Realitas Oplosan Menuju Kematian Bangsa

Realitas Oplosan Menuju Kematian Bangsa

Realitas Oplosan Menuju Kematian Bangsa

Suaramuslim.net – Beberapa hari ini tragedi kematian pilu dirasakan oleh beberapa anak negeri pengemar minuman oplosan. Rangkaian beberapa kota menorehkan berita pilu serasa disayat sembilu, nyawa meregang melayang, sia-sia tak berdaya. Dimulai dari pusaran daerah Bandung, disusul Surabaya, kasusnya hampir sama, membunuh jiwa.

Oplosan minuman keras yang dilakukan bukan tak mengerti akibat, tapi mereka memang sengaja, dengan harap ini akan menjadi sensasi kematian terencana. Alkohol 96 % dicampur dengan air tanpa ilmu memadai, yang ada hanya kepuasan sensasi menjemput mati.

Ya, oplosan memang tidak selalu membahayakan, ibarat rumus matematika, bila plus dikalikan plus, maka akan menghasilkan plus. Bila plus dikalikan minus, maka hasilnya akan menjadi minus, dan bila minus dikalikan minus maka hasilnya akan menjadi plus, pada plus yang ketiga ini akan semakin jelas kekeliruannya.

Pada oplosan yang menghasilkan kebaikan, maka kebaikan bila bertemu kebaikan akan menjadi kebaikan. Kebaikan bila bertemu kejelekan, maka kecenderungannya akan ada pengaruh yang kurang baik, dan bila kejelekan bertemu kejelekan, maka hasilnya bisa diduga akan semakin jelas kejelekannya.

Realitas Oplosan

Oplosan merupakan gambaran sebuah pertemuan berbagai macam unsur yang kemudian bergabung menjadi satu. Hasil dari oplosan bisa menjadi baik kalau memang diniatkan baik, tapi sebaliknya bila niatnya tidak baik, maka hasil oplosan akan menjadi tidak baik.

Realitas sosial kita sejatinya tidak ada yang benar-benar murni menyatu antara kebaikan dengan kebaikan ataupun kejelekan dengan kejelekan. Realitas sosial kita berada di antara, sehingga kohesitas di antara keduanya akan saling menentukan. Realitas sosial kita sejatinya dididik untuk saling mengalahkan bukan saling melengkapi dan sinergi.

Oplosan yang sejatinya digunakan bisa menjadi sinergi di antara kelebihan dan kekurangan, ternyata diarahkan untuk saling mematikan. Sehingga kalau bicara risiko kematian dalam oplosan bukanlah sesuatu yang mengejutkan, karena memang kematian adalah sesuatu yang disengaja.

Menuju Kematian Bangsa

Realitas politik oplosan kita yang memabukkan dan cenderung mengahalalkan secara, dikuatirkan akan mematikan realitas kita sebagai bangsa. Oplosan antara hukum dan politik, ternyata menjadi alat membungkam kekritisan dan perbedaan pandang membangun bangsa. Padahal kita sudah menegaskan kita Pancasila dan berbhineka tunggal ika.

Belum lagi oplosan antara aparat dan penguasa yang culas, cenderung mematikan kreatifitas anak bangsa. Oplosan antara penguasa dan pengusaha culas, mematikan ruang karya pemuda bangsa, oplosan-oplosan yang mematikan itu mendorong lahirnya para oposan dan pecundang.

Bagi para oposan akan cenderung menyuarakan kebenaran dengan maksud menyelamatkan bangsa dari kematian, sedangkan bagi para pecundang, politik oposan akan menumbuhkan sikap merayap dan menjilat.

Pendidikan Oplosan

Realitas politik oplosan tentu bisa jadi pemantik bagi lahirnya sistem mendidik rakyat dengan cara-cara culas. Pendidikan oplosan akan melahirkan sikap mendidik yang apa adanya, sehingga hanya akan melahirkan beban bagi negara. Pendidikan oplosan hanya akan mengajarkan pendidik yang mengajarkan kata tanpa makna, sehingga kering akan moralitas, melahirkan guru yang hanya menuntut tak bisa merunut.

Akhirnya… Oplosan akan melahirkan sesuatu yang tak baik bagi masa depan bangsa, oplosan hanya akan melahirkan para penjilat yang menghisap uang rakyat.

Menghindari Oplosan

Oplosan merupakan potret ketaktertiban. Oplosan menunjukkan ketaktahuan dan pelanggaran akan sebuah ketentuan. Sehingga menghindari oplosan diperlukan upaya mencari tahu, melakukan keterukuran kerja dan membatasi percampuran yang tak terukur dengan kemampuan bersinergi.

Agar kita dapat menghindari oplosan dalam bentuk apapun, maka kita harus meniatkan untuk bersinergi, di dalam bersinergi ada keterukuran dan saling melengkapi. Semangat menjadi baik adalah sebuah upaya kita untuk menangkal upaya mengoplos kebhinekaan kita menjadi sebuah kematian.

Semoga Allah menyelamatkan bagsa ini dari kaum oplosan yang mematikan kebhinekaan. Aamien

“Dan jangan sekali-kali kalian campur adukkan antara kebenaran kebathilan, sesungguhnya yang bathil pastilah akan lenyap”. (Terjemah QS. Al Baqarah: 42)

*Ditulis di Surabaya, 27 April 2018
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment