SURABAYA (Suaramuslim.net) – Atmosfer politik di Jawa Timur makin menghangat setelah publik selama ini berharap cemas menunggu siapa sosok yang akan mendampingi Khofifah dalam kontestasi Pilgub Jatim.
Keputusan Partai Demokrat mengusung Bupati Trenggalek Emil Dardak sebagai pendamping Mensos tersebut sontak mengubah konstelasi politik yang selama beberapa pekan terakhir sempat membeku.
“Arah politik dari partai politik semakin jelas dan mengerucut, sebab ada dua pasangan calon yang resmi untuk maju dalam pilkada Jawa Timur 2018 mendatang” ujar Petrus Hariyanto, CEO IPOL Indonesia dalam Jumpa Pers Riset Media dan Literasi Politik yang digelar di Warung Mbah Cokro, 21 November 2017.
Keputusan Partai Demokrat untuk mengusung Emil Dardak yang bukan merupakan kader partai ini sebelumnya sudah bisa diprediksi oleh IPOL Indonesia. “Kami menggunakan metodologi riset politik yang berbasis data IT yang mengumpulkan media massa, hasilnya Emil Dardak layak menjadi wakil Khofifah” ujarnya.
Sementara itu, Maman Suherman, Senior Advisor IPOL Indonesia mengatakan keputusan Khofifah menggandeng Emil Dardak sudah bisa diprediksi sebab momentum untuk menggaet pemilih pemula sangat tepat.
“Generasi Y tidak mengenal sosok Khofifah atau bahkan Gus Ipul, mereka lebih mengenal sosok Emil Dardak sebagai sosok bupati milenial. Sosok calon pemimpin muda akan mempengaruhi 33 persen pemilih di Indonesia di 171 pilkada se Indonesia.
Maman juga menggaris bawahi tentang lemahnya posisi parpol untuk mengusung kadernya. Sejumlah nama petinggi partai justru tidak diusung dalam kontestasi Pilkada Jawa Timur.
“Kondisi ini bisa jadi indikasi bahwa di Jawa Timur telah terjadi krisis kepemimpinan, artinya kader partai politik tidak memiliki kepercayaan diri untuk maju bersaing dalam kontestasi Pilkada Jawa Timur.” Ujar Notulen Indonesia Lawak Klub ini kepada wartawan.
Fenomena krisis kepemimpinan di Jawa Timur juga dijelaskan Petrus, ketika berbicara tentang potensi 3 paslon yang akan bersaing di Pilgub Jatim. Manuver politik yang dilakukan sisa parpol yakni Gerindra, PAN dan PKS praktis belum menyebut kader parpol.
“Hanya PAN yang konsisten mengusung kader partai, ada Masyfuk, Suyoto, bahkan nama Anang Hermansyah, namun karena proporsi parlemen hanya 7 kursi, PAN cukup realistis untuk memasang kadernya sebagai calon Wakil Gubernur” ujarnya.
Siapa saja nama kader partai yang potensial?. Ditanya demikian, Petrus menyebut sejumlah nama seperti Supriyanto, Anwar Sadad, Masyfuk, Suyoto bahkan Bambang Haryo yang idealnya dapat diusung oleh parpol.
Hasil Riset IPOL menyebutkan, komposisi Cagub – Cawagub alternatif mengerucut pada 3 pasangan calon. Hasil ini berdasarkan popularitas, tone, sentimen, dan influence yang dilakukan oleh IPOL Media Monitoring selama 3 bulan terakhir.
“Kami melakukan simulasi 3 paslon kader parpol di tambahkan La Nyalla. Hasilnya pasangan Bambang Haryo – Masfuk 42 %, La Nyalla – Suyoto 39 %, Anwar Sadad – Anang Hermansyah 30 %. Tren pemberitaan masing – masing personal terus menguat. Sosok Anwar Saddad cukup intens menjadi influencer dalam trending topic Pilgub Jatim. “ pungkas Petrus.
Reporter : Nurul Adha Nia
Editor : Muhammad Nashir