Polisi Diminta Periksa Penyertaan Kalimat Tauhid Di Video Pengeroyokan Suporter Jackmania

Polisi Diminta Periksa Penyertaan Kalimat Tauhid Di Video Pengeroyokan Suporter Jackmania

Polisi Diminta Periksa Penyertaan Kalimat Tauhid Di Video Pengeroyokan Suporter Jackmania
nggota Komisi V DPR RI, Nurhasan Zaidi dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung DPR (Foto: DPR RI)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Anggota Komisi V DPR RI, Nurhasan Zaidi meminta pihak kepolisian mengusut tuntas pihak yang bermain dengan nilai-nilai kesucian agama. Hal ini ia sampaikan pasca beredarnya video yang diiringi kalimat tauhid saat pengeroyokan suporter Jacmania Haringga Sirilla oleh oknum suporter sepakbola ‘bobotoh’.

“Saya pikir polisi juga harus mengejar dengan tuntas siapa yang telah memanfaatkan kondisi ini,” ujar Nurhasan saat menjadi salah satu pembicara pada diskusi Dialektika Demokrasi dengan mengangkat tema ‘Duka Sepakbola Salah Siapa?’, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/9) sebagaimana yang dilansir laman resmi DPR RI.

Nurhasan mengatakan perekayasaan kalimat Tauhid dalam video tersebut merupakan kezaliman yang luar biasa. “Isu murahan yang berusaha memperkeruh kondisi bangsa seperti ini, biasanya dilakukan oleh kalangan menengah terdidik,” tambahnya.

Olahraga sepakbola yang juga merupakan sebuah hiburan bagi masyarakat ini, seharusnya melahirkan sikap sportifitas. Namun fanatisme yang tumbuh terhadap sebuah klub sepakbola pada generasi muda, sangat penting untuk diarahkan.

“Kita sebagai orang tua sekali-kali, mendampingi. Agar kita bisa mengedukasi langsung kepada anak-anak kita,” imbuh mantan anggota Komisi X DPR RI itu.

Mengenai masukan dari banyak pihak, seperti pengelolaan suporter yang disuarakan oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang akan membuat badan khusus tentang pengelolaan supporter, juga patut diperhitungkan. Karena sepakbola saat ini sudah menjadi industri besar.

Mengurus 250 juta penduduk ini tidak mudah, butuh sinergitas seluruh Kementerian dan Lembaga, stakeholder serta masyarakat. Menurut politisi dapil Jawa Barat itu, regulasi kebijakan seperti manajemen pengelolaan suporter di setiap klub-klub masih diabaikan.

“Kita sudah cukup kaya dengan pengalaman pesepakbolaan, Haringga merupakan korban ketujuh dari bentrok suporter Persib dan Persija. Jadi ini sudah cukup darurat menurut saya, sikap apa pun yang diambil PSSI, harus kita hargai,” pungkasnya.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment