Santri Sejati Tak Membakar Bendera

Santri Sejati Tak Membakar Bendera

Pembakaran Bendera dan Menakar Kedewasaan Ormas Islam
(Foto: idnjurnal)

Penulis: Fadh Ahmad Arifan

Suaramuslim.net – “Selamat Hari Santri Nasional Semoga Tambah Saleh dan Berprestasi,” ucap Mokhammad Amin Tohari di Grup WhatsApp MGMP SKI MTs Kota Malang. Tak berselang lama, Rozak membalas, “Kulo mboten nate mondok. Nopo berhak ngaku santri?” (Terjemahan: Saya tidak pernah mondok, apa berhak mengaku santri). Karena belum ada yang berani menjawab pertanyaan Rozak, saya jawab duluan. “Disebut santri kalau sampai detik ini nyantri (mengkaji ilmu pengetahuan) kepada kiai, mursyid bahkan dosen.” Entahlah jawaban itu melegakan hati atau tidak.

Tentang siapa yang layak disebut santri. Ada baiknya mengetahui pendapat Mertua Ulil Abshar Abdala atau yang populer disapa Gus Mus. Mantan Rais ‘Aam PBNU ini lewat akun twitternya memberi pemaknaan bahwa yang namanya santri bukan yang mondok saja, tapi siapapun yang berakhlak seperti santri, dialah “santri”. Jujur, saya sepakat dengan pendapat Gus Mus.

Timbul pertanyaan lagi, bagaimana akhlak seorang santri? “Intinya manut ke kiai, kecuali dalam kemaksiatan,” kata Muhammad Badrus, alumnus Ponpes Al Quran Nurul huda Singosari. Sofyan Afandi M.HI, santrinya Habib Hadi Al-Kaff menyatakan, ”Akhlak santri itu akhlak yang mengedepankan unggah-ungguh (baca: Sikap sopan santun)”.

Perlu diketahui pembaca setia laman Suara Muslim, kini santri sudah berevolusi menjadi Neo Santri. Istilah Neo Santri pertama kali muncul oleh Dr Syafi’i Anwar seperti yang ditulis Yon Machmudi dalam buku berjudul Islamising Indonesia: The Rise of Jemaah Tarbiyah and the Prosperous Justice Party.

Neo Santri adalah muslim kelas menengah yang muncul di era 1990-an. Muslim kelas menengah ini merupakan perpaduan antara tradisionalisme NU dan modernisme Muhammadiyah. Muslim kelas menengah tersebut lantas mendirikan wadah bernama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Jika ditelisik lebih dalam, neo santri muncul dari gerakan dakwah kampus yang dirintis oleh M. Natsir dan Bang Imad. Pihak yang disebut neo santri itu sudah mewarnai parlemen, gerakan filantropi, gerakan islamisasi ilmu, gerakan One Day One Juz, aksi 212 dan masih banyak lagi. Mereka inilah garda terdepan dalam mengidupkan syiar-syiar Islam dengan cara kreatif dan dinamis.

Akhirul kalam, cukup sampai disini pembahasan tentang Santri dan Neo Santri. Saya tutup dengan puisi :

Alhamdulillah kita berjumpa lagi
Dengan peringatan hari Santri
Di tanah yang kupijak ini
Suasananya sepi sekali

Mohon dimaklumi saja
Muhammadiyah tak antusias menyambutnya
Karena hari bersejarah ini sejatinya
Milik warga Nahdlatul ulama

Santri sejati tak membakar bendera
Bendera bertuliskan tauhid yang mulia
Pasalnya itu perbuatan nista
Perlu ditindak tegas secepatnnya

Tiap Muslim adalah santri
Asalkan hormat kepada orang tua dan kiai
Menjadi yang terdepan membela agama ini
Dan mencintai Indonesia sepenuh hati.

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment