Riset Big Data IPOL untuk Pilwali Surabaya: Eri Cahyadi Menyalip Whisnu Sakti

Riset Big Data IPOL untuk Pilwali Surabaya: Eri Cahyadi Menyalip Whisnu Sakti

IPOL Elektabilitas Eri Cahyadi Menyalip Whisnu Sakti

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Lembaga Ipol Indonesia (IT-Research and Politic Consultant) menyampaikan update pemantauan 19 Pilkada Jatim 2020, dengan elemen Big Data di tiga wilayah; Surabaya, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Jember. Berdasarkan perkembangan sampai Kamis (5/12), Surabaya tetap memiliki dinamika paling tinggi dibanding 18 kabupaten lainnya.

Menurut CEO iPol Indonesia, Petrus Hariyanto, dari sejumlah nama yang beredar, Eri Cahyadi menunjukkan tren peningkatan ekspose. Riset iPol sebelumnya, Eri Cahyadi menempati posisi kedua setelah Whisnu Sakti Buana. Kini, Eri di posisi teratas dan mendominasi dengan sentimen pemberitaan yang positif.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya ini dinilai memiliki rekam jejak karier yang tidak jauh berbeda dengan Risma. Sehingga, digadang sebagai salah satu kandidat terkuat. Bahkan, Armuji dan Wisnu cenderung ingin menggandeng Eri dalam pilkada Surabaya agar bisa kembali memenangi Pilwali Surabaya. Selain itu, survei internal PDIP menyebut sosok Eri Cahyadi sebagai salah satu figur yang potensial.

Ekspose Eri Cahyadi saat ini mencapai 2701 dan menyalip Wisnu Sakti Buana (2300). Disusul oleh Armuji (1002), KH Zahrul Azhar As’ad atau Gus Hans (544), Diyah Katarina (299), keponakan Gubernur Jatim, Lia Istifhama (146), M Sholeh (134), Anggota DPD RI Ahmad Nawardi (123), Ketua PERADI Hariyanto (70). Calon lain yang juga bergerak seperti Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Machfud Arifin. Keponakan Menkopolhukam Firmansyah Ali, Ali Azahra, Samuel Teguh Santoso, dll.

Petrus menyebut, fenomena banyaknya calon walikota yang juga struktur PDI Perjuangan, mengindikasikan bahwa siapa pun calon dari PDIP yang bakal dapat rekomendasi akhir nanti, tetap akan menjadikan lawannya akan sulit menang jika tidak ada strategi dan pola pemenangan yang rapi dan diimbangi dari sekarang.

Makin masifnya kemunculan cawali baru di bulan Desember ini, imbuh Petrus, menunjukkan analisa pemenangan berbasis Big Data dan Teknologi Politik makin dibutuhkan. Karena adu strategi dari kandidat baru yang mulai bermunculan tidak bisa dianggap remeh. Karena kampanye politik di era digital atau 4.0, saat ini makin mudah dan cepat dalam membangun popularitas, kesukaan, maupun ketidaksukaan terhadap kandidat.

“Adu strategi, narasi dan kekuatan manajemen pemenangan kandidat mulai diuji di masa pra rekomendasi partai ini. Dibutuhkan kerja terencana, terukur, akurat, terkendali dan terupdate,” kata Petrus Hariyanto dalam rilis yang diterima Suaramuslim.net, Ahad (8/12).

Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment