Seni Disiplin Anak: Metode Time-In

Seni Disiplin Anak: Metode Time-In

UNICEF dan Global Child Forum Luncurkan Platform untuk Mengkaji Dampak Bisnis pada Anak-Anak
Membantu anak-anak menyusuri dunia digital dengan aman. (Foto: weforum.org)

Suaramuslim.net – Mendidik anak adalah tugas dari orang tua, mendidik anak juga bukan perkara mudah. Apalagi mendidik anak untuk menjadi disiplin. Beberapa perilaku anak kadang membuat orang tua kesal. Apalagi jika anak tidak mau mengikuti aturan disiplin yang sudah orang tua terapkan di rumah. Banyak cara yang dilakukan oleh orang tua untuk mendisiplinkan anak, salah satunya dengan marah-marah bahkan adapula yang menggunakan kekerasan, misal menjewer, memukul dan lain-lain, karena anak susah dikasih tahu. Hal itulah  yang membuat orang tua jengkel serta menjadi tidak sabar dan akhirnya mengambil jalan pintas dengan melampiaskan amarahnya kepada anak.

Pernahkah para bunda, berusaha menenangkan anak yang sedang marah, menendang, berteriak-teriak dengan mendudukkan anak di sudut ruangan (Time-Out), namun gagal? Anak justru berkali-kali berdiri, berlari dan berusaha keluar dari ruangan tersebut. Akhirnya bunda mengulang Time-Out pada anak. Ya, Time-Out bisa menjadi hal yang sangat sulit dilakukan oleh orang tua. Khususnya bagi bunda yang memiliki anak super aktif. Tak jarang sebagai orang tua, bunda mulai stress tidak tahu dengan cara apa lagi harus mendisiplinkan anak.

Jangan stress dulu bunda, ada kabar baik untuk bunda terkait cara mendisiplinkan anak dengan cara Time-inTime-in memang berkebalikan dengan Time-out. Untuk memahaminya bunda perlu tahu mengapa metode ini cukup efektif dilakukan.

Menurut pakar parenting dr Tina Payne-Bryson dan neuroscientist dr Daniel Siegel dalam The Whole-Brain Childtujuan dari Time-In adalah mengaktifkan salah satu bagian otak yang disebut dengan bagian “otak atas” (upstairs)dan menonaktifkan “otak bawah” (downstairs). “Otak atas” ini berfungsi untuk mengatur empati, mengatur emosi, pemikiran logis dan moralitas. Sedangkan “otak bawah” adalah bagian otak yang lebih primitif dan reaktif.

Dengan mengaktifkan “otak atas”, “otak bawah” yang lebih reaktif ini akan tergantikan fungsinya. Sehingga diharapkan anak lebih bisa mengatur emosi, memiliki pemikiran logis, mengatur empati, dll. Metode Time-In sendiri dipercaya mampu mengaktifkan “otak atas” ini.

Melalui metode Time-In orang tua diminta untuk memberikan ketenangan, kelembutan dan empati pada anak walaupun anak sedang sangat marah (tantrum). Melalui cara ini bunda bisa mengajak anak untuk ikut mengaktifkan otak bagian atasnya.

Misalnya saat anak tantrum, raihlah anak, pangku dia dan ajak ke ruangan lain yang lebih tenang. Sebaiknya ambil beberapa krayon dan buku gambar dan ajak anak untuk menggambar atau melakukan aktivitas lainnya. Namun, jika bunda dan anak sedang tidak berada di rumah, dekapan atau pelukan bunda bisa cukup menenangkan anak.

Setelah anak merasa tenang segera ajak anak memikirkan kesalahannya, dengan bertanya, misalnya “Apa tadi adek lihat wajah Nina? Dia kelihatan sedih karena cubitan adek tadi. Gimana ya supaya Nina tidak sedih lagi?”

Tanyakan hal ini agar anak mampu mencari solusi dari permasalahan yang ditimbulkannya. Anak juga harus belajar bahwa Ia perlu memperbaiki kesalahan yang dibuatnya. Jika anak belum mampu memberi solusi, tawarkan suatu solusi untuk membantunya. Misalnya, “Apakah dengan minta maaf Nina tidak sedih lagi? Jika jawaban anak Bunda“Iya”, maka lanjutkan dengan, “Tapi janji sama Bunda lain kali kalau adek sedang marah, adek bisa bilang kepada teman, ‘maaf aku sedang marah’, lalu adek bisa pergi. Atau adek bisa ambil napas dalam-dalam saat adek sedang marah.”

Situasi tertentu bisa bunda alami saat menjalankan metode Time-In untuk anak. Misalnya anak menjadi sangat marah hingga memukul bahkan berteriak. Nah, tips berikut bisa menjadi solusi.

Jika Anak Tantrum, Memukul atau Berteriak

Usahakan untuk tetap tenang dan jangan terpancing emosi. Bunda tidak hanya cukup memeluknya, namun ajak anak di ruangan lain dan ambilah jarak darinya. Katakan pada anak “Bunda tidak mau dipukul adek, makanya Bunda akan menjauh sebentar. Tapi kalau adek sudah tidak marah lagi bunda akan memeluk adek.”

  • √ Jika Anak Menolak Time-In

Beberapa anak mungkin saja menolak Time-In. Misalnya anak menolak untuk melakukan aktivitas lain seperti menggambar atau mewarnai. Namun, usahakan untuk tetap konsisten melakukan Time-In. Alih-alih meminta anak untuk melakukan aktivitas lain, bunda juga bisa hanya memeluk anak, berbicara lembut dengannya atau sekedar bernyanyi bersama. Aktivitas ini dipercaya mampu menenangkan anak. Aktivitas lain seperti mengajak anak melompat atau berlari-lari juga bisa membantu anak untuk tenang.

Anak Tidak Mau Memikirkan Ide Untuk Menyelesaikan Masalah

Jika anak bunda tidak mau memberi solusi dari permasalahan yang dihadapinya atau anak bunda terkesan kurang kooperatif dalam mencari penyelesaian masalah, ini berarti anak masih belum tenang. Katakan padanya, “Bunda tetap di sini sampai adek siap memikirkan solusi lain” atau “Sepertinya adek masih marah, lebih baik sekarang adek tidur siang dulu.”

Anda Memiliki Anak Lain untuk Dijaga

Beberapa bunda kadang tidak memiliki waktu untuk melakukan Time-In karena sedang memiliki bayi atau anak lain yang harus selalu diawasi. Nah, jika bunda masih memiliki bayi, sebaiknya tetap lakukan Time-In dengan catatan berikan anak yang membutuhkan Time-In hanya beberapa menit dari waktu bunda. Kemudian bunda bisa kembali menjaga bayi bunda. Baru setelah anak yang perlu Time-In tadi tenang segera kembali untuk tahap penyelesaian masalah.

Anda Sedang Tidak Berada Di Rumah

Time-In tidak hanya bisa dilakukan di rumah. Time-In juga bisa dilakukan di luar rumah dengan cara selalu mempersiapkan tas yang berisi krayon, buku gambar, kertas dan benda lainnya yang bisa menenangkan anak.

Manfaat Time-In :

  • Anak belajar perilaku apa saja yang tidak dapat diterima
  • Belajar pengendalian diri dan tanggung jawab atas perilaku tertentu
  • Anak belajar mencari solusi dari suatu permasalahan
  • Hubungan antara orang tua dan anak tidak akan rusak
  • Anak tidak akan merasa dirinya adalah orang yang buruk
  • Time-In bisa menjadi solusi mendisiplinkan anak selain Time-Out. Melalui Time-In, anak tidak hanya belajar untuk mengendalikan diri saat marah, namun anak juga didorong untuk mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan yang dibuatnya sendiri.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment