Suaramuslim.net – Anda berminat jadi pemimpin sosial? Sebuah tips Islamic Leadership menawarkan lima kiat normatif bagi siapa pun yang ingin menjadi pemimpin publik atau public figure.
5 Tips Menjadi Pemimpin Publik
Pertama, pemimpin itu amanat. Amanat Allah, amanat kemanusiaan, dan amanat semesta alam. Bukan hadiah, bukan pula warisan. Bukan kolusi, bukan pula hasil nepotisme. Jangan bangga jadi pemimpin bila gagal menunaikan amanat. Tidak beriman pemimpin yang tidak menjalankan amanat. Barang siapa yang tidak menjalankan amanat kepemimpinan, ia akan menuai kutuk, laknat dan hujatan.
Kedua, pemimpin itu keteladanan. Siapkan diri Anda untuk menjadi model, contoh dan teladan nyata. Bukan hasil pencitraan, bukan pula hasil rekayasa oknum yang hendak menjerumuskan Anda. Bukan teladan pura-pura karena hendak menyingkirkan saudara atau sahabat yang lebih kompeten dibanding Anda. Buktikan Anda orang baik, bersih, dan jujur, tidak terlibat korupsi, suap, asosial, asusila, atau kasus berat lainnya.
Ketiga, pemimpin itu loyalitas, kesetiaan, dan ketaatan. Loyalitas kepada Allah Sang Maha Pemimpin dan Rasul-Nya. Loyalitas kepada Alquran dan sunnah Nabi-Nya. Ketaatan Anda kepada Allah dan Rosulullah, Alquran dan Sunnah nabi-Nya itu mutlak alias absolut. Sedang ketaatan Anda kepada manusia, organisasi, institusi dan lembaga itu relatif. Ketaatan Anda kepada hukum-Nya itu totalitas. Sedang ketaatan kepada hukum dan aturan manusia itu kontraktual, kritis, dan kondisional.
Keempat, pemimpin itu kompetensi alias keunggulan. Keunggulan spiritual, intelektual, dan emosional. Keunggulan akademis, empiris, dan teknis. Keunggulan leadership dan manajemen. Keunggulan track record. Bukan keunggulan semu hasil kroni dan konspirasi. Bahkan, dalam kondisi tertentu Anda dituntut memiliki keunggulan ekonomis dan fisik.
Kelima, pemimpin itu khodimul ummat. Pelayan publik! Andalah yang harus melayani demi kemaslahatan rakyat atau umat. Bukan sebaliknya. Layanan Anda itu ladang ibadah dan amal salih. Keikhlasan dan kesabaran Anda adalah kebajikan yang selalu dicatat malaikat. Allah akan mengganjar dengan penuh rahmat. Burung, ikan, dan dedaunan akan menjadi saksi dan mendoakan Anda.
Sekarang yakinkanlah segera. Anda memang layak menjadi pemimpin bukan pemimpi. Bukan pemimpin yang suka berilusi, berfantasi, dan berhalusinasi. Jika demikian, segera tanggalkan baju syahwat kesombongan, kejahilan, dan kerakusan diri Anda selamanya.
Nah, selamat memimpin komunitas, umat atau rakyat. Memimpin diri, keluarga, warga, atau memimpin negeri ini dengan tulus dan fokus. Selamat, rahmat, dan barokah-Nya menyertai Anda.
“Sungguh kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, lalu mereka enggan memikulnya. Mereka khawatir mengkhianati. Dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu amat dholim lagi bodoh”. (QS. Al Ahzab: 72)
Penulis: Abdul Hakim
Editor: Muhammad Nashir
*Ditulis di Surabaya, 12 Syakban 1439
*Praktisi dan Pengamat Pendidikan
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net