Premi BPJS Melangit Rakyat Menjerit

Premi BPJS Melangit Rakyat Menjerit

Kemenkeu Sebut Kenaikan Iuran BPJS Pilihan Terakhir
Acara diskusi media FMB 9 dengan topik Tarif Iuran BPJS yang diselenggarakan di Kantor Kemkominfo, Jakarta, Senin (7/10) (Foto: FMB9)

Suaramuslim.net – Premi BPJS resmi naik per 1 Januari 2020, bahkan Presiden Joko Widodo secara khusus mengeluarkan peraturan presiden untuk mempercepat proses kenaikan tersebut.

Hal senada pun digencarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bahkan mengusulkan untuk memberikan ancaman sanksi bagi para peserta BPJS yang telat membayar yakni berupa tidak bisa mengurus SIM, paspor, Akte, bahkan tidak bisa daftar sekolah bagi para penunggak premi BPJS. Untuk memperlancar pembayaran premi tersebut direncanakan akan ada penagihan yang dilakukan door to door oleh petugas ke rumah para peserta BPJS.

Sungguh sangat luar biasa sekali upaya pemerintah dalam hal memalak rakyatnya. Di saat rakyat kian terjepit oleh kondisi ekonomi yang semakin pailit, pemerintah dengan kejamnya minta pengertian dari rakyatnya, seolah kesehatan rakyat adalah beban berat yang harus ditanggung negara. Bukankah tugas negara adalah memenuhi kebutuhan rakyatnya? Termasuk dalam hal kesehatan. Namun mengapa justru negara yang minta dimengerti oleh rakyatnya, seolah rakyat yang menzalimi negara. Sudah terbaikkah logika penguasa? Atau memang mereka tak paham tugas dan fungsinya.

Bukankah negara Indonesia adalah negara yang kaya raya akan sumber daya, ke manakah hasil kekayaan tersebut? Negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi faktanya rakyatnya ibarat ayam mati di lumbung padi.

Ya, semua ini bisa terjadi akibat sistem kapitalis sekuler yang diterapkan di negeri ini. ibarat sel kanker yang  terus menggerogoti, dan menjalar ke seluruh tubuh. Dalam sistem ini negeri yang harusnya sejahtera dan makmur pun menjadi pesakitan yang terus melemah, hingga sekarat.

Bagaimana tidak, semua potensi sumber daya alam yang harusnya bisa menjadi penopang ekonomi untuk menyejahterakan rakyatnya, diobral dan diberikan pada asing dan aseng untuk keuntungan pribadi mereka.

Kesehatan rakyat yang harusnya menjadi tanggung jawab negara pun tidak luput oleh para kapitalis untuk dijadikan sebagai lahan bisnis, tanpa perduli bagaimana kondisi rakyat meringkih kian terjepit oleh kondisi ekonomi yang semakin sulit, harga kebutuhan pokok melambung tinggi, belum lagi BBM, listrik dan kebutuhan yang lainnya. Kini harus ditambah lagi dengan premi BPJS yang melangit.

Negara seharusnya bertugas sebagai pemelihara urusan rakyat, menjamin keamanannya, serta memastikan setiap kebutuhan asasi rakyatnya termasuk dalam hal kesehatan. Maka negara dituntut agar memaksimalkan segala potensi sumber daya yang dimiliki semata-mata untuk mengurusi kebutuhan rakyatnya bukan untuk keuntungan pribadi apalagi untuk para kapitalis.

Begitulah sejatinya penguasa, yang akan benar-benar melaksanakan tugas dan fungsinya hanya dalam sistem yang mampu mendukungnya yakni sistem Islam semata. Sistem yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, yang dengannya mampu menyelesaikan seluruh problem kehidupan manusia baik dalam ranah pribadi, bermasyarakat maupun bernegara. Sistem yang tidak akan membiarkan penguasanya abai terhadap urusan rakyatnya, sistem yang tidak akan membiarkan asing aseng mencaplok dan menguasai kekayaan negerinya.

Sudah saatnya negeri ini dikelola dengan tatanan sistem yang baik, agar tercipta negeri yang makmur, aman dan sejahtera. Sistem yang akan memberikan rahmat bukan hanya bagi manusia namun seluruh alam semesta beserta isinya. Sistem yang dengannya mampu mengelola seluruh potensi sumber daya yang dimiliki; sistem yang dengannya rakyat dijamin akan keamanan dan kesejahteraannya; sistem yang dengannya bukan hanya menjamin kebahagian dunia rakyatnya semata, pun kehidupan rakyatnya setelah dunia. Yaitu sistem yang berasal dari Sang Pencipta manusia, yakni sistem Islam.

Khusnul Aini S.E

Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment