Sambut Harlah, PBNU Gelar Medsos NU Gathering

Sambut Harlah, PBNU Gelar Medsos NU Gathering

Sekjend PBNU Kesenjangan Ekonomi Bukan Semata-mata Salah Jokowi
Sekretaris Jendral PBNU Helmy Faishal Zaini dalam diskusi PA GMNI yang bertajuk "Siapa Berani Melahirkan Indonesia, Harus Berani Mengawalnya", Senin (22/7) di Cikini, Jakarta Pusat. (Foto: SMNET/Ali Hasibuan)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara Media Sosial NU Gathering di lantai 8 Gedung PBNU, Rabu (29/1). Kegiatan ini dalam rangka menyambut Hari Lahir (Harlah) ke-94 NU.

Sejumlah pembicara hadir untuk mengisi diskusi ini. Mereka ialah Direktur NU Online Savic Ali, Wasekjen PBNU yang juga Pelaksana NU Cash H Muhammad Said Aqil, CEO Kesan Hamdan Hamedan, CEO NUjek Moch Ghozali, dan Founder Alvara Research Center Hasanuddin Ali.

Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengemukakan pentingnya membangun ekosistem digital NU baik untuk kepentingan dakwah, membangun peradaban maupun pengembangan ekonomi.

“Mari kita hidupkan dalam satu nafas. Dari NU, oleh NU, untuk peradaban dunia,” kata Helmy seperti yang dilansir laman resmi NU.

Helmy menjelaskan tatanan dunia hari ini mengalami banyak perubahan yang menantang. Sebagai contoh dalam pengembangan ekonomi. Menurutnya, iuran di lingkungan NU tidak bisa lagi menggunakan cara-cara konvensional, melainkan harus mengikuti perkembangan zaman, yakni lewat aplikasi yang tersedia, seperti NU Care-Lazisnu, NUCash atau aplikasi lainnya.

“Bayangkan saja, kalau 102 juta warga NU yang ada setiap hari urunan seribu rupiahan saja, sehari sudah berapa itu. 102 juta kali seribu perak berapa? 102 miliar 1 sehari. Ini apa yang saya sampaikan sebagai satu gagasan ini bukan sesuatu yang utopis atau mimpi,” tandasnya.

Ia melanjutkan, penguasaan terhadap digital juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Seseorang misalnya membuat status yang berisi kebaikan, maka akan dibaca oleh banyak orang, sehingga kebaikan tersebut tersebar ke banyak orang. Hal itu disebutnya berbeda jika penyebaran kebaikan menggunakan cara-cara manual dan tidak memanfaatkan digital, maka informasi kebaikan atau efek keterpengaruhan atas suatu kebaikan itu tidak luas.

“Maka menurut saya pendefinisian kita dalam konteks dakwah digital, ekonomi digital adalah suatu keniscayaan,” ucapnya.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment