Segera Diputuskan, Vonis Final terhadap Pembantai Muslim Bosnia Radovan Karadzic

Segera Diputuskan, Vonis Final terhadap Pembantai Muslim Bosnia Radovan Karadzic

Segera Diputuskan, Vonis Final terhadap Pembantai Muslim Bosnia Radovan Karadzic
Radovan Karadzic (Foto: rte.ie)

DEN HAAG (Suaramuslim.net) – Mantan pemimpin Serbia Radovan Karadzic akan segera menghadapi putusan akhir dalam kasus genosida muslim Bosnia ketika terjadi Perang Balkan.

Hakim banding PBB pada hari Rabu (20/03/19), akan memutuskan apakah akan menegakkan atau membatalkan putusan bersalah Karadzic pada 2016 atas genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang, serta hukumannya 40 tahun.

Mereka juga akan memutuskan banding oleh jaksa penuntut terhadap pembebasannya atas tuduhan genosida kedua selama perang Bosnia, konflik paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II.

Putusan itu kemungkinan akan mengakhiri salah satu uji coba profil tertinggi yang berasal dari serangkaian perang pada 1990-an yang menyaksikan keruntuhan berdarah bekas Yugoslavia dan kematian sedikitnya 100.000 warga Bosnia.

Karadzic, 73, dihukum pada tahun 2016 karena pembantaian Srebrenica Juli 1995 atas lebih dari 8.000 pria dan anak lelaki Muslim oleh pasukan Serbia Bosnia.

Papan nama korban pembantaian Srebrenica. (Foto: rte.ie)
Papan nama korban pembantaian Srebrenica. (Foto: rte.ie)

Dia juga dinyatakan bersalah memimpin kampanye pembersihan etnis yang mengusir orang-orang Kroasia dan Muslim keluar dari wilayah-wilayah yang diklaim Serbia di Bosnia.

Pada saat naik banding, para jaksa menuntut hukuman seumur hidup dan hukuman genosida kedua atas perannya menargetkan non-Serbia di beberapa kota Bosnia di tahun-tahun awal perang. Sementara itu Karadzic mengajukan banding dan menginginkan pengadilan ulang.

Putusan ini nantinya bersifat final dan tidak dapat ditentang saat naik banding. Hal itu dinilai akan memiliki resonansi besar di bekas jajahan Yugoslavia, terutama di Bosnia, di mana komunitas etnis terpecah dan Karadzic masih dipandang sebagai pahlawan oleh banyak orang Serbia.

Dalam persembunyian selama hampir satu dekade, Karadzic ditangkap dan diserahkan ke pengadilan pada Juli 2008. Putusan akan dibacakan pada pukul 14:00 waktu setempat (13:00 GMT) di pengadilan PBB di Den Haag.

Sebagai pemimpin Serbia Bosnia selama perang negara 1992-1995, Karadzic adalah salah satu tokoh paling senior yang diadili oleh pengadilan kejahatan perang Den Haag.

Kasusnya dianggap sebagai kunci dalam memberikan keadilan bagi para korban konflik yang menewaskan lebih dari 100.000 orang dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.

Komandan militer Serbia Serbia Ratko Mladic juga menunggu keputusan banding atas genosida dan hukuman kejahatan perangnya, yang membuatnya dijatuhi hukuman seumur hidup.

Pekan lalu, luka perang Bosnia dihidupkan kembali ketika terungkap bahwa supremasi kulit putih berada di balik aksi teror di masjid yang menyebabkan sedikitnya 50 muslim syahid di Selandia Baru.

Pelaku serangan, Brenton Tarrant memuji Radovan Karadzic, yang melakukan pembantaian terhadap Muslim di Bosnia.

Saat melakukan aksinya, Brenton mendengarkan lagu dengan sebagian liriknya, “Serigala sedang bergerak dari Krajina. Karadzic memimpin orang-orang Serbia; biarkan mereka melihat dan tidak takut pada siapa pun.”

Orang-orang yang selamat dari perang Bosnia percaya bahwa hakim banding harus mempertahankan 10 vonis dan hukumannya. Delegasi asosiasi ibu-ibu Srebrenica akan berada di Belanda saat persidangan.

“Kami berharap bahwa ia akan mendapatkan (hukuman) yang pantas,” kata Sehida Abdurahmanovic, yang kehilangan 30 kerabat dalam klimaks perang Bosnia, pembantaian 1995 atas sekitar 8.000 pria dan anak lelaki Muslim di Srebrenica.

“Kami mengharapkan (pengadilan banding) untuk mengkonfirmasi putusan tingkat pertama dan bahwa ia tidak akan diizinkan dengan harga berapa pun untuk menghindari tanggung jawab atas genosida,” ujar Sehida.

Karadzic juga diadili karena kampanye yang dirancang untuk mengusir Muslim dan Kroasia dari wilayah-wilayah yang dikuasai Serbia di Bosnia, serta pengepungan Sarajevo selama lebih dari tiga tahun.

Sumber: Voa News
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment