Puluhan Pekerja Jembatan Dibunuh Separatis Papua, PKS: Negara Tidak Boleh Diam

Puluhan Pekerja Jembatan Dibunuh Separatis Papua, PKS: Negara Tidak Boleh Diam

Fraksi PKS Kecam Kebijakan AS Soal Pemukiman Isarel di Tepi Barat
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini (Foto: Fraksi PKS)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengaku sangat geram saat mendengar kabar 31 orang warga negara Indonesia yaitu para pekerja di Papua yang dieksekusi oleh kelompok separatis di Papua.

“Biadab warga negara tak bersalah dieksekusi separatis Papua dalam jumlah begitu banyak. Apa salah mereka? Negara tidak boleh tinggal diam, kejar mereka dan mintakan pertanggung jawaban yang setimpal,” kata Jazuli geram.

Sebelumnya beredar informasi pembunuhan terhadap para pekerja proyek Istaka Karya Agung yang sedang membangun jembatan di kali Yigi dan kali Auruk, Papua.

Menurut keterangan pers yang tersebar di kalangan media, Polda Papua pada hari Senin 3 Desember 2018 sekitar Pukul 15.30 WIT telah mendapat informasi dari masyarakat bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap para pekerja proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak.

“Dari informasi masyarakat bahwa pembunuhan terhadap para pekerja proyek Istaka Karya terjadi pada hari Minggu 2 Desember 2018 di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi Kabupaten Nduga” tulis keterangan pers Polda Papua, Selasa (4/12) yang diterima Suaramuslimdotnet.

Jazuli Juwaini juga mendukung langkah tegas aparat keamanan TNI/Polri melakukan upaya pemulihan keamanan termasuk menyelamatkan para pekerja yang mungkin masih disandera oleh kelompok separatis. Lebih dari itu, Fraksi PKS mendukung penuh upaya aparat TNI/Polri untuk mengejar kelompok sparatis pelaku pembunuhan ini.

“Tindak mereka dengan tegas. Nyawa warga negara begitu murah di tangan mereka. Lakukan dengan protap pemberantasan terorisme karena nyatanya mereka terkategori teroris yang menyebarkan teror yang meluas, dengan jumlah korban begitu banyak, mereka juga kerap menyasar aparat dan menyerang objek strategis publik. Bahkan mereka selama ini juga punya motif politik serta mengacaukan keamanan negara khususnya di Papua,” tegas Jazuli.

Menurut Jazuli, ia punya alasan kuat menyebut kelompok ini sebagai teroris berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pemberantasan Teroris.

Negara, lanjut Jazuli, tidak boleh kalah melawan aksi-aksi terorisme seperti mereka apalagi korbannya jelas-jelas warga sipil yang tidak bersalah.

“Bayangkan para pekerja ini adalah pejuang dan tulang punggung keluarganya. Harus meninggalkan anak, istri dan keluarga tercinta untuk mencari nafkah di Papua. Untuk itu, pemerintah harus semakin meningkatkan jaminan keamanan bagi warga negara kita di sana,” ungkapnya.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment