SURABAYA (Suaramuslim.net) – Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar. Hal tersebut membuat beberapa komunitas maupun para pakar berembuk untuk mengambil langkah agar masyarakat berhenti merokok.
Hal ini yang memantik Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya (UNUSA) menjadi fasilitator dalam agenda yang bertajuk The 2ND Surabaya International Health Conference (SIHC) yang dihadiri beberapa negara dari luar negeri.
Prof Ihsan Karaman, MD., Ph.D. selaku President of Internasional Federation Green Cressent Society, dari Turki mengatakan bahwa sebenarnya di Turki pernah sama di Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok terbesar.
“Indonesia pernah mirip dengan Turki yang jumlah perokoknya besar. Sama dengan di Turki, sebenarnya banyak perokok dari Indonesia yang hanya ikut-ikutan saja, bukan kecanduan (adiktif) yang tidak bisa dihilangkan,” ujar Prof Ihsan saat ditemui awak media sebelum menjadi pembicara dalam forum tersebut, Sabtu (13/7).
Saat ditanya mengenai kemungkinan Indonesia bisa berhenti dari banyaknya perokok, Prof Ihsan menjawab dengan lugas.
“Bisa dimulai dari government, kemudian mulai dari SD, SMP, SMA itu bagaimana healthy life style dihidupkan, dan bagaimana orang mengetahui rokok itu berbahaya dari awal,” tuturnya.
“Sebenarnya beberapa negara di dunia sudah memiliki regulasi tentang pelarangan rokok. Hanya saja di Indonesia belum mau menandatangani pelarangan tersebut,” lanjutnya.
“Belum mau tanda tangan, beberapa negara seperti Tiongkok dan Amerika, semua sudah tanda tangan. Nah, di Indonesia ini belum mau tanda tangan untuk menyetujui regulasi rokok internasional. Intinya itu adalah tanda tangan dan menyetujui tentang bagaimana cara beriklan, bagaimana penjualan kepada anak, 12 tahun baru boleh, kemudian di display dan lain sebagainya, dan itu Indonesia belum.” Pungkasnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir