Suaramuslim.net – Di era serba digital, bahaya pornografi mengancam anak-anak kita. Beragam varian yang mengandung konten pornografi tersaji di sana-sini akan membuat kerusakan hebat di dalam otak.
“Kerusakan otak akibat pornografi seperti kerusakan pada mobil saat tabrakan keras,” ungkap Elly Risman, Psikolog dari Yayasan Kita dan Buah hati saat bicara di depan ratusan peserta Workshop Parenting “Tantangan Mendidik Anak di Era Digital” kepada tribunnews.com.
Ia bahkan menyatakan bahwa dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh pornografi ini bahkan jauh lebih berbahaya daripada narkoba. Pre Frontal Cortex (PFC) atau bagian otak depan anak adalah bagian pusat otak yang menjadi rusak jika telah kecanduan pornografi. “Pusat otak yang rusak itu, adalah tempat merencanakan masa depan,” tegasnya.
Setelah melihat pornografi, ia melanjutkan, gambar visual itu akan dikirim ke otak bagian belakang, disebut juga respondent. Jika respondent tersenggol, akan mengeluarkan hormon yang bernama dopamin. “Dopamin itu akan mengeluarkan zat yang akan membuat anak merasa senang, nikmat, bahagia, yang membuat anak kecanduan. Jika sudah demikian, ia akan menjadi pelanggan tetap perusahaan yang memproduksi pornografi,” tegasnya.
Tak hanya itu, menurut Elly, candu pornografi itu membuat orang menjadi dissensitifisasi. Gambar porno yang sudah dilihat tidak akan berpengaruh lagi, yang ingin dilihat adalah gambar porno yang lebih dari gambar sebelumnya, karena rasa senstifnya hilang. “Ketika anak melihat satu kali pornografi maka dia ingin dua, tiga, empat kali lagi,” tandasnya.
Mencegah Pornografi pada Anak
Dra. Perwitasari, yang juga seorang psikolog yang saat ini aktif berkegiatan sebagai psikolog, trainer, konselor di Yayasan Kita dan Buah Hati dan RSIA KMC memaparkan beberapa hal untuk mencegah anak dari pengaruh pornografi, terutama dari internet. Internet yang aman dan sehat jelas sangat diperlukan, katanya. Maka, orangtua sejak awal harus memastikan bahwa internet yang digunakan anak berada di dalam kontrol orangtua dan memiliki filter untuk mencegah anak-anak mengakses konten porno.
Tetapi, seiring dengan bertambah usia, tentu kontrol eksternal ini perlu juga didampingi dengan kontrol internal, yakni dengan memberikan edukasi tentang bahaya pornografi bagi perkembangan mereka. Anak perlu tahu apa bahayanya, dan apa yang harus dilakukan bila tidak sengaja melihatnya. Sejak awal anak-anak diajarkan dan ditanamkan untuk tidak mengizinkan dirinya melihat hal-hal yang tidak baik dan menjaga pandangannya.
Orangtua juga perlu menciptakan hubungan yang hangat dengan anak agar mereka tidak berada di dalam kondisi BLAST (boring, lonely, angry, stress dan tired). Ajarkan juga bagaimana sejak awal mereka bisa mengatasi BLAST (boring, lonely, angry, stress dan tired) itu, dengan berbagai alternatif kegiatan yang positif, kreatif dan produktif.
Kegiatan olahraga juga diperlukan agar anak dapat menyalurkan energinya. Bagi anak laki-laki, saat baligh nanti olah raga ini diperlukan untuk mengeluarkan sperma, dengan cara sehat dan alamiah tanpa perlu melakukan hal-hal negatif (seperti masturbasi dll).
Tanamkan juga keimanan sehingga anak menghayati adanya pengawasan dari Yang Maha Mengetahui, dan keyakinan bahwa semua yang ia lakukan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir