Suaramuslim.net – Oh galau… Hidupku jangan kau halau, aktivitasku jangan kau ganggu
Oh galau… Nafsuku jangan kau rayu, pikiranku jangan kau buat kacau
Oh galau… Jangan kau buat hatiku sakit seperti dihantam palu, sehingga semangatku tiba-tiba menjadi kaku
Oh galau… Oh Galau… Oh Galau… Pergilah menjauh dariku, agar hati ini tak lagi ragu
Stop! “Say good bye to galau”. Sekarang buanglah rasa galaumu pada tempatnya dengan mencari solusi. Jangan dibuang pada temannya dengan curhatanmu yang berlapis-lapis yang semakin hari semakin kritis sampai hati jadi pesimis dan waktu pun habis terkikis tanpa ada harapan optimis.
Rasa galau muncul seiring dengan hadirnya masalah karena kebingungan menemukan solusi sampai-sampai ada yang frustasi. Pahamilah! Hidup ini tak mungkin lepas dari masalah. Maka menghadapinya pun tak perlu untuk mengalah. Apalagi hanya diam pasrah yang membuat hidup makin susah tanpa arah.
Satu hal penting yang harus disadari bahwa, masalah hadir untuk dihadapi bukan untuk dihindari. Jika hari ini Engkau hadapi maka esok harinya tak akan lagi menyapamu. Sebaliknya, jika hari ini Engkau lari darinya, maka esok harinya masalah itu akan hadir menyapamu kembali. Ia akan terus mengejarmu sampai Engkau menemukan solusinya.
Orang hebat bukanlah orang yang bebas dari masalah. Namun, orang hebat ialah yang mampu belajar dari masalah hingga masalah itu mendewasakannya. Ia menjadikan masalah sebagai pelajaran bukan hambatan yang menghentikan langkahnya untuk menggapai apa yang diinginkan.
Oleh karenanya, ketika terjatuh dalam masalah jangan menyerah untuk bangkit dengan memanjakan kegalauan di hati. Teruslah berjuang sampai Engkau mampu bangkit dan berjalan melintasi jembatan permasalahan tersebut. Sebagaimana layaknya bayi yang baru belajar berjalan. Ia rela terjatuh berkali-kali walau terkadang harus diselingi air mata karena rasa sakit yang dirasakan. Namun, seiring berjalannya waktu masalah itu pun berlalu.
Bagi bayi yang baru belajar berjalan, ketidakmampuan berjalan adalah masalah. Karenanya, ia tidak pernah menyerah untuk belajar walau harus jatuh berkali-kali. Dan sekarang bayi-bayi tersebut telah mampu berjalan bahkan berlari. Bukankah bayi-bayi itu salah satunya adalah Engkau?
Sekarang, bangkitlah dari lamunan yang panjang. Lamunan yang dapat mencuri waktumu untuk mewujudkan impianmu. Dobrak pintu masalah yang menghalangimu untuk terus melangkah. Singkirkan segala hal yang dapat menghimpit jalan impianmu. Abaikan orang yang mengkerdilkan semangatmu untuk berjuang. Lawan rasa takut. Lenyapkan rasa tidak percaya diri. Buang rasa pesimis. Hancurkan kemalasan yang menghambat impianmu. Benamkan kegalauan yang kerap kali melumpuhkan semangatmu.
Bangun optimisme dalam jiwa bahwa Allah menyertai perjuanganmu. Ketuk pintu langit dengan doa panjangmu di 1/3 malam agar Allah mudahkan urusanmu. Mulailah untuk menyalakan lentera semangat yang menerangi perjalan menuju impian sejati. Tetaplah optimis!
Karena jiwa optimis, sahabat Bilal Bin Rabah tidak tergoyahkan keimanannya walau harus tertindas batu yang besar. Karena jiwa yang optimis, Nabi Musa mampu menundukkan pasukan penyihir Fir’aun di zamannya.
Karena jiwa optimis pula, Muhammad Al Fatih mampu mewujudkan cita-citanya untuk menaklukkan Konstantinopel setelah mendengar hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R. Ahmad bin Hanbal)
Ada pesan indah dari baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi orang yang sering galau agar mampu menaklukkan harapan yang dicita-citakan. “Ketahuilah bahwa kemenangan itu ada bersama kesabaran”. (HR At Tirmidzi)
Allah subhanahu wa ta’ala secara berulang mengingatkan melalui firman-Nya bahwa mereka yang bersabar dan beramal salih akan mendapat kabar gembira berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Sejarah telah membuktikan bahwa jiwa yang optimis mampu menaklukkan sebuah impian. Sesulit dan sebesar apa pun itu. Sekarang giliranmu untuk membuktikannya bahwa Kamu mampu melakukannya.
Dengan kesabarannya, Ibrahim lulus dari ujian Allah untuk menyembelih putranya Ismail ‘alaihissalam yang kemudian diganti dengan seekor domba. Dan kisahnya pun masih terkenang hingga saat ini, setidaknya sekali dalam setahun, yakni ketika hari Raya Idul Adha dengan menyembelih hewan qurban. Dengan kesabarannya menghadapi raja Fir’aun sebagai suaminya, Asiyah binti Muzahim mendapatkan kemulian dari Allah sebagai salah satu wanita yang mendapat julukan sebagai penghulu syurga.
Beberapa kisah di atas cukuplah menjadi pelajaran bagaimana mereka melapangkan dada ketika menghadapai masalah sehingga mampu bertahan dan bersabar. Mereka meyakini bahwa tidak ada satu pun yang terjadi melainkan atas kehendak Allah. Tidak ada tempat untuk mengga tungkan masalah kecuali hanya kepada Allah. Semoga kita semua mampu mengikuti jejak mereka. Sabar terhadap segala kerikil-kerikil permasalahan yang membuat jalan perjuangan ini tertatih-tatih.
Namun, sadarkah bahwa setiap kerikil yang menghalau jalan juangmu merupakan batu loncatan yang mempercepat jalan juangmu? “Say Good Bye To Galau”.
Kontributor: Syahidah Mujahidah
Editor: Oki Aryono