Pengungsi Rohingya di Makassar Unjuk Rasa Minta Kejelasan Nasib

Pengungsi Rohingya di Makassar Unjuk Rasa Minta Kejelasan Nasib

Pengungsi Rohingya di Makassar Unjuk Rasa Minta Kejelasan Nasib
Imigran etnis Rohingya Myanmar yang tinggal di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar unjuk rasa, Rabu (30/1/2019).

MAKASSAR (Suaramuslim.net) – Imigran etnis Rohingya Myanmar yang tinggal di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kembali menggelar unjuk rasa, Rabu (30/1/2019).

Aksi dilakukan di depan Gedung Menara Bosowa, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, sejak siang tadi hingga sore.

Tuntutan mereka dari dulu adalah kepastian pemberangkatan ke negara pihak ketiga untuk mencari suaka.

Mereka mengancam akan terus berada di depan gedung Menara Bosowa, tempat UNHCR dan IOM berkantor, sampai memperoleh informasi agenda keberangkatan yang jelas.

Berdasarkan data dari Forum Peduli Rohingya Makassar, jumlah imigran etnis Rohingya yang tinggal di beberapa titik wisma pengungsian di Kota Makassar mencapai 212 orang, termasuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Mereka sudah tinggal di daerah cukup lama. Bahkan ada yang sudah sampai belasan tahun. Sedikitnya 22 imigran telah menikah dengan warga asli Sulawesi Selatan dan memiliki keturunan.

Kendati kehidupan mereka ditanggung oleh PBB, seperti tempat tinggal dan uang bulanan, namun menurut Koordinator Forum Peduli Rohingya Makassar, M Iqbal Djalil, mereka tidak sepenuhnya bebas layaknya manusia pada umumnya.

“Gerak gerik mereka dibatasi. Sedikit saja pelanggaran, seperti nginap di luar wisma pengungsian, mereka langsung ditahan di Rudenim Bollangi, Gowa. Jadi, meski mereka sudah berkeluarga, tetapi sangat jarang bergaul dengan istri dan anak-anak mereka di malam hari, karena sudah harus masuk wisma,” terang Iqbal.

Iqbal, yang juga merupakan anggota DPRD Makassar itu sangat berharap PBB segera memberangkatkan mereka ke negara pihak ketiga yang menjadi tujuan pencari suaka.

Sebab, kata Iqbal, lama mereka tinggal di Indonesia sudah termasuk pelanggaran yang dilakukan PBB sebagai penanggung jawab.

“Indonesia hanya sebagai negara transit. Semestinya pengungsi ini tidak boleh tinggal lama. Tetapi sangat disayangkan karena malah sudah ada yang tinggal belasan tahun,” pungkasnya.

Sejak dari Rabu siang kemarin sampai Kamis (31/1/2019), siang hari ini, sebanyak 50-an pengungsi Rohingya menginap di depan gedung Menara Bosowa, Jl Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menuntut keadilan kepada PBB, dalam hal ini UNHCR dan IOM, tentang kepastian mereka diberangkatkan ke negera pihak ketiga tujuan suaka.

Kontributor: Irfan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment