih mengobral kata dalam pergaulan jadi kebutuhan. Saat sudah ada gesekan. Bisa ambil contoh. Ada dua remaja yang dia berselisih di cakruk (tempat ronda) disebabkan pembagian tugas kampung. Yang satu merasa lebih berat.

Jika keduanya saling diam, maka tidak mungkin akan selesai. Satu orang mengganjal. Efektifitas untuk menyelesaikan tugas menjadi tersendat. Ujung-ujungnya hasil kurang maksimal.

Dengan diam akan terkuasai masalah yang dihadapinya. Dengan diam akan membuat pikiran lebih tenang dan dapat menenangkan pikiran. Dan dengan diam juga memberikan dampak kepada sekitarnya untuk tidak panik.

Diam bisa memberikan waktu untuk mempelajari keadaan yang bermasalah dengan baik. Karena banyak bicara membuat pikiran jadi sibuk. Dan kesibukan pikiran tidak bisa membuat berpikir lebih jernih. Jernihnya pikiran dengan mulutnya yang banyak diam. Mata yang digunakan untuk mengamati. Kecuali perkataan yang ditujukan untuk membantu kerja otak ini berbeda lagi.

Keterangan diatas tentang nilai positif dari diam. Tapi jika saling diam dalam pergaulan maka ini tidak baik. Karena akan mempengaruhi tali ukhuwah dan tali persaudaraan. Retaknya persaudaraan awalnya dengan saling diam.

Saling diam membuat hati ada jarak dengan hati yang lainnya. Ketika saling berjarak ini, membuat perlahan-lahan persatuan akan tercerai berai. Sepele sekali sebabnya. Mulut yang saling bungkam, dalam pergaulan sangat tidak baik.

Kesimpulannya, gunakan diam pada tempatnya. Ketika merenung gunakan diam untuk merenung. Tinggalkan diam ketika sedang terlibat dalam pergaulan.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment