Profesi Wanita pada Masa Nabi

Profesi Wanita pada Masa Nabi

Profesi Wanita pada Masa Nabi

Suaramuslim.net – Selain sebagai ibu rumah tangga, wanita pada masa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam memiliki berbagai macam profesi tambahan. Dr Akram Dhiya al-‘Umari dalam buku “al-Hayāh al-Iqtiṣādiyyah wa al-Ijtimā’iyyah fī ‘Ashri al-Nubuwwah” (1997: 81-82) menyebutkannya secara lugas.

Sebagai contoh, Asma binti Abu Bakar bercerita –berdasarkan riwayat Bukhari dan Muslim– saat menikah dengan Zubair bin Awwam, dirinya tak memiliki harta berarti, selain alat penyiram lahan dan seekor kuda. Untuk membantu suaminya, ia memberi makan merawat dan melatih kuda. Selain itu, ia juga menumbuk biji kurma untuk dimakan, menyediakan makan dan minum, menjahit dan memasak. Lebih dari itu, puteri Abu Bakar ini juga menjunjung buah kurma di atas kepalanya sejauh 2/3 farsakh (1 farsakh sekitar 3 mil).

Dari penuturan Asma, pembaca bisa mengetahui bahwa selain pekerjaan rumah, salah satu profesi wanita pada masa nabi adalah bercocok tanam dan merawat hewan ternak untuk membantu suami.

Ini persis seperti bibi Jabir bin Abdullah, Ibnu Atsir dalam “Jāmi’ al-Ushūl” (VII/316, 325) mencatat bahwa bibi Jabir memotong (memanen) kurma langsung dari kebunnya. Artinya, aktivitas berladang dan bertani adalah salah satu profesi wanita di masa itu.

Contoh lain adalah istri Sa’ib bin Khabbab. Setelah ditinggal wafat suaminya, dia bekerja di sebuah ladang pertanian di lembah Qanah yang jauh dari rumahnya. Dia berangkat dari sejak pagi dan pulang pada sore hari (Ibnu Atsir, Jāmi’ al-Ushūl, VIII/148).

Ketika terjadi perang, ada wanita yang berpartisipasi menjadi relawan. Ummu ‘Athiyah Al-Anshariyah misalnya, pada beberapa peperangan ikut membantu menyiapkan makanan (memasak), mengobati orang yang luka dan merawat pasien. Kisah ini bisa dibaca dalam riwayat Muslim (III/1447).

Profesi lain pada masa itu adalah memintal (menenun) kain. Suatu hari Rasulullah memerintahkan para wanita dari kalangan hamba sahaya diajari bidang pertenunan. Di samping itu, ada juga yang berprofesi sebagi perias pengantin seperti Ummu Ghilan, Ummu Zufar dan Ummu Ra’lah Al-Qusyairiyah.

Waktu itu profesi utama wanita adalah menyiapkan masakan bagi suami. Kondisi zaman itu tak semudah sekarang. Kondisi hidup cukup susah. Secara umum mereka hanya makan satu macam makanan dari makanan berikut: kurma, susu, minyak samin, tepung dan kadang-kadang daging. Dari data sejarah tersebut, pembaca bisa mengetahui bahwa profesi utama wanita di masa nabi adalah menjadi ibu rumah tangga. Selain itu, ada profesi atau pekerjaan ekstra untuk membantu suami seperti berladang, merawat ternak, berpartisipasi dalam medan perang sebagai relawan yang menyiapkan makanan dan obat-obatan, membuat adonan roti, menenun kain dan perias pengantin.

Menariknya, meski mereka memiliki profesi tambahan seperti yang disebutkan tadi, mereka tidak lupa kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Sebuah teladan luhur dari wanita zaman nabi yang patut diteladani.

Kontributor: Mahmud Budi Setiawan
Editor: Oki Aryono

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment