Saajid Lipham, Bule Amerika Merinding Saat Baca Al Fatihah & Al Baqarah 

Saajid Lipham, Bule Amerika Merinding Saat Baca Al Fatihah & Al Baqarah 

Saajid Lipham, Bule Amerika Merinding Saat Baca Al Fatihah & Al Baqarah 
Saajid Lipham. (Foto: Youtube.com)

Teringat Kejadian WTC, Memori Islam Muncul Kembali

Suatu malam aku berpikir keras tentang ini. Aku merasa sudah mendalam mempelajari Bible. Tiba-tiba aku teringat bahwa aku tak pernah memikirkan Al Quran. Ini adalah dampak dari peristiwa WTC September 2001 saat aku masih SMA. Itulah peristiwa yang mengubah Amerika. Semua berpikir bahwa orang muslim ingin mengubah dunia, ingin membunuh non-muslim dan ingin menguasai dunia. Aku tinggal di dekat kawasan militer Fort Meade. Suasana yang terasa gila dan tegang saat itu.

Jadi aku tidak pernah berpikir tentang Islam sejak itu. Aku juga tidak mengenal orang muslim sebelumnya. Tak ada yang bicara tentang Islam kepadaku sebelum ini. Jadi wajar jika aku menganggap Islam adalah agama teroris.

Namun ingatanku kembali pada masa kecilku. Aku pernah lihat pemain basket Amerika terkenal namanya Kareem Abdul Jabbar. Dulu tanya ayahku, “Nama macam apakah ini?”. Ayahku menjawab bahwa itu nama muslim. Mereka itu muslim. Aku juga tanya tentang Muhammad Ali. Dia juga muslim. Mereka ini pahlawan Amerika. Dan mereka bukan teroris. Tidak mungkin sesederhana itu. Itu kesimpulanku.

Lalu aku membuka komputer dan mencari Al Quran di Google. Aku mulai membacanya versi terjemahan Inggris. Jadi aku tahu pasti ada bahasa aslinya karena ada terjemahan tiap ayatnya. Dengan nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Penguasa hari pembalasan.

Buka Al Quran Online dan Terkejut

Lalu aku baca surat Al Baqarah. Surat setelahnya. Ada terjemahan: “Kitab ini tidak ada keraguan di dalamnya. Petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. Aku merinding seketika itu. Aku menyadari ini pasti Tuhan. Ini sangat jelas. Sejelas matahari di siang hari. Ini yang selama bertahun-tahun aku cari. Aku tahu pasti tiada keraguan di benakku.

Setelah bertahun-tahun mencari buku yang berbeda, mendengar filosofi yang dari banyak orang, membaca terkaan dan kisah-kisah, aku yakin ini bukan karangan manusia. Tak mungkin manusia bisa membuatnya. Inilah kebenaran. Bahwa Tuhan memberi kita kitab. Dia benar menjaganya. Dia memang mengirim petunjuk kepada kita.

Dan tidak hanya itu, semakin ku baca, aku sadar ini mengonfirmasi semua intuisi yang ku punya. Ini menegaskan kembali fitrahku sejak kecil. Memberi tahu kita tentang Tuhan yang Esa. Dia mengutus para nabi, adanya hari pembalasan, akhirat, membicarakan Adam, Musa, Ibrahim, dan Yesus. Semua yang menjadi intuisiku bahkan belajar Judaisme dan Kristen adalah benar, ternyata hanya tersesat. Maka aku temukan konfirmasinya di Al Quran.

Sejak saat itu aku mengunduh Al Quran, membacanya dan bahkan mengunduh Al Quran audiobook dan mendengarkannya. Aku berpikir jika orang di sekitarku melihat ini secara jelas. Keluargaku, teman kuliah, dan tetanggaku. Inilah pesan berasal dari Tuhan. Sering kali mereka tak membacanya. Mereka tak tahu tentang Islam. Aku ingin memberikan Al Quran kepada mereka. Aku ingin mereka membacanya.

Pindah Kuliah ke Jurusan Dakwah & Ushuluddin Univ. Islam Madinah

Saat itulah aku merasa berkewajiban untuk berdakwah, menyeru orang lain kepada Islam. Sebab Allah telah membimbingku, dan aku tahu kondisi orang di sekitarku. Aku berasal dari latar belakang yang sama. Aku tumbuh di lingkungan yang sama. Jika aku tidak menyampaikan pesan ini kepada mereka, maka aku akan dituntut di akhirat kelak.

Dan pastinya semua yang telah berdakwah akan mengerti bahwa Allah akan membimbing siapa saja yang Dia suka. Jadi itu adalah pil pahit yang harus ku telan. Ketika aku berdakwah kepada keluarga dan teman, mereka tidak selalu melihat apa yang ku lihat. Tapi intinya aku tahu tiada keraguan di benakku. Al Quran adalah berasal dari Sang Pencipta.

Sejak itu aku terus belajar Al Quran. Aku mulai banyak bertemu muslim dan baru sadar banyak masjid di Maryland. Bahwa ada orang yang mempunyai pengalaman yang sama denganku. Lalu aku mendaftar ke Universitas Islam Madinah dan aku diterima. Aku habiskan tiga tahun pertama untuk belajar bahasa Arab. Kemudian aku mengambil kelas Dakwah dan Ushuluddin sebagai dasar menyeru manusia kepada Islam. Insyaalah aku akan segera kembali ke Amerika Serikat.

Sumber:
Url: https://www.youtube.com/watch?v=2btqBetCxn0&t=36s
di YouTube Channel: Islam Bersatulah 
dari Channel: Saajid Lipham               

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment