Pentingnya Mengajarkan Perilaku Memaafkan Sejak Dini

Pentingnya Mengajarkan Perilaku Memaafkan Sejak Dini

Ayah, anak, dan senja. Foto: Pixabay.com

Suaramuslim.net – Bagi sebagian orang dewasa, memaafkan adalah satu hal yang bisa dibilang susah-susah gampang untuk dilakukan. Mungkin seiring bertambahnya usia barulah orang dewasa bisa mulai maafkan dan mengikhlaskan segala hal yang menyakitinya. Jika begitu, bagaimana dengan anak-anak?

Melansir dari muslimah daily, faktanya, ketika seseorang memaafkan, maka bagian otak frontal cortex akan menjadi aktif. Efeknya adalah hal itu dapat meningkatkan emosi positif, meningkatkan moral, memahami apa yang dipikirkan orang lain, dan mengendalikan pikiran-pikiran negatif.

Begitu banyak hal positif dari perilaku memaafkan, tentunya apabila diajarkan pada anak sejak dini akan menjadi perilaku positif yang selalu membekas pada dirinya. Namun, terkadang bunda kebingungan tentang bagaimana cara mengajarkannya dan kapan usia yang tepat.

Berikut pembahasan mengenai belajar memaafkan dari seorang praktisi anak usia dini, Aninda S.Psi, M.Psi.T. yang dibagikan melalui Instagram dengan hastag #IbuNindaParentingSharing.

Saat yang tepat mengajarkan perilaku memaafkan pada anak

Perilaku memaafkan bisa mulai dikenalkan saat anak berusia 6-7 tahun, karena menurut Ninda, pada saat itu kemampuan kognitif anak sudah berada di tahap concrete operational reasoning, saat anak sudah mampu mengaitkan sebab-akibat pada sebuah perilaku. Tapi bunda jangan khawatir, bagi anak berusia di bawah 6 tahun sudah mulai bisa dikenalkan konsep kebaikan dan kasih sayang melalui film atau buku-buku cerita bergambar.

Untuk mengajarkan perilaku memaafkan pada usia 6-7 tahun terdapat lima langkah yang bisa bunda lalui:

• Menanamkan pemahaman pada anak bahwa setiap orang itu berharga. Sehingga anak selain bisa menghargai dirinya sendiri dia pun mampu menghargai orang lain.

• Terus menanamkan konsep kebaikan dan kasih sayang melalui film atau buku-buku cerita.

• Mulai masuk ke konsep memaafkan, tetapi bunda bisa mengajarkannya menggunakan buku cerita. Bukan menggunakan contoh yang ada di kehidupan anak. Tanamkan nilai-nilai seperti, “ketika kita memaafkan, berarti kita melakukan perilaku baik.”

• Jelaskan juga pada anak, memaafkan bukan berarti tetap berteman. Apalagi jika berkaitan dengan bullying (karena anak butuh melindungi dirinya juga).

• Mulai menerapkan pengajaran ini ke anak, tapi tanpa memaksa. Karena memaafkan adalah sebuah pilihan.

Tips & trik mengajarkan perilaku memaafkan pada anak

1. Mengidentifikasi konflik

Bertanya pada anak runtutan konflik yang terjadi, termasuk di dalamnya bertanya alasan apa yang menyebabkan pelaku berperilaku demikian. Hal ini akan mengembangkan kemampuan otak anak untuk berpikir dari sisi lain.

2. Memahami emosi anak

Ajak anak untuk menelaah dan memahami emosi yang dirasakannya akibat konflik yang terjadi. Apakah marah? Malu? Sedih? Lalu ajak anak untuk melabeli perasaan tersebut.

3. Menyampaikan perasaan sebelum memaafkan

Biarkan anak untuk melepaskan emosinya, sebelum ia memaafkan.

4. The ‘Let-it-go’ visualization

Jika kesalahan yang terjadi terlalu besar dan fatal bagi diri anak, kemungkinan akan menjadi lebih sulit untuk melepas emosi negatifnya tersebut. Maka dari itu, berikut cara mudah untuk anak melepaskan emosi negatif yang membekas.

• Ajak anak untuk membayangkan emosi yang dia rasakan

• Ajak anak untuk meniup emosi tersebut menjadi sebuah balon yang tak terlihat

• Bilang pada anak jika balon berisikan emosi itu terikat di tangan si anak dan untuk melepaskannya anak perlu mengguntingnya (bisa pura-pura dengan jari tengah yang membentuk gunting)

• Jika anak sudah siap, ajak ia untuk menggunting balonnya sehingga balon tersebut terbang ke angkasa

• Sampaikan pada anak jika sekarang balon tersebut sudah membawa emosi negatifnya

5. Orang tua adalah contoh

Biarkan anak meniru melalui contoh nyata yang dilihatnya sehari-hari, yaitu orang tua. Jika orang tua masih menunjukkan perilaku mendendam, maka akan sulit bagi anak untuk belajar memaafkan.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment