JAKARTA (Suaramuslim.net) – Tidak seimbangnya akses pendidikan antara di kota dan di daerah menyebabkan tidak meratanya kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Staff Khusus Menteri PPN/Kepala BAPPENAS RI Dr. Danang R Ginanjar dalam acara seminar pendidikan yang bertajuk ‘Sinergi Peran Strategi Guru dan Teknologi Menghadapi Era Industri 4.0’ pada Senin (7/10) di Auditorium Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
“Poin utama kenapa Indonesia maju di 2045 adalah adanya bonus demografi. Tapi masih tidak sulitnya akses terhadap pendidikan khususnya di daerah-daerah menyebabkan tidak meratanya kualitas pendidikan,” katanya.
Padahal, lanjut Danang, Indonesia sedang menghadapi revolusi industri 4.0 yang membutuhkan SDM berkualitas dan berkembang.
“Kedepannya enam puluh persen pekerjaan manusia akan digantikan oleh sistem otomasi dan tiga puluh persen digantikan oleh mesin,” tambahnya sambil menggambarkan revolusi industri yang terjadi sejak revolusi 1.0 hingga 4.0.
Sementara itu, untuk menjawab tantangan ini CEO GreatEdu Robert Edy Sudarwan mengatakan, dibutuhkan kolaborasi antara tenaga pendidik dengan perkembangan teknologi.
Masalah sulitnya akses pendidikan ini, kata Robert bisa dijawab dengan menjadikan teknologi digital sebagai jembatan yang menghubungkan antara tenaga pendidik dengan murid.
“Perkembangan teknologi bukan malah jadi hambatan tapi justru jadi jembatan penghubung untuk meningkatkan skill baik guru maupun murid,” ujar Robert dalam acara yang sama.
Menurutnya, saat ini pihaknya sudah mengembangkan aplikasi pendidikan yang dapat menciptakan ekosistem pendidikan digital dengan model crowd learning.
“Aplikasi kami hadir untuk menciptakan ekosistem itu. Jadi para guru yang berkualitas tidak hanya ada di Jakarta dan kota-kota besar tapi di mana pun bisa,” ungkapnya.
“Kita tidak sedang menggantikan tenaga pendidik, tapi ingin berkolaborasi yang salah satunya dengan sistem crowd learning,” pungkas Robert.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir